FF/BTS " long road" (17+) CHAPTER 4
“ long road” ( 17+)
Chapter 4
Genre:
- *Scool life
-
*Romansa
- *
Hurt
-
*Yadong (tenang gak
terlalu ada kok)
Main cast : -
Min vivi ( OC )
- Jeon
jungkook (Jungkook) BTS
- Park
jimin (Jimin) BTS
- Min
yonggi (Suga) BTS
- Park
nana (OC)
- Kim
taehyung (V) BTS
Cast: -
Oh sasa (OC)
- Kim
seokjin (Jin) BTS
- seo
yuri (OC)
- Kim
namjon (Rapmon) BTS
-Jung Jaehyun (jaehyun) NCT
- Go
salsa (OC)
- Jung
rara (OC)
- Jo
hoseok (Jhope) BTS
- Oh
nary (OC)
- And
other
Hai
pembaca setia suflo, sebenarnya... suflo sudah bosen basa-basi, jadi lebih baik
langsung saja ya :) , tapi sebelum itu, suflo mau bilang jika chapter sebelumnya
lebih bayak yang bahagia, disini banyak yang agak sedih jadi awas bisa bikin
baper dan ff ini punya efek samping seperti seyum-senyum sendiri, jantung degdegan, tiba-tiba nangis tanpa alasan dan beberapa gangguan perasaan lainnya hhhh....., dan... ini dia ff terbaik tahun ini!!!....LR,
haduh lebay..., happy reading ;)
Author pov
Setalah berjam-jam ngedate dan membeli buku di toko
buku langganan mereka, taehyung memutuskan mengantarkan nana pulang, apalagi sekarang memang
sudah malam ditambah lagi dengan udara dingin yang menusuk sampai ke tulang.
“kajja changgi-a kita pulang, sudah malam”,
taehyung menggandeng tangan nana erat dan mengajaknya pulang.
30 menit kemudian mereka akhirnya sampai ke rumah
nana, gang rumah sangat sepi saat ini, hanya ada beberapa lampu yang masih menyala.
“gomawo changi-a sudah mengantar pulang, sekarang
pulanglah” kata nana sambil tersenyum manis.
“eh... apa-apaan itu!,kau mau mengusirku begitu saja
changi-a?, taehyung mendekat dan memeluk nana sebelum dia pergi walaupun mereka sudah bersama hampir 1 tahun tapi sampai saat ini hati mereka masih sering berdetak kencang, lama taehyung memeluknya berat rasanya
berpisah dengan orang yang ia sayangi.
taehyung segera menyadarkan diri dan pergi masih dengan senyuman yang terukir di wajah tampannya, Setelah taehyung pergi nana beranjak masuk kedalam
rumah,
dia ingin segera masuk karena udara saat ini sangat dingin, tak disangaka sebelum dia masuk kerumah, tampak sepasang tangan mendekapnya dari
belakang, mendekapnya dengan sapu tangan bius sampai nana kehilangan kesadaran.
nana tak tau apa yang terjadi, saat dia bangun dia
sudah berada ditempat asing dan gelap, melihat tangan dan kakinya terikat, jantung nana berpacu sangat cepat, keringant dingin mengalir di keningnya dia sangat ketakutan, apa dia sedang di culik?,
dari
dalam kegelapan muncul seseorang yang dia kenal, seseorang itu segera melepaskan tali
yang mengikat tangan dan kaki nana, sementara nana masih menatapnya dengan seribu pertanyaan.
“sunbae apa yang terjadi?’, nana masih gemetaran
walaupun mulai sudah bisa menenangkan diri, dia yakin bahwa orang yang melepaskan tali ini
akan menyelamatkanya.
“sunbae kenapa kau diam saja?, aku jadi takut”, nana
terus menatapnya kali ini dengan tatapan yang berbeda dari tadi, sementara dia hanya diam hanya melepaskan tali yagn mengikat nana, setelah dia berhasil melepaskan talinya lalu menatap nana dalam-dalam dari sorot matanya dia ingin mengatakan sesuatu yang tak bisa diungkapkan.
“mianne nana-ya, aku sampai senekat ini”, dia
langsung memeluk nana, menarik tubuh munggil nana didalam dada bidangnya, menyalurkan kehangatan yang ada di dalam hatinya.
“apa maksudmu seokjin sunbae?, tolong jangan membuatku takut....”,
nada suara nana terdengar bergetar karna ketakutan, nana segera berusaha melepaskan pelukan seokjin.
mata seokjin merah menahan air mata, tapi tampak beberapa tetes keluar dari mata Seokjin , dia hanya
mengusapnya dengan kasar, lalu mendorong nana ke pojok dinding gudang, nana
sangat ketakutan melihat perlakuan sunbaenya yang tiba-tiba sangat berbeda dari biasanya.
“seokjin sunbae ada apa ini? kenapa kau seperti ini??”, seokjin terus saja memojokan nana, sampai kedua tangannya
menghapit tubuh kecil nana, dia memajukan wajahnya sehingga wajah mereka sangat
dekat, jantung nana berpacu cepat tak semenstinya.
“aku tau kau akan membenciku seumur hidup, tapi aku
udah gak bisa menahan semua ini.... mianhe....”, dia langsung mencium nana dengan kasar, nana
berusaha sekuat tenaga melepaskannya, tapi apa daya dia hanya seorang yeoja
mungil yang tak punya tenaga besar, dia hanya pasrah atas apa yang terjadi
padanya.
Lama kelamaan ciuman seokjin semakin bertambah kasar dia bahkan tak membirkaan nana untuk bernafas, air mata nana terus mengalir sekuat apapun ia berontak dia tak bisa melepaskan dirinya dari seokjin.
seokjin semakin berani pada nana ciumanya kin sudah sampai di leher nana, nana hanya bisa menutup matanya sambil terus berharap ada seseorang yang menolongnya,
habis sudah semuanya seokjin sudah sangat berani meraba-raba nana, nana benar-benar tak tau apa yang
akan terjadi padanya, seokjin yang selama ini menjadi subae yang baik berubah
menjadi orang yang sangat berbeda bahkan ini tak pernah terlintas pikirannya .
" hentikan sunbae aku mohon!!!" seokjin tak menggubris perkataan nana sedikitpun.
"hentikan!!!" teriak nana sekali lagi, suaranya hanya mengema di tembok gudang.
perlahan Seokjin berhasil melepas baju nana, nana sudah tak
tau apa yang akan terjadi, dia sudah berteriak sekuat tenaga tapi tak ada yang menolongnya, sekarang ini yang ada di pikirannya hanya taehyung.
nana menghembuskan nafasnya lega, karna mendengar teriakkan seseorang yang juga di kenal nana, sontak membuat seokjin
melepaskan nana sesaat.
“ya! apa yang kau lakukan sunbae!!!....” ternyata
nana saat sedang beruntung, itu adalah vivi .
Vivi melihat keadaan nana yang sangat miris, amarah
vivi meledak meliahat apa yang terjadi kepada sahabatnya, dengan cepat vivi
menedang seokjin dari belakang, memukulnya dengan sekuat tenaga, tak seperti
nana, walaupun vivi punya tubuh kecil sama seperti nana, tapi vivi bisa
setidaknya 3 jenis bela diri sekaligus
dan salah satunya sudah sabuk hitam.
Vivi tak henti-henti memukul seokjin yang membuat
wajahnnya babak belur, bahkan hidungnya sudah mengeruarkan darah.
" hentikan vivi-ya" kata nana lemas, vivi melepaskan seokjin dan berlari ke arah nana, menutupi tubuh nana yang setengah telanjang dengan jaket bulu tebalnya.
“vivi-ya apa yang...”, yoongi datang dari balik pintu dengan nafas terengah-engah, diam sesaat melihat sesaat kejadian apa
yang terjadi, dia hanya diam menatap seokjin dengan tatapan dingin, tanpa aba-aba yoongi berlari ke arah seokjin dan memukul seokjin sangat keras sampai dia terpental ke didinding .
“brengsek kau seokjin!!1 apa yang kau lakukan ha!!!”,
yonggi menarik kerah baju seokjin dengan amarah memukulnya dengan pukulan bertubi-tubi, seokjin sama sekali tak membalas pukulan yoongi seakan menyadari kesalahannya.
Vivi segera mengelap pipinya karna sempat menangis
melihat nana, segera mungkin menopang nana untuk pergi dari sini secepatanya.
“gwenchana?, kenapa bisa seperti ini nana-ya?”, nana
menatap vivi sayu tanpa menjawabnya, dia tak tau harus bagaimana dan berkata
apa, vivi tak sanggup menahan air matanya lagi, vivi segera memeluk nana dan
menopang tubuh lemas nana, Sementara yonggi masih memukul seokjin.
“yonggi sunbae hentikan, sudah cukup”, suara nana terdenar sangat pelan mungkin dia masih sangat shock dan ketakutan, tapi entah mengapa walaupun dia sangat marah pada seokjin karna melakukan ini, dia tak bisa melihatnya dipukuli sampai seperti saat ini , mendengarnya yoongi menghentikan pukulan pukulannya.
“vivi-ya bawa nana-ya ke dalam mobil, aku masih punya urusan dengannya!”
“baiklah, tapi jangan samapai membuatnya pingasan, aku ingin
penjelasannya! kajja nana-ya”, vivi segera menopang tubuh nana untuk berjalan ke mobil yoongi.
Nana hanya diam seribu bahasa saat ditopang vivi menatap kosong ke depan,
dari tadi vivi tak henti mengangis melihat nana .
“ya... jangan menangis terus, bahkan aku tak
menangis kenapa kau menangis?” kata nana lirih sambil tersenyum pahit, setidaknya nana sangat bersukur karna vivi dan yoongi datang jika tidak dia sudah tak tau kelanjutannya.
“bangaimana aku gak menangis, sudahlah yang penting
akan ku antarkau pulang”vivi menopang nana dan mendukannya di mobil, beberapa menit kemudian yonggi keluar dan segera
masuk kemobil untuk mengantar nana pulang.
“ si berengsek itu, ternyata dia sudah mencintaimu
sejak dulu, hingga nekat berbuat seperti ini”, mendengarnya vivi hanya diam dan
menoleh ke arah nana, yang mulai
menangis, sekuat tenaga nana menahan air matanya tapi tetap saja ini terlalu sakit.
“sekarang bahkan aku gak tau, apa yang akan ku
katakan kepada taehyung oppa”, nana masih saja memikirkan kekasihnya itu
bagaimanapun keadaanya, dia kawatir jika taehyung meninggalkannya.
Vivi benar-benar pusing tentang apa yang terjadi
malam ini, ia masih ingat apa yang tadi, membuat hatinya sesak sampai berlari
keluar dan bertemu nana di dalam gedung, yang tak jauh dari tempatnya berlari.
Flasback,
“vivi-ya?” jungkook benar-benar kaget kepada sesosak
yeoja yang sudah berada di depannya saat ini, wajahnya pucat seketika .
Kaki vivi sangat lemas sampai ia terjatuh ke lantai, bagaimana
tidak dia melihat jungkook sahabatnya sejak kecil, yang ia cintai sampai
sekarang, melakukan sesuatu yang seharusnya tak dilakukan, dengan seorang gadis
malam.
Yonggi berusaha memeluk vivi dengan mencoba menutupi
apa yang terjadi, tapi sudah terlambat
vivi sudah tau semuanya, hancur sudah semuanya, jungkook segera bangkit dan memakai baju yang sempat
terlepas, perasaannya hancur melihat vivi.
Vivi mendorong yonggi agar menjauh, dan menatap
jungkook yang saat ini menatapnya bersalah.
“apa kau jeon jungkook yang ku kenal?, kau pasti bukan
dia kan?”, air mata vivi terus mengalir tanpa henti, suaranya berganti serak dadanya serasa sangat sesak.
“vivi.... aku.....” jungkook melangkah mendekati
vivi, tak tau apa yang akan dia katakan dia hanya ingin mengatakan sesuatu pada vivi.
“pergi sana jeon jungkook!!!.....” setelah berteriak
vivi secepat mungkin berlari meniggalkan jungkook dan yonggi yang masih mematung.
“brengsek kau, tak kukira kau berbuat seperti ini”,
yonggi segera berlari mengejar vivi, sementara jungkook masih mematung, dia
mengacak ngacak rambutnya dengan kasar, dan mengelap kasar air matanya yang
jatuh yang membasahi bajunya, bahkan saat ini dia tak pantas untuk ikut mengejar
vivi .
flasback and,
Vivi menghela nafas berat dan melihat ke kaca cendela
mobil, melihat malam yang dingin, diselimuti salju putih, jika tidak ada
kejadian itu, pasti dia takkan menemukan sahabatnya, tuhan memang selalu punya
rancana.
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Sasa pov
Aku memang setuju jalan dengannya tapi kenapa ke
sini? dasar aneh!
“ya kenapa kau membawaku ke sungai han?”, dia
benar-banar aneh kukira dia membawaku makan malam disebuah cafe, tapi kenapa
dia membawaku ke sini?.
“sudah diam saja, kau ini sangat crewet sebentar
lagi kembang apinya akan di nyalakan”, kembang api?, apa maksud si mesum ini?, aku
menatap kelangit untuk mengatahui apa yang dimaksudnya.
“kembang api?, apa maksudmu?”, kenapa dia ini? rasanya ada yang aneh,
beberapa menit aku menunggu, dia hanya diam dan tak menjawab semua
pertanyaanku,
tapi ternyata benar ada kembang api yang dinyalakan
dari balik sungai han, sungguh pemandangan yang sangat indah bagiku.
“sudah ku bilangkan, kau akan suka”, tak ku kira
jaehyun bisa seromantis ini, kukira bahkan dia akan membawaku ke sebuah bar
atau klub malam,tapi ternyata aku salah.
“baiklah ini lumayan”, dia hanya tersenyum melihatku
tersenyum, memang selama ini senyum itu yang selalu membuat para yeoja tergila-gila padanya.
drr.. drr...
Dering telepon terdengar dari sakunya, dia segera
mengangkat ponselnya,
“annyeonghaseo eoma, ada apa? Aku sedang kencan, ... apa!”, dasar anak tak tau diri, kenapa dia bicara seperti itu dengan eomanya, tapi apa yang membuatnya sekaget itu?.
“baiklah aku akan segera pulang”, setelah mematikan ponselnya dia lalu menarik tanganku,
“ada urusan mendadak, mianhe sasa-ya, kita harus
pulang” katanya dengan nada menyesal.
“ada apa?, apa ada yang terjadi?”, jangan jangan ada sesuatu yang buruk, aku sedikit
kawatir dengan apa yang terjadi padanya.
“sudah lah yang penting kita pulang”, dia segera menaikannku di motor gedenya dan memasangkanku helem, sebal, apa ini yang di sebut
kencan?
-------_-------------_------------- ----------------_-----------_------------
Keesokan harinya,
Nampak salsa duduk di dekat pojok kantin sekolah dia
sedang seru mengobrol dengan temannya, termasuk sasa, memang nama mereka
sedikit mirip, itu yang membuat mereka makin dekat ditambah lagi mereka teman sekelas.
“gimana tadi malam sasa-ya?”, senyum menyejek salsa
sukses membuat sasa sebal.
“apanya?... jaehyun?”,
sasa menjawab malas pertanyaan salsa, teringat kencannya tadi malam yang hancur karna sebuah telepon.
“tentu saja ceritakan apa yang terjadi?” katanya antusias.
“sudahlah salsa-ya tak usah dibicarakan membuat
moodku buruk” sasa segera mengalihkan pandangannya dan meminum jus jeruk yang tadi dia beli.
“jangan begitu sasa-ya, kitakan chinggu, ayolah
ceritakan emmm?”, sasa menghela nafas dan memutar bola matanya malas.
“ sudahlah, kencan kami membosankan, dan tak ada
yang menarik”, sasa segera berfikir untuk mengalihkan pembicaraan yang menyebalkan ini.
“lihat itu hoseok sunbae!” sasa menunjuk ke arah
berakang salsa.
“apa dimana?”, salsa dengan cepat menoleh ke arah
itu, tapi ternyata di arah itu tak ada apa-apa, sasa tertawa terbahak-bahak melihat kejadian lucu ini.
“haha... kena kau go salsa, kau sekarang
mencintainya kan?”, sasa memang sering menggoda teman satu kelasnya itu dengan
hoseok sunabae, sunbae ganteng yang tergila-gila padanya, dan salsa sangat marah jika digoda sasa.
“mana mungkin aku mencintai orang alay seperti itu, kau
gila?” kata salsa ketus.
“eh... kenapa? hoseok sunbae juga merupakan sunbae
incaran para yeoja karna sangat tampan, selain juga karna dia kaya-raya” kata sasa menggoda.
“ya! kau kira aku mata duitan!, aku gak cinta sama
dia, lagian aku yakin dia Cuma mempermainkan aku “
“siapa bilang?, dia itu benar-benar mencintaimu,
semua orang juga tau itu” seru sasa.
“haduh temanku oh sasa yang manis, mana mungkin dia suka
padaku?, aku ini tak seperti mu, yang cantik, manis, dan juga kaya, aku ini
Cuma orang miskin yang kebetulan dapat beasiswa di sekolah elit ini”, mendengar
salsa yang selalu membawa-bawa setatus sosial selalu membuat sasa marah.
Dia tak pernah memandang rendah kepada salsa
sedikitpun karna dia dari keluarga tidak beruntug, dia malah sedih jika dia
seperti itu.
“sekali lagi kau ngomong seperti itu, aku gak akan
maafin kau go salsa, sudah ku bilang jangan bawa-bawa kaya miskin, cinta itu
tak memandang materi, dan lagi kamu itu cantik”
salsa hanya menghela nafas berat.
“ara..., sasa-ya”, salsa mencubit gemas pipi sasa,
dia memang sangat sayang dengan sahabatnya yang baru dikenalnya belum ada satu tahun.
“kau disini ternyata
changi-a”, sebuah tangan merangkul pundak salsa, salsa langsung membulatkan matanya kaget melihat seseok namja yang sudah duduk disampinnya dan memeluknya dengan mesra.
“ya!, apa yang kau bilang changgi?, sejak kapan aku
jadi yeojachinggumu?? ha!!!”, salsa berteriak marah suara sampai terdengar sampai ujung kantin yang sekarang sangat ramai, namja itu adalah jung
hoseok namja yang baru saja di bicarakan olehnya.
“wah kalian membuat cemburu saja, sudah ku bilang
kalian pasangan paling cocok setelah vivi onie dan jimin sunbae”, salsa menoleh
sebal kepada sasa, sasa sering menambah sebalnya karna selalu mendukung hoseok.
“mana mungkin aku kalah sama merka berdua sasa-ya”,
hoseok hanya tersenyum ke arah gadis yang ia cintai sementara salsa menatapanya dengan dingini.
“sasa-ya sebenarnya kau chinggunya siapa?, dan kau
lebaskan bodoh!”, salsa berusaha melepaskan tangan kekar hoseok yang melingkar manis
di pundak salsa tapi apa daya tenaga hoseok terlalu besar untuknya.
“kau tau, semakin kau menolak, semakin menarik
dirimu”, salsa hanya diam mendengar perkataan hoseok yang tiba-tiba membuat
pipinya memerah, hoseok hanya tertawa melihat tingkah lucu salsa gemas sekali rasanya.
hoseok mencium pipi kiri salsa dan
pergi meninggalkan salsa yang masih melongo tak percaya, sementara hoseok sudah pergi sekarang tanpa perasaan bersalah sedikitpun.
“ya!, apa yang kau lakukan!!!???, kau gila!!!???”, salsa
berteriak tak jelas, membuat seisi kantin menoleh ke arahnya, salsa adalah yeoja
yang cinta ketenangan, dia tak pernah ingin membuat kehebohan seperti ini, jika
saja hoseok tak ada, pasti tak akan jadi seperti ini, apalagi dia terkenal
dengan sebutan boys before flower di dunia nyata.
“wah-wah apa-apaan ini salsa-ya? kau cium-cium di
depan umum?”, godaan sasa hanya membuat salsa menatap sinis ke arahnya.
“tau ah”, salsa segera menenggak susu stoberi yang tadi
dia beli, menghiraukan tatapan iri orang orang yang ada disitu, serasa sudah tak punya malu.
-------_-------------_------------- ----------------_-----------_----------
Vivi berjalan malas di koridor sekolah, dia hari ini
belum siap bertemu dengan jungkook, tapi dia harus tetap masuk karna dia memang
sebentar lagi ulangan semester.
“ya, jangan lemas seperti itu, cepat masuk kelas”, perkataan
yonggi yang sedang berjalan di belakang vivi, vivi hanya melihat sekilas, yonggi sudah berjalan jauh didepannya, meninggalkannya yang masih berjalan
malas di belakang.
Lorong kelas yang memisahkan kelas dua dan kelas
tiga yang biasanya ramai, sekarang entah mengapa sepi, mungkin ini karna masih
pagi, atau ada hal yang menarik terjadi.
“changgi-a”, suara lembut jimin sedikit membuat
beban vivi berkurang, memang saat ini hanya jimin yang dibutuhkan vivi,
“apa changgi-a, kok lari?” vivi kawatir
sambil mengangkat satu alisnya bingung, melihat keringat jimin yang bercucuran.
“kau harus melihat ini changgi-a, kau pasti akan
kaget”,kata jimin singkat.
“apa?, kaget?, emang ada apa changi-a?”, jimin
menarik tangan vivi menuju lapangan , ternyata benar sedang ada yang terjadi
disitu, banyak yang mengerubung papan pengumuman , jimin
mencoba menobros kerumunan itu dan tetap menggandeng vivi.
Saat mereka sampai di depan pengumuman vivi hanya
diam tanpa ekspresi,
“changgi-a gwenchana?”, ternyata di situ ada foto
seokjin dan nana saat kejadian malam itu, dan juga beberapa keterangan tentang
kejaian malam itu, siapa yang melakukannya?,vivi hanya menatap kosong ke arah
foto itu.
“gak ku sangka ya, nana yang polos seperti itu”,
mendengar seorang siswa mengatakannya, seakan membuat darah vivi naik, vivi segera menoleh ke arahnya marah.
“ya!, jangan asal bicara! nana bukan orang seperti
itu! kalian lihat keterangannya kan? seokjin yang senaknya menculiknya dan
melakukannya “, vivi benar-benar marah, dia tak biasanya berbicara seperti ini,
dia biasanya yeoja manis dan ceria, tapi disaat marah dia benar-benar
menakutkan.
“memang benar sih, tapi tetap saja kalau bukan karna dia ganjen dengan namja lain tak
mungkin tarjadi seperti ini, kasian taehyung”, vivi sudah kehilangan kendali, dia berjalan
menatap marah seorang yeoja yang bicara sembarangan pada sahabatnya itu.
“kau pikir baik kepada semua orang itu salahha !!!?, dia
tak tau kalau seokjin yang kalian banggakan ternyata namja seperti itu!!!”, vivi
tau sekali bahwa apapun yang terjadi mereka hanya akan mendukung seokjin.
“sudah cukup vi”, seorang namja keluar dari balik kerumunan,
vivi sangat berharap kalau namja itu bukan taehyung, tapi ternyata harapanya
sia-sia di memang taehyung.
“taehyung-ni....”, suara lemas vivi membuat jimin
datang mendekat dan memegang tangannya mencoba menguatkanya.
“sudahlah vivi-ya aku sudah tau semuanya”, taehyung mengatakannya
dengan suara parau, matanya merah karna menahan air mata berat sekali rasanya.
“tae jangan salahkan nana-ya, dia tak tau akan
seperti ini”, jimin berusaha menguatkan sahabatnya itu, sementara vivi tak
sanggup melihat wajah taehyung saat ini.
“ara....”, dia hanya pergi berjalan lemas menjauhi dari
kerumunan, jimin segera membawa vivi pergi, agar dia bisa tenang
.
“kenapa?, kenapa?, orang baik seperti mereka harus
mengalami hal semacam ini Changgi-a?”, vivi mengangis tersedu sedu di pelukan
hangat jimin, mereka memang sangat dekat satu sama lain, bahkan mereka sering
sekali dable date.
“si brengsek itu, aku tak suka padanya sejak dulu”
jimin berkali-kali menghela nafas.
“ hah...., tak kukira dia melakukan hal senekat
ini”, dia berusaha menenangkan tangis kekasihnya yang masih berada di pekukannya.
Waktu berlalu cepat bagi vivi, jungkook dan nana tak
masuk sekolah hari ini, vivi kawatir tentang mereka berdua, walau perasaan
marah vivi belum selesai, kepada jungkook.
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_----------
Nana pov
Aku hanya tidur di tempat tidur seharian, tak ada
tenaga untuk bangkit dari sini, walaupun eommaku kawatir, karna tiba-tiba aku
tidak mau bangun dari tempat tidur dan tak masuk sekolah.
Tak ada seorangpun
yang kuberi tau tentang kejadian malam itu, selain vivi dan yonggi
sunbae, taehyung beberapa kali menelponku, tentu saja aku tak berani menerimanya, aku tak tau apa yang
harus ku katakan padanya.
“nana-ya ada taehyung datang nih”, perkataan eoma
membuatku kaget setengah mati, bagaiman taehyung bisa kemari?, dan apa yang aku
bilang padanya?,
Eoma lalu menyuruh taehyung masuk kekamarku untuk
melihat keadaanku, eomaku juga sudah sangat kenal dengan taehyung.
“gwenchana changii-a apa kau sakit?”, taehyung
tersenyum kecil melihatku tersenyum, apa dia tidak tau tentang kejadian ini?, vivi mungkin tak bisa memberitaunya.
“sudah lebih baik kok oppa, kenapa kau kemari?,
bukannya kau bilang ada pelatihan basket hari ini, sepulang sekolah?” kata nana senormal mungkin.
“kau kira aku lebih mementingkan pertandingan basket,
dari pada kau?, benar-benar bodoh!”, dia lalu menaruh tanganya ke keningku,
bagaimana ini? tak kuat rasanya ingin sekali aku menangis jika melihatnya.
“kau menyebut pacarmu bodoh?, benar-benar kau ini!”,
aku tersenyum manis karna setidaknya dia tak tau tentang masalahku.
“tapi kau memang bodohkan?”, dia menatapku dengan
tatapan yang berbeda dari tadi, kenapa dia menatapku seperti itu, dan lagi
kata-katanya tadi sedikit berbeda dari ejekan.
“a a apa maksudmu changgi-a”, aku mencoba bangun dan
duduk di tempat tidurku, entah mengapa dia memelukku dengan erat, terdengar di
telingaku isakkan tangisnya.
“kenapa kau tak bilang padaku?, apa aku ini bukan
apa-apa bagimu?”, tubuhku lemas mengeetahui kenyataan dia tau tentang kejadian
itu, akhirnya aku juga menangis sakit sekali rasanya.
“bukan seperti itu...., aku.....
aku.....Cuma......”, suara isakan tangis kami memenuhi seisi ruangan, aku tak
kuat melihat namja yang ku cintai ini menangis seperti ini,
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_----------
Author pov
Vivi sudah tak bisa menahan rasa kawatirnya, dia menguatkan
hatinya untuk menemui jungkook, dia memang masih sangat marah padanya, tapi dia
tak bisa membendung rasa kawatirnya kepada jungkook.
Vivi sudah sampai di depan rumah jungkook, rumah
jungkook dengan rumahnya cukup dekat hanya berbeda kompleks.
“oh vivi nona, ada apa malam-malam begini?, pasti
ingin bertemu tuan jungkook ya?”, kata seorang asisten rumah tangga jungkook yang sudah hafal benar dengan vivi.
“ne, ajuma, dimana dia?”, dirumah jungkook sudah
biasa hanya ada assisten rumah tangga, appa dan eomanya sibuk berkerja sama seperti
keadaan vivi, itulah yang membuatnya saling memahami.
“dia ada di atas, aggashi bisa naik ke atas”, vivi segera naik ke lantai dua
rumah jungkook, tempat kamar jungkook, kedekatan mereka berdua sudah tak bisa
terbantahkan, bahkan mereka seperti saudara kandung.
Vivi membuka pintu kamar jungkook yang tak di kunci, ini memang seperti kebiasaanya dari kecil tak pernah mengunci puntu kamarnya, setelah membukanya vivi
hanya melihat ruangan gelap yang sangat berantakan,
Vivi melihat jungkook duduk dilantai dalam keadaan
sangat kacau, rambutnya acak acakan, dia hanya memakai kaus putih dan clana
pendek, sambil meminum alkohol, jungkook menoleh kosong ke arah vivi, tak
sanggup berkata apapun.
“bodoh..., kenapa kau seperti ini”, vivi memang
sangat marah, tapi dia tak sanggup untuk tak mendekati dan memeluk jungkook
yang meneteskan air matanya.
“maafkan aku..., aku ini brengsek”, jungkook
membalas pelukan vivi dengan erat, dia sangat ingin vivi berada di sisinya saat
ini.
“bodoh! Bodoh! Bodoh!, seharusnya aku marah padamu,
bukan malah seperti ini,” kata vivi sambil ikut menangis.
“aku tau aku memang namja brengsek, egois, kasar, tapi
tolong jangan tinggalkan aku saat ini”, jungkook melepaskan pelukannya dan
menatap dalam-dalam mata vivi.
“kenapa kau jadi seperti ini?, kau seperti bukan
jeon jungkook yang ku kenal”
Jungkook hanya diam beberapa saat.
“emang bagiman jungkook yang kau kenal?, sahabat
baikmu, yang tak bernah kau anggap sebagai seorang namja”, mendengarnya membuat
vivi tambah binggung.
“apa maksudmu?”
“maksudku aku mencintaimu bodoh, sejak dulu”, dada
vivi serasa sesak , dia masih sangat shock dengan apa yang terjadi.
“kau gak bohongkan?”, jungkook memegang pipi vivi
dengan penuh cinta yang membuat vivi membulatkan matanya.
“mana mungkin aku bohong, di saat seperti ini kau
yang bodoh, sejak dulu aku mencintaimu,
lalu tiba-tiba saja kau berpacaran dengan si brengsek itu”, perkataan jungkook
merubah segala-galanya, pikiran vivi berkecamuk, air matanya menetes lagi.
Jungkook mengusap lembut air mata vivi, dia
mendekatkan wajahnya ke wajah vivi, akhirnya bibir mereka sempat bersentuhan,
tapi segera vivi mendorong jungkook menjauh.
“kenapa kau tak pernah bilang kepadaku?, kau tau aku
sudah menunggumu lama sekali”, jungkook sangat kaget mendengar perkataannya,
benarkah selama ini dia mencintinya?, jadi yang selama ini bodoh itu dirinya
sendiri?.
“ jadi selama ini kau-”
“iya aku selalu menunggumu, jeon... tapi kau tak
pernah bilang apapun padaku, kau sering bilang bahwa kau tak pernah menggapku
seorang yeoja, bertahun-tahun aku memantapkan hatiku untuk tak lagi mencintaimu
dan menggapmu hanya sebagai seorang sahabat, lalu suatu hari seorang namja baik
datang kepadaku, membuatku mencintainya lalu apa salah aku menerima cintanya?” kata vivi bertubi-tubi,
Jungkook hanya diam menatap vivi dengan semua rasa
penyesalan, dia tak tau ternyata selam ini, orang yang ia cintai hanya
menunggunya.
Jungkook lalu memeluk vivi sekali lagi, membuat semua beban
di hatinya perlahan hilang,
“mianhe..., aku memang yang bodoh, saranghe vivi-ya”
“sudah ku bilang kau juga bodoh, nado saranghe”,
jawaban vivi membuat jungkook tersenyum lega, senyum lebar terukir di wajahnya.
“apakah ini artinya kau memilihku?”, seketika vivi
teringat tentang jimin, bagaimana dia lupa dengan kekasihnya itu, dan bagaimana
jadinya nanti?,
Vivi segera melepaskan pelukan jungkook dan menatap
jungkook.
“aku... gak tau...” kata vivi tanpa menatap jungkook.
“apa kau benar-benar mencintai jimin?”, tatapan
kecewa jungkook membuat vivi menyesal mengatakan dia mencintainya.
“berikan aku waktu 2 minggu untuk memutuskannya,
bagaimanpun juga kau tau, aku sudah benar-benar mencintainya”
“hah... jadi kau sudah benar-benar mencintainya ya?,
menyebalkan”, jungkook hanya menggerutu sebal.
Sementar vivi masih memikirkan jimin, pasti
kekasihnya itu akan sangat sedih mendengar ini.
To be continued
Gimana
seru kan, nah dari sini persoalan akan semakin kompleks, jangan lupa jika ada
saran atau kritik bisa komen, dan juga
jangan lupa nantikan ff LR
selanjutnya.... inget jangan lupa komen jangan jadi silent reader
Astaga astaga astagaaaaa.... ������
BalasHapusDasar yadongers ��
Itu apa yang diatas ituuu????
Tapi no problem ahjuma... aku mendukungmu ����#plak
Oke lanjutkan ����
makasih ya :)...
Hapusyang selanjutnya akan lebih yadong hhhh....
'Yadong (tenang, gak terlalu ada kok)' , tapi pembukaannya agak sesuatu ya plo? -_-
BalasHapusitumah akal-akalan suflo,
Hapusmian...
saranghe
wow otak yadong suflo udah mulai bekerja. mungkin tulisan di dalam kurung '(tenang ga terlalu ada koj)' perlu dihapus de flo ;)
BalasHapusmungkin di chapter selanjutnya akan suflo hapus hhh...
Hapusmakasih sarannya ika :)
bagus sekali haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
BalasHapus