FF BTS long road CHAPTER 8


Ff Bts “ long road” ( 17+)
Chapter 8


Genre:
-         Scool life
-         Romansa
-         Hurt
-         Yadong (lewat doang)

Main cast :  - Min vivi               ( OC )
-  Jeon jungkook    (Jungkook) BTS
-  Park jimin           (Jimin)        BTS
-  Min yonggi         (Suga)         BTS
-  Park nana            (OC)
-  Kim taehyung      (V)              BTS

Cast:           - Oh sasa                (OC)
- Kim seokjin        (Jin)            BTS
-  seo yuri              (OC)
- Kim namjon        (Rapmon)   BTS
- Jung Jaehyun      (NCT)
- go salsa               (OC)
- Jung rara             (OC)
- Jo hoseok            (Jhope)       BTS
- Oh nary               (OC) 
- Choi raine           (OC)
- And other 

Bersama lagi dengan suflo yeoja yang tak pantang menyerah walau banyak yang menghina (sadis :) ), oh iya suflo gal lupa untuk ngingetin bahwa suflo itu Cuma manusia biasa, yang punya salah dan dosa, jadi apapun yang ada di ff ini salah suflo minta maaf sebesar-besarnya. maaf jika typonya buanyak banget pada dasarnya suflo udah melakukan yang terbaik. langsung saja oke...



Vivi pov

“kau mau ikut ke aparatemen baruku?”, aku melongo mendengar kata-katanya. tak hanya mataku bahkan rasanya lidahku terasa kelu.

“eh???”, mataku masih melotot melihatnya berkata sangat serus, ‘apartemen?’ apa maksudnya?.

“kenapa bingung seperti itu ikut atau tidak?” ketusnya dingin. aku masih terdiam meninmang nimang ajakannya. ayolah ke apartemennya?.

“apartemen?, lalu bagaimana dengan rumahmu?” tanyaku, dia hanya berdengus kesal mendengarnya. kenapa juga dia tiba-tiba mutusin untuk tinggal di apartemen?.

“aku punya alasan kenapa aku pilih tinggal di apartemen sendiri..., mau ikut tidak?,  sebentar lagi hujan” lagi-lagi nadanya terdengar kesal. jika aku tak meluruskan hubungan ini, masalah ini takkan pernah selesai.

“ba..baiklah... aku ikut” ucapku ragu, aku harus tau apa maksudnya mengajakku ke apartermennya, sekaligus menyelesaikan masalah ini. dia lalu berjalan ke arahku dan menarik tanganku sepihak untuk mengikutinya.

tentu saja aku hanya pasrah mengikutinya, kami terus berjalan hingga berhenti di depan moge hitam mewah yang terparkir di depan sebuah toko.

“kau baru beli motor?” tanyaku sambil menatapnya tajam mencoba mencari tahu apa yang dia pikirkan.  pertama wanita malam, apartemen dan sekarang moge? Sebenarnya berapa jauh aku tak mengetahuimu?.

“berhenti bicara dan naik” hanya itu yang ia ucapkan. hatiku terasa sedikit sakit apalagi dengan perlakuannya yang kasar padaku.
aku hanya mengangguk karna sudah malas dengan sekapnya yang kasar.

Setelah beberapa menit kami mengendarai motor, kami berhenti di sebuah apartemen mewah yang cukup dekat dengan sekolah. tanpa mengatakan apapun dia langsung memarkir mogenya dan masuk tanpa mempedulikannku, menyebalkan! sebenarnya siapa yang mengajak disini?.

Aku mengikutinya malas, kami berjalan menaiki life hingga sampai di lantai teratas, aku hanya memandang punggungnya dari belakang, tak ada niatan untuk berjalan beriringan dengannya.

 tak butuh waktu lama kami sudah sampai di depan apartemennya, dia segera membuka sandinya dan masuk kedalam. kulirik setiap sisi apartermennya dengan seksama,  sudah ku duga didalamnya sangat rapi. aku sangat kenal jungkook, dia adalah penggila kebersihan.

“sedang apa kau di sana gak mau masuk?” dia menatapku datar. kuhembuskan nafas jengah lalu masuk kedalam dengan wajah kesal.

“eoh” aku segera masuk dan duduk di sofa, sepertinya  banyak terdapat prabot yang tertata sangat mewah disini sekali lagi tidak menghilangkan kesan seorang namja.

“kau ingin minum apa?”tanyanya sedikit melunak.

“emmm..., apapun yang manis”jawabku seadanya, aku berusaha tersenyum dan menampik semua yang aku pikirkan.

 dia segera pergi ke dapur untuk mengambilkanku minuman, aku ingin melepaskan kecanggungan ini secepat mungkin. ku coba untuk menyalakan tv, sebenarnya aku benar-benar tak berniat menonton tv. apalagi dalam keadaan seperti ini, tapi setidak nya aku ingin kecanggungan ini berakhir, walaupun saat ini aku hanya melihat kartun yang menurutku geje apalagi kalau bukan ulet-ulet merah dan kuning yang rebutan sosis larva.

tak berapa lama  Jungkook datang membawa segelas jus jeruk dan menyodorkannya padaku, lalu duduk di sampingku. entah mengapa aku merasa sejak tadi dia terus menatapku, kucoba menalihkan pandanganku dengan terus melihat ke arah tv. tapi sekali lagi hatiku terasa berdebar. 
apalagi aku hanya disini berdua dengannya, aku bahkan tak berani menatapnya.

“aku tak tau harus bagaimana” keheningan berhenti ketika dia mulai bicara, aku mulai memberanikan diri untuk menatapnya matanya yang menjadi sedikit sayu.

“aku sudah berusaha melepaskanmu, tapi kenapa aku benar-benar tak bisa?“ pekiknya parau, aku terhenyak. kenapa dia bicara seperti itu?, apa yang dia maksud?.

Dia menggeser duduknya untuk semakin dekat denganku. sementara aku hanya mematung ditempat tak tau harus apa. Dia segera mendorong dan menghimpitku ke tepi tembok, aku benar-benar tak tau apa yang akan dia  lakukan, dan apa yang berada dipikirannya.

“jungkook apa yang kau lakukan”

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------

Autor pov

Nana dan nary memutuskan untuk membeli perlengkapan untuk besok, bersama sasa yang ditemani salsa, apalagi kalau tidak mempersiapkan baju pantai.
Mereka memasuki toko baju renang yang cukup terkenal untuk membeli beberapa perlengkapan ke pantai.

“nah ayo cepat pilih yang kalian mau, kita harus tampil mempesona besok” nary tersenyum riang kearah mereka, mereka bertiga hanya saling pandang tak mengerti yang maksud nary.

“onie, bukankah kita akan memakai baju renang yang biasa saja” ucap sasa polos sambil menatap malas ke arah kakaknya.

“adikku yang sangat cantik, sebagai seorang yeoja kalian harus tampil mempesona untuk namja yang kalian cintai araci” tutur nary sambil memilah milah baju untuk dikenakan besok.

“ehh?, kau mau tampak mempesona didepan siapa”tanya nana bingung. Nary hanya diam tak menjawab, dia tak mungkin bilang ia ingin tampil menarik di depan seokjin.

“tak penting siapapun boleh, cepat milih yang seksi nana-ya, besok kau ingin tampil seksikan didepan taehyung kan? dan kau sasa-ya kau ingin memukau di depan si brengsek itukan?” katanya dengan penekanan kata berengsek, sementara sasa memilih mendengus kesal.

“kami sudah berakhir” pekik nana getir, hening hanya itu yang menggambarkan keadaan saat ini. serentak semua menoleh ke arah nana, nana hanya diam menatap kedepan dengan tatapan kosong, tak ada satu katapun yang keluar nya.

“onie apa yang kau katakan?” sasa berusaha untuk mengerti apa yang dimaksud nana,

“apa harus ku ulangi sasa-ya? Aku dan taehyung sudah berakhir hari ini, apa harus kuulangi lagi?” nana tersenyum pilu, mungkin dia benar-benar tak ingin membahasnya sekarang. semua tetap diam dan mematung mendengarnya.

Sasa merasa ini tak benar dan tak akan pernah benar, meskipun ada di dalam hatinya yang senang mendengarnya tetap saja, mana mungkin ia bahagia saat mereka putus?.

 sasa mencengkram pundak nana dengan kuat dan menatap nana tajam, mencari kebohongan dari mata bulat nana, tapi semua sia-sia yang ada di mata nana saat ini hanya tatapan kosong.

“onie jangan seperti ini! taehyung sunbae sangat menyayangi onie!  dia pasti tak bermaksud seperti itu, pasti ada sesuatu yang salah iyakan?" benatak sasa dengan nada tinggi.

“bukan dia yang memutuskan, tapi aku” tubuh sasa terasa lemas mendengar jawaban dari nana.

“sasa-ya sudahlah, dia pasti tau apa yang dilakukan” nary mencoba untuk menenangkan sasa, dia tau pasti masalah ini sudah diputuskan baik-baik oleh nana.

“tapi...”

“aku tak ingin membahasanya sasa-ya, lebih baik kita cepat membeli baju dan pulang, oh ya satu lagi, ku rasa dia lebih pantas untuk mencari yeoja yang lebih baik dari pada ku”, jawab nana getir sambil menatap sasa lalu pergi ke sisi lain toko untuk memilih bikini, sementara sasa hanya diam seribu bahasa.       
                                                                     
-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------

Yuri terus berjalan menyusuri jalan, hari ini dia tak ingin naik mobil pribadinya. yang dia butuhkan saat ini hanya sendiri, berjalan sendiri membuat hatinya tenang.

Dia berhenti di sebuah supermaket, tempat pertama kali dia bertemu yoongi menatapnya dalam-dalam, mengingat tiap menit yang ia lalui bersama yoongi. tubuhnya terasa bergetar. air mata yang ia tahan sejak tadi tak kuasa lagi ia tahan.

“sial...” butiran air mata jatuh satu demi satu, melihat hidupnya yang hancur hanya karna seorang namja yang bahkan tak pernah melihat ke arahnya. ironis bukan?.

“apa air mata itu untukku?” yuri terhenyak, ia segera menoleh ke sumber suara yang sempat membuatnya kaget, suara itu terdengar sangat familiar di telinganya.

mata yuri terbuka sempurna, bahkan rahanyanya terasa kelu.Yuri segera memalingkan mukanya ke sumber suara tadi. kakinya lemas, mukanya pucat megetahui siapa yang berada di hadapanya sekarang ini.
yoongi segera melangkah maju mendekatinya, menaruh tangannya di pundaknya, lalu menatapnya dengan semua yang ia punya.

“kau benar aku ini egois, kasar, dan sangat jahat” ucapnya, yuri tak sanggup berkata apa-apa, dia diam menatap yoongi dengan terus menagis pilu hingga terisak-isak, untuk pertama kalinya yoongi bebicara dengan nada parau seperti itu. hatinya terasa perih tanpa luka.

“kau tau, aku tak tau kenapa aku menerimamu di hidupku...,  sebelum itu kau harus tau, aku mencintai orang lain” kaki yuri sangat lemas mendengarnya ingin ambruk saat ini juga.

dengan cepat yoongi membalikkan tubuh yuri kearahnya, menatapnya dengan tajam.

“aku sangat egois, walaupun aku tak tau dengan perasaanku saat ini, aku tak ingin kau pergi menjauh dariku, berjalan tanpa menatapku, dan tersenyum tanpaku”

“kau tau yoongi oppa, itu benar-benar egois dan bahkan kau tak ingin aku bahagia?” ucap yuri serak, yuri tak kuat lagi jika terus seperti ini.

“benar...,  mianhe kau boleh membenciku tapi tolong jangan menjauhiku” tutunya penuh arti, mata yoongi merah bukan karna marah tapi karna menahan  air mata.

“ak..aku..., kau benar-benar jahat” yuri memukuli dada bidan gyoongi dengan tetap menangis terisak-isak, sampai ia sadar bahwa saat ini yoongi sudah menariknya ke dalam pelukannya, pelukan yang sangat hangat. yang baru pertama kali ia rasakan.

 yoongi melepasakan pelukannya dan mencium yuri lembut, sangat lembut hingga yuri terus menanggis.
Hujan turun sedikit demi sedikit semakin deras, tapi mereka tak berniat sedikitpun untuk pergi.

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------

Posisi vivi saat ini sangat berbahaya, dia dihimpit oleh jungkook. apalagi dengan keadaan apartemen yang terkunci dan hanya mereka berdua.

secepat mungkin jungkook mulai mencium bibir vivi ganas, bibir mungil vivi sudah  menjadi candu baginya, sementara vivi terus menatap jungkook tak percaya. jadi ini yang ingin dilakukan jungkook saat mengajaknya ke apartemen barunya?.

Ciuman jungkook semakin kasar, dada vivi terasa bergemuruh. ada perasaan takut bercampur rasa rindunya pada jungkook.

jungkook sama sekali tak mempedulikan keadaan vivi yang tak bisa bernafa, jungkook tetap melanjutkan apa yang dia lakukan.
Dengan sekuat tenaga vivi menahan jungkook dengan kedua tangannya, vivi cukup kuat untuk ukuran gadis mungil, tapi dia hanya bisa menahan jungkook bukan membuatnya pergi dari tubuhnya.

“kau gila jung jungkook!!!???” vivi berteriak sekeras mungkin sampai suaranya terdengar di berbagai sudut apartemen.

“kau benar aku sudah gila” ucapnya, jungkook segera menyingkirkan tangan vivi yang menahannya, dan memegannya erat. lalu kemabil mencium bibir vivi lagi dan lagi, bibir vivi terasa sangat kebas sekarang ini, jungkook semakin memeperdalam ciumannya. tangan nakalnya berhasil membuka beberapa kancing baju vivi, yang masih menggunakan baju sekolah.

akal sehat vivi beteriak memberontak, tapi kenapa pikiran dan tubuhnya tak sama. tubuhnya serasa tak bisa bergerak, seperti ingin di sentuh oleh jungkook.

Jungkook menurunkan ciumannya di leher vivi, tak seperti sebelumnya, air mata vivi sekarang tak terbendung lagi, dalam pikirannya kini hanya ada jimin. apa yang dipikirkan kekasihnya jika dia mengetahui jika ia disentuh namja lain.

Sekarang vivi sudah tak tau harus bagaimana lagi, tangan jungkook sudah meremas remas dada vivi. yang membuanya meleguh keras.

“ahk... jebal jungkook hentikan sekarang, kenapa kau jadi seperti ini?, apa ini karna aku?” suara isakan tangis vivi terdengar semakin menjadi-jadi. ia benar-benar sudah tak tau harus apa.

Drrr drrr

Suara ponsel vivi bergetar dari tas vivi yang dibiarkan tergeletak di meja, ingin sekali vivi mengangkat tponselnya apalagi jika itu jimin. setidaknya ia ingin memberitahu jimin apa yang telah terjadi.

Jungkook mulai melepaskan vivi, tapi masih dalam keadaan mengunci tubuh kecil vivi. dia mencoba meraih ponsel vivi, ternyata benar yang memanggil vivi saat ini adalah jimin, entah apa yang ada dipikiran jungkook dengan cepat ia mengangkat ponselnya dan menaruh di terlinga vivi.

“yeoboseo changi-a kau ada dimana?” suara jimin terdengar sangat khawatir, tentu saja vivi ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi mana mungkin ia melakukannya? itu sama saja menginginkan mereka berkelahi sampai mati.

“akuhh sedangmmpt di rumahsst temannn changgi a” dengan susah payah vivi menahan isakan desahanya, dan menatap jungkook dengan tatapan sayu. jungkook hanya membalasnya dengan senyum sinis, benar-benar menakutkan.

Tanpa menutup telfonnya jungkook dengan cepat mencium vivi lagi, jimin mendengar samar-samar suara namja, dan suara kecup mencencup yang nyaring ditelinganya.

 dia yakin sekali jika yang sedang bersama vivi itu jungkook, dia menelfon vivi karna khawatir, jimin sempat melihat vivi pergi dengan jungkook.

“berhenti!!!, atau aku akan membunuhmu!!!” teriak jimin penuh emosi, belum pernah vivi mendengar jimin semarah itu, dia segera mematikan telfonnya. nada bicaranya benar-benar bukan main main, dengan semua kekuatannya vivi berhasil mendorong  jungkook hingga melepaskannya.

Vivi segera mengusap kasar ari matanya dan membenahi dirinya sendiri yang sangat berantakan. dengan air mata yang masih terurai dia meraih tas nya lalu pergi secepat mungkin. vivi berhasil sampai ke depan pintu, sebelum dia pergi dia menatap jungkook dengan seluruh kebencian.

“aku benci kau jeon junkook !!!” teriaknya.

Jungkook tertegun melihatnya, selama 10 tahun belum pernah jungkook di tatap dengan tatapan itu oleh vivi. setelah puas menatapnya dengan tatapan benci vivi segera berlari pergi, meninggalkan jungkook yang masih dia tertegun.

Vivi berlari dengan terus meneteskan air mata, hancur sudah semuanya, berani sekali jungkook menyentuhnya, vivi terus berlari hingga dia sudah sampai di depan apartemen jungkook.

Ternyata jungkook sejak tadi sudah berlari mengajarnya dibelakang, yang dengan cepan menarik tangan vivi lalu menatapnya.

“vivi kumohon dengarkan aku dulu” jungkook mencoba menarik tangan vivi sekuat tenaga, vivi mencoba melepaskanya secara paksa, suara jungkook terdegar sangat parau saat ini sementara vivi terus menangis.

“lepaskan!!!, jadi kau mau melakukannya lagi ha??, kau bukan jeon jungkook yang ku kenal!!!”, mata jungkook sekarang merah, bukan karna ia sedang marah melainkan menahan air matanya. 

“aku tau kau marah, aku tau aku kelewatan, aku tau semua itu...” jungkook menghela nafasnya panjang, memberikan jeda pembicaraannya.
sementara vivi menatap jungkook tajam, jungkook menitikkan beberapa tetes air mata dan menghapusnya dengan kasar.

“kau boleh memukulku, atau melakukan apapun yang kau suka, tapi ku mohon jangan mengatakan kau membenciku, hatiku rasanya sangat sakit mendengarnya” ucapnya parau, sekarang vivi hanya terdiam menatap jungkook dengan mata bengkaknya habis menangis.

“aku sangat frustasi.... tak tau apa lagi yang ku lakukan, hingga muncul pikiran ini di otakku, tak ingin sekalipun di pikiranku menyakitimu apa lagi merusak masa depanmu, aku tau aku ini namja brengsek..., tapi setidaknya jangan menatapku dengan tatapan itu kumohon...”, suara jungkook sangat lembut dan sangat meneysal sekarang ini.

Bruakk 

Pukulan keras mendarat dipipi jungkook hingga membuatnya ambruk ke tanah, sudut bibirnya sekarang mengeluarkan darah, namja yang telah memukulnya itu terlihat sangat marah.

“brengsek kau!!!...., kau pikir sekarang ini aku bisa membiarkamu!!!??” jimin menarik paksa jungkook dan memukulnya bertubi-tubi.

 tapi kali ini jungkook sama sekali tak membalasnya, dia hanya diam menerima setiap pukulan jimin seperti menerima kalau ini memang kesalahannya.

“changgi-a hentikan”, vivi sudah tak kuat rasanya melihat jimin memukul jungkook lagi, keadaan jungkook sangat miris sekarang ini. jimin menatap vivi dingin, belum pernah dia merasa jimin sangat marah hingga seperti ini, benar-benar seperti bukan jimin yang ia kenal, namja baik yang selalu tersenyum.

Jimin segera menghentikan pukulannya, dan menarik tangan vivi dengan kasar, jungkook hanya melihat kepergian mereka 

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------

Esok hari,

Rombongan sudah sampai ditujuan pantai busan yang sagat indah, untuk sampai disanapun memerlukan waktu beberapa jam dari seoul. setelah beberapa menit chack in di hotel dan berganti baju, rombongan menuju ke pantai yang berada di depan hotel.

“wah benar-benar menyenangkan , iyakan onie?” sasa berlari seperti anak kecil, mengetahui kalau dia sudah sampai ke pantai busan, sambil menenakan takini (sejenis bikini lebih tertutup perpaduan tanktop dan rok sangat mini ) berwarna pink dan semakin membuat sasa semakin manis.

hari ini entah bagaimana dia ingin menghibur nana dan taehyung. Tak seperti sasa dan nary yang terlihat sangat bahagia, nana hanya menatap ke laut dengan tatapan kosong.

 padahal dia sedang memakai swim-gaun ( bikini lebih tertupup menetupi bagian perus sampai paha bagian atas, berwarna biru muda), begitu juga dengan vivi yang juga hanya melamun tak mengatakan apa-apa bahkan sejak di bus.

ia sedang memakai bikini two price yang terlihat sangat seksi dengan aksen warna hijau muda, tapi vivi lebih suka memutupinya dengan  selendang tipis biru laut didepan dadanya.

Sebenarnya nary dan sasa mengetahui apa yang terjadi dengan nana, tapi mereka memilih diam dengan keadaan itu.

“ya kalian berdua gak mau ikut ke sini, udaranya sangat segar lho”nary berteriak dari kejauhan mengenakan bikini berjenis two price coklat pastel yang dibiarkan terbuka. sebenarnya nary sedikit risik mengenakannya karna tak biasa menggunakan hal-hal seperti ini, apa lagi baju yang sangat terbuka seperti bikini, tapi hari ini ia ingin menunjukan sisi lain dari dalam dirinya kepada seokjin (enggak banget deh).

“ada apa vivi-ya ada masalah?, kau bahkan tak berbicara sedikitpun sejak di bus tadi...” ucap nana membuka pembicaraan, vivi lalu tersenyum ke arah nana.

mereka berdua memang sedang duduk hanya berdua di tempat duduk yang memang sudah di siapakan untuk para pengunjung pantai.

“anyeo, pikirkan dirimu sendiri dulu, kau sendiri kenapa?” tanya vivi sambil menatap nana dingin, seperti mengatakan dia tak ingin digangu oleh siapapun.

“kau selalu bisa mengalihkan pembicaraan, hah...” nana menhela nafas berat menatap ke laut biru yang sangat indah baginya.

Dari kejauhan nary dan sasa sedang meninikmati keindahan pantai bersama siswa lainnya, liburan kali ini memang semua siswa dari semua tinggkat ikut liburan, makannya pantai terlihat sangat ramai.

“sasa-ya mana temanmu? Siapa sih namanya? Oh iya silsa atu selsa, Bukannya dia tadi bersama kita”

“onie, sepertinya penyakit lupamu semakin parah, namanya itu salsa bukan silsa atau selsa, dia ingin membeli minuman dingin katanya” umpatnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

 -------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------


Salsa pov

Malas sekali rasanya, aku ingin membeli minuman dingin lalu kembali ke hotel saja. 

aku berjalan ke sebuah mesin minuman yang berada di bagian selatan pantai.
Segera mungkin aku memasukkan koin dan mengambil minuman, aku benar-benar malu memakai baju semini ini, walaupun ini bukan baju bikini yang terbuka tapi tetap saja ini hilter ( sejenis bikini yang menutupi bagian dada terus sampai atas paha berwarna biru tua).

“bukannya kau yeoja yang menumpahkan minuman  kepadaku?” suara seseorang dari arah belakang, suara yang ingin sekali aku hindari malah sekarang berdiri di sampingku, kenapa ada yoongi sunbae di sini?.

“anyeo, sunbae pasti salah” aku harus secepat mungkin pergi dari sini, aku mencoba menutupi wajahku dengan slendang tipis yang sempat aku bawa, aku segera membalikkan tubuhku dan bersiap untuk pergi sampai tangan ku ditarik olehnya.

“mau kabur? Jangan harap, sekarang belikan aku makanan!, hari ini kau jadi pesuruhku... cepat!!” perintahnya,  apa!!! Pesuruh dia gila! bagaimana bisa liburan yang menyenangkan ini menjadi sangat menyedihkan seperti ini?.

“ta..tapi sunbae” mohonku sambil mencoba untuk menatap matanya, walaupun aku masih sangat ketakutan dibuatnya.  seharusnya aku tau sedang berhadapan dengan siapa, sunbae jahat yang tak tan pernah bisa melepaskan mangsanya.

“kau tak mau pergi?”

“baik lah sunbae” akhirnya dengan berat hati kuiyakan permintaanya, dari pada aku mati disini, lebih baik aku cepat melakukan yang ia mau.

“bagus anak pintar, ku tunggu kau disana” dia menunjuk ke arah tempat anak-anak basket berkumpul, dia mengangkat bibir kirinya sinis, dan berjalan pergi.

Menyebbalkan! Ingin sekali aku menendangnya, lebih baik aku cepat.

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------

Author vivi

“bagaimana hubunganmu dengan yoongi? yuri-ya?” raine berusaha memecah lamunan yuri yang saat ini sedang menatap jauh ke arah laut, yuri dan raine memakai two price berwarna unggu dan hitam.

“entahlah, dia bilang mempunyai orang yang ia cintai, tapi dia tetap ingin aku ada di sisinya, benar-benar gila ya?” yuri menatap raine dengan senyum yang terkesan dipaksakan, tak ada yang bisa dialakuakn raine selain hanya memandang yuri prihatin.

“lalu bagaimana keputusanmu” raine diam menunggu jawaban yuri.

“kau tau aku ini yeoja bodohkan?, aku tak tau bagaimana hubungan ini akan berjalan, tapi yeoja bodoh seperti aku hanya mengharapkannya mulai mencintaiku? Bodohkan?”

“aku tak tau harus berkata apa, tapi aku akan mendukung apapun yang kau lakukan yuri-ya sebagai seorang  teman” raine berusaha tersenyum untuk menghibur yuri, sementara yuri hanya tersenyum simpul setidaknya ia mempunyai teman seperti raine, yeoja yang baik yang selalu ada untuknya.

“gomawo raine-a kau selalu berada di sisiku, aku sangat senang, lalu bagaimana dengan dirimu sendiri? “ kata yuri.

“apa?, tak ada yang terjadi”

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------

Nana dan vivi masih duduk tanpa melakukan apapun, sampai anggin kencang menerpa mereka, rambut coklat panjang vivi terbang karna di biarkan terurai, nana melihat suatu ke anehan yang ada di leher vivi, seperti bekas merah kebiruan yang terlihat jelas dimatanya.

“vi dilehermu kenapa?” tanya nana melotot ke arah vivi yang hanya mengalihkan tatapannya sepert ingin menghindar.

“ini digigit semut nana-ya” vivi berusaha untuk menutupi lehernya lagi.

“kau bohong, itu bukan digigit semut tapi tanda yang di berikan seseorang!, siapa? apa jimin?” sanggah nana, mata vivi terasa berat memandang nana yang terus memandangnya mencari kebenaran.

“mana mungkin jimin melakukannya, ini benar-benar digigit semut”

“kau tak usah bohong min vivi!, dulu seokjin sunbae juga meniggalkan tanda seperti ini kepadaku, cepat katakan ada apa?”
Tak ada pilihan lain sekarang ini selain mengatakan apa yang sebenarnya terjadi tadi malam.

Flasback

Jimin terus menarik tangan vivi pergi dari jungkook, vivi sangat ketakutan dia takut kalau jimin sangat marah padanya, apalagi melihat dia menarik paksa tangannya saat ini. dan berhenti di sebuah gang yang sepi, jimin melepaskan tangan vivi dan menatapnya dalam-dalam.

“katakan apa yang sudah dilakukan brengsek itu padamu!!!???” jimin berteriak ke arah vivi, yang tak sanggup berkata apa-apa bahkan tak sanggup menatap mata jimin dan memilih terus menganggis.

“apa kau tak dengar!!!??? apa kau tuli!!!.... cepat katakan!!!” teriak jimin dengan seluruh emosinya, tubuh vivi sekarang gemetaran ketakutan, belum pernah dia merasakan takut yang seperti ini.

vivi memilih terus menangis dan menatap kebawah tanpa mengatakan apa apa, yang dia lakukan Cuma  menggeleng-gelengkan kepalanya.

“kenapa diam saja???!!!, ya!! Min vivi apa dia sudah...” jimin tak kuat meneruskan perkataanyanya, sementara vivi hanya terus menggeleng-gelengkan kepalanya.

“a..anyeo changgi-a.... a...aku...aku...” vivi terus menggeleng geleng kan kepalanya dan terus menganggis. tak sangagup menjelaskan apapun saat ini.

“berhenti menggeleng-menggelengkan kepalamu bodoh, nanti kau bisa pusing....” jimin menarik vivi berada di dalam pelukannya, hangat hanya itu yang dirasakan vivi saat ini.

Jimin melepaskan pelukannya dan mulai mencium lembut bibir vivi, perlakuan jimin sangat berbeda dengan jungkook, tapi kenapa vivi tetap belum  bisa memilihnya? bukankah itu namanya bodoh?.

Flasback end

Nana terus melotot mendengar semua yang vivi katakan barusan.
“apa kau percaya nana-ya, walaupun jungkook si brengsek itu, melakukan ini kepadaku, tapi kenapa aku tak pernah bisa membencinya” vivi tersenyum getir ke arah nana.

“aku tau sekali posisimu, walaupun aku tak mencintai seokjin sunbae tapi aku juga tak bisa membencinya” katanya sambil tersenyum simpul, mereka berdua hanya saling tatap.

“ya bukannya kau bodoh nana-ya”

“kau juga sangat bodoh vivi-ya” mereka saling berpandangan dan tertawa bersama-sama tawa dengan tawa yang pilu.

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------

“ini makanannya” salsa menyodorkan bungkusan plastik berisi sandwich dan sebotol teh ke arah yoongi yang sedang duduk dengan para pemain basket.

“lama sekali..., apa kau sambil tidur ha!” bentak yoongi, salsa hanya mengumpat sebal mendengar perkataan sinis yoongi, padahal dia sudah susah payah membelikannya.

“kenapa sunbae memperlakukannya seperti itu?, bukankah dia teman sasa-ya” kata jungkook membela, yang kebetulan juga duduk di situ.

“lalu kenapa? Dia sudah buat kesalahan, jadi aku harus menghukumnya benarkan anak baru?” yoongi menatap seorang namja yang sangat dikenal salsa teman sekelasnya, siapa lagi kalau bukan jaehyun.

“ne sunbae” salsa hanya melotot tak percaya apa yang diucapkan jaehyun, bukannya dia menolongnya malah mengiyakannya.

“bagus, kau lihat jungkook bahkan anak baru ini tau”, jaehyun sebenarnya ingin menolong salsa, tapi dia tak mungkin cari mati dengan menentang yoongi yang merupakan kapten tim basket inti, itu sama saja bunuh diri karna dia baru saja masuk tim basket inti.

“kalau vivi tau pasti dia akan marah hyung” jungkook menatap ke arah laut karna ingat apa yang ia lakukan kemarin, mengatakan nama vivi saja sudah menyayat hatinya.

salsa masih mematung sejak tadi karna tak dibiarkan bicara ataupun pergi.

“hentikan hyung, dia yeoja chingguku”, suara berat yang terdengar dari belakang salsa, dan salsa sangat kenal dengan suaranya.

“hoseok subae” ucap salsa sambil menatap hoseok yang sekarang merangkulnya dari belakang.

“lalu?... kau mau apa” yoongi yang tadi duduk sekarang mulai berdiri berjalan ke arah mereka dengan raut muka tak senang, hoseok juga melepaskan rangkulannya dan berjalan ke arah yoongi, walaupun bukan dengan muka santai.

Salsa meraih tangan hoseok karna takut, melihat itu hoseok hanya tersenyum manis ke arah salsa, seperti mengatakan semua akan baik-baik saja.

“kau ingin menentangku??” ketus yoongi sambil tersenyum sinis.

“tidak hyung, sebagai gantinya aku yang menggantikannya” salsa melongo sambil menatap hoseok binggung, apa menggantikannya? kenapa hoseok begitu bodoh sampai mau menggantikannya?, bahkan sekarang semua yang ada di situ juga diam.
Yoongi hanya tersenyum sambil mengangkat sudut bibirnya.

“hoseok hyung benar-benar namja sejati”jungkook berdecak kagum mendengar perkataan hoseok.

“cih, jadi kau kira aku bukan namja sejati? ” ketus yoongi sambil menatap marah ke arah jungkook yang mencoba untuk menenangkannya.

“gherom anyeo hyung, kau juga akan seperti itu jika yuri nuna ada di posisi yang sama kan?” yoongi hanya diam dan kembali menatap hoseok tajam, membuat salsa takut, hingga tak terasa dia meremas cengkraman tangannya di tangan hoseok.

“hah!!... baiklah bawa yeoja chinggumu ini pergi sebelum aku berubah pikiran” tak seperti sangakaan salsa ternyata yoongi malah membiarkan mereka pergi, 

“gomawo hyung” hoseok tersenyum manis, dan segera menarik tangan salsa untuk pergi.

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------

Waktu sudah hampir siang, sasa dan nary sudah bersenag-senang sepanjang hari hingga mereka duduk mereka duduk kembali bersama vivi dan nana, disisi lain salsa kembali dengan membawa beberapa botoh minuman dingin.

“lama sekali salsa-ya kemana saja kau?” sasa bertanya karna memang dia menghilang sudah sangat lama.

“aku mampir dulu ke hotel kok sasa-ya, dan ini sunbae aku bawakan untuk kalian” salsa menyodorkan beberapa botol minuman kepada vivi nana dan nary.

“gomawo salsa-ya kau sangat baik” nana dan vivi tersenyum melihat salsa, tapi tidak dengan nary yang melotot kearah lain karna kedatangan sesosok namja yang ia benci.

“anyeonghaseo nuna, saya ingin meminta ijin mengajak sasa-ya jalan-jalan”ucapnya santai sambil sedikit membungkuk. semua mata para yeoja itu langsung tertuju ke jaehyun, sementara jaehyun hanya tersenyum manis ke arah nary yang menatapnya dengan tatapan ingin membunuh.

“sudah ku bilang jauhi sasa-ya, kau hanya menambah dampak buruk!”ketusnya, nary berjalan mendekati jaehyun dengan tatapan marah.

“mianhe nuna, saya memang tak menyanggah kalau saya memberikan dampak buruk kepada sasa-ya, tapi untuk menjauhinya tidak bisa” jawabnya yakin.

“jaehyun-ni apa yang kau lakukan?” sasa menatap tajam ke arah jaehyun, yang hanay dibalas dengan senyuman manis, sementara salsa menatap jaehyun dengan marah karna tadi tak menolongnya.

“sudahlah nary-ya kau memang onienya, tapi kau tak punya hak melarang mereka, lagian aku dengar mereka sudah pacarankan” vivi tersenyum kepada nary agar merelakan mereka pergi.

“benar nary-ya aku pikir jaehyun-ni cukup bisa diandalkan, dari caranya berani meminta ijin kepadamu” tambahan  nana

“hah..., kalian ini selalu saja... baiklah... aku membiarkanmu pergi bukan karna aku sudah mengijinkan hubungan kalian tapi-“ sebelum nary menyelesaikan ucapannya jaehyun sudah menarik tangan sasa dan berlari meninggalkan nary yang masih geram dengan sikap mereka.

“kalian lihat?, betapa kurang ajarnya anak itu” menunjuk ke arah jaehyun.

“ayolah nary-ya sekarang sasa-ya bukan anak kecil lagi dia sudah dewasa, aku yakin dia tau yang terbaik untuk dirinya sendiri" ucap nana menenangkan nary.

Disisi lain jaehyun terus menarik tangan sasa sampai ke depan hotel tempat mereka menginap.

“ya!, kau gila! Kenapa kita malah lari? Aku yakin onie ku akan membunuhku nanti” sasa memanyunkan mulutnya sebal, jaehyun hanya terkekeh melihat tingkah sasa yang sangat menggemaskan.

“aku tidak salah, sekarang masuk dan ganti bajumu” perintahnya.

“ehh? Mwo?” sasa melotot ke arah jaehyun karna tiba-tiba memintanya berganti baju,

“apa kau tak dengar oh sasa?, ganti bajumu sebelum aku menyerangmu” rupanya alasan utama jaehyun adalah dia risih dengan bikini yang sedang dikenakan sasa.

“menyerang?, apa maksudmu?” muka sasa kembali memerah mendengarkan apa yang di ucapkan jaehyun.

“maksudku, aku tak suka ada orang lain yang melihat tubuhmu selain diriku” sasa melongo dengan perkataan jaehyun yang terdengar sangat frontal.

“ya! Kau pikir siapa dirimu!” sasa menutupi tubuhnya dengan kedua tanganya, tapi sukurlah ternyata jaehyun masih peduli dengannya walaupun terkesan sangat mesum.

jaehyun mulai mendekat berjalan mendekati sasa, hingga tubuh sasa semakin terhimpit ke pohon besar yang memang ada di situ.

“pikirkan sendiri, cepat ganti ku tunggu 10 menit” sasa sebal sekali mendengarkan jaehyun, dia kira jaehyun akan suka kalau dia memakai bikini, tapi malah memarahhinya.

“iya... iya .. ih..., tapi aku bersukur teryata kau tak seburuk yang kukira” sasa menjorokkan tubuh jaehyun dan melangkah maju meninggalkannya.

“itu alasan pertama ku, alasan ke duaku aku tak bisa menahan diriku sendiri kalau kau berpakaian seperti ini” jaehyun tersenyum nakal, benar-benar sangat seksi, sasa hanya menelan ludahnya sendiri.

“kau?” bentak sasa, bukannya pergi jaehyun malah mengacak-ngacak rambut sasa dan tersenyum manis. 

“aku memang sudah berjanji kepada kakakmu kalau aku takkan menyentuhmu, tapi aku ini tetap namja , kalau kau terus menggodaku seperti ini  apa aku bisa tahan?” 


To be contiued

maaf ya performa ff suflo in agak kurang, tapi suflo berjanji akan segera membaikkinya dengan chapter selanjutnya. jadi tolong vote dan kasih komen ke kolom komen ya, saran dan kritik kalian akan sangat membantu suflo.



Komentar

  1. next donk suflo chapternya, bener-bener penasaran kelajnjutannya :)

    BalasHapus
  2. oke ika, jangan bosen-bosen ya pantengin ff suflo yang super geje ini -_-'
    wk wk wk,
    suflo tunggu komen selanjutnya ;)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAGAM HIAS SUMATRA

Teori dibalik mv bts spring day sunflower

Dampak pemberontakan RMS (republik maluku selatan)