FF BTS long road chapter 7



Ff Bts “ long road” ( 17+)
Chapter 7

 

Genre:
-         Scool life
-         Romansa
-         Hurt
-         Yadong ( tenang gak terlalu ada kok)

Main cast : - Min vivi               ( OC )
-  Jeon jungkook    (Jungkook) BTS
-  Park jimin           (Jimin)        BTS
-  Min yonggi         (Suga)         BTS
-  Park nana            (OC)
-  Kim taehyung     (V)              BTS

Cast:           - Oh sasa                (OC)
- Kim seokjin        (Jin)            BTS
-  seo yuri              (OC)
- Kim namjon        (Rapmon)   BTS
- Jung Jaehyun      (NCT)
- go salsa               (OC)
- Jung rara             (OC)
- Jo hoseok           (Jhope)       BTS
- Oh nary              (OC) 
- Choi raine          (OC)
- And other 

Nah suflo dantang lagi nih dengan membawa kabar gembira bahwa chapter 7 sudah ada ye!!!...., maaf ya posnya lama banget habisnya suflo sibuk banget akhir-akhir ini (alasan), berikutnya akan suflo coba lebih cepet posnya jadi jangan bosen-bosen baca LR ya :), nah di chapter ini suflo mulai dengan kisah yang gak akan di sangka sangka pembaca setia ff LR, happy reading...


Yuri pov

Aku berjalan malas ke arah kelas, matahari belum keluar sepenuhnya yaps ini masih  pagi buta. kulangkahkan kakiku malas ke arah koridor, sepanjang kakiku melangkah hanya manikku hanya melihat tukang kebun dan beberapa siswa yang lalu lalang.

aku memang sengaja berangkat pagi hari ini. karna kau tau kan, aku tak mau melihat muka yoongi yang menyebalkan itu, hatiku masih terasa perih karna perlakuanya kemarin. walaupun aku tak ingin terlalu larut dalam rasa marah yang berkepanjangan ini, yang mungkin hanya membuat jarah diantara kami jadi semakin jauh.

Tapi ada satu hal yang sedang kupikirkan sekarang, aku ingin sekali melihatnya terbakar api cemburu, seperti yang sering ia lakukan padaku. tapi bagaimana aku melakukannya?, selama ini walaupun aku sering bersama teman-teman namjaku dia tak pernah menggubrisnya, dan itu menyebalkan!.

kutoleh kelasku yang kosong, Suasana di kelas sangat sepi. aku bahkan melihat seorang namja yang duduk sendiri di dekat pojokan, aku tak terlalu memperdulikannya. karna memang aku tak bisa melihat dengan jelas siapa namja itu dari kejauhan.

ku menhela nafas berat dan berjalan masuk lalu duduk dibangku ku.
mencoba membuka novel yang belum sempat ku baca kemarin malam, novel harry potter yang sangat ku sukai. mungkin hanya ini yang ku lakukan selain mengurusi ekskull cherrliders dan tentu saja si brengsek min yoongi.

Aku terus asyik dengan duniaku sendiri sampai-sampai tak menyadari namja yang ada dipojokan tadi menghampiriku lalu tiba-tiba duduk di sampingku, tentu saja itu membuatku sangat kaget dan langsung menoleh ke arahnya, keningku berkerut setelah melihat siapa sekarang yang duduk di dekatku.

“namjoon!” pekikku, mulutku terbuka sempurna tubuhku menegang. tak percaya siapa yang ada di hadapanku kini, kenapa dia ada disini?, dan kenapa dia berangkat sepagi ini?. aku tau  kalau aku dalam posisi bahaya sekrang.

“kenapa kau sangat kaget seperti itu yuri-ya?, apa kau sangat merindukanku?” godanya sambil tersenyum nakal menampilkan sederet gigi putih yang tertata rapi, senyum nakalnya masih belum hilang. oke itu sangat menjijikan.

mataku tak berhenti melotot ke arahnya, aku sangat takut saat ini. bayangkan saja aku hanya berada di kelas bersama orang yang sangat berbahaya. ditambah lagi aku masih mengingat-ngingat tentang apa yang sering ia lakukan kepadaku dulu, dia sering sekali melakukan hal-hal yang menyebalkan dan menakutkan kepadaku.

Bahkan yang paling parah dia pernah mengintipku saat aku berganti baju di ruang ganti, benar-benar menyeramkan.

“kau gila! aku senang sekali saat kau seminggu ini kau tak mengganguku, tapi kenpa sekrang kau malah muncul lagi?” umpatku penuh penekanan, sementara dia hanya terkekeh setelah mendengar umpatanku.
kuggeser tembat dudukku sejauh mungkin darinya, aku mulai ketakutan.

“hahaha.... lucu sekali yuri-ya!, tapi tenang... aku sudah tak tertarik padamu, bukannya kau sekarang milik yoongi?, aku tak sudi menyentuh yeoja bekasnya” cibirnya sambil menyerigai. 
bekas!? apa maksudnya bahkan yoongi belum pernah menyentuhku sama sekali, dia bahkan belum pernah menciumku.

kutatap dia dengan tatapan tajam sambil terus memundurkan kursiku, ingin sekali aku berlari keluar kelas, tapi niat itu sudah hilang setelah namjoon mendekatkan dirinya lebih dekat lagi. apa yang dia bilang beberapa detik tadi? dan sekarang dia sudah menggodaku?, menyebalkan.

“pergi! atau aku teriak! aku tak perduli apa kau tertarik denganku atau tidak, lebih baik kau pergi!” teriakku penuh emosi sambil mendorong dadanya sejauh mungkin denganku, hingga kursi yang kududuku kehilangan keseimbangan dan hambil terjatuh kalau saja tak dipegagan olehnya. sialnya jarak kami sangat dekat sekarang.

BRAK!!!

Suara godoran pintu yang terbuka sangat keras sampai membuat gendang telinga mendenging, pelakunya tak lain tak bukan adalah orang yang aku ingin hindari hari ini.

dia membuka pintu dengan tatapan super dingin, bahkan lebih dingin daripada biasanya.  apa-apaan tatapan itu, sangat menakutkan.

“berani sekali kau brengsek!!!” teriaknya, matanya merah menahan amarah, belum pernah aku melihatnya seperti itu saat bersamaku. sebenarnya ada perasaan bersyukur namjinku akhirnya marah saat aku bersaman namja lain.
walaupun ada rasa takut dalam diriku kalau-kalau dia salah paham, sesegera mungkin namjon melepaskanku. 

“ah... min yoongi..., kenapa kau? ingin memukulku lagi?”serigainya, namjoon berdiri dan melangkah maju menghampiri yoongi, aku benar-benar takut kalau terjadi sesuatu pada mereka. apalagi dengan tatapan mematikan yoongi. dengan segala kekuatanku aku berlari secepat mungkin  ke arah yoongi dan menahannya mendekati namjoon.

“oppa jangan” suaraku serak menahan rasa takut. sambil menarik lengannya.

“tenang saja yoongi-ah aku tak berencana menyentuhnya, aku malas dengan yeoja yang bekas kau sentuh, dia tak berharga lagi untukku” kata namjoon datar lalu melangkah pergi dengan santai tanpa menatap kami. aku terdiam sambil memandang punggungnya yang semakin jauh. dia gila atau apa?.

tapi untunglah, Mungkin kalau saja dia tak pergi diasudah berakhir. dan dia akan dilarikan ke rumah sakit seperti waktu itu lagi.

kutoleh yoongi dengan tatapan tanya. sementara dia menatapku dengan dingin, benar-benar menakutkan. apa salahku kali ini?.

“apa kau senang di sentuh olehnya?”tanyanya dingin, kata-katanya membuat hatiku perih, kenapa dia berpikir seperti itu? mana mungkin aku senang disentuh oleh namjoon?.

“oppa! aku benar-benar tak mengerti apa maumu? aku bahkan sudah tak marah tentang kejadian kemarin malam, tapi kenapa kau malah berfikir seperti itu! kau pikir aku ini apa ha!!!!” teriakku penuh emosi, mataku merah karna tak kuat menahan air mata. aku mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya berat.

“sudahlah aku sudah gak ngerti harus bagaimana lagi” pekikku serak, dengan susah payah menahan tangis, walaupun sekarang ini dadaku terasa sangat sesak.

“lalu apa yang kau inginkan?” jawabnya tanpa dosa, kata-kata sinis yoongi benar-benar sudah membuat tak berbuat apa-apa. aku sangat kecewa padanya melebihi apapun sekarang.

“ya! Min yoongi! kau benar-benar keterlaluan! bahkan orang brengsek sekalipun masih punya hati, dan juga orang bodohpun juga punya batas, aku sudah tak tahan lebih dari ini, lebih baik kita berakhir...”


Author pov

Yoongi hanya mematung melihat yuri berlari pergi, menatap punggung kecil gadis itu dengan tatapan kosong, sepertinya dia tak berniat untuk mengejarnya, entah apa yang ada dipikirannya saat ini.

Yuri terus berlari tak tau kemana, yang ada dipikirannya saat ini hanya lari dari yoongi. orang brengsek yang bahkan tak mengejarnya, butiran bening keluar deras dipipi yuri, dia sudah benar-benar tak tahan lagi sekarang.

satu kata yang sangat berat baru saja ia keluarkan, ‘berakhir’ adalah kata yang sangat tak ingin yuri ucapkan sekalipun dalam keadaan apapun, dia sudah bersumpah pada dirinya sendiri. tapi apa daya dia sudah tak tau harus seperti apa lagi.  

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------


Sasa dan nary baru saja turun dari mobil mewah mereka, dan berjalan menyusuri koridor untuk sampai ke kelas mereka masing-masing, tanpa satu katapun yang keluar dari mulut mereka.
nary masih sangat sebal dengan kebohongan sasa kemarin, ditambah lagi sasa yang hanya diam tak bilang apa-apa.

“sasa-ya..., nary onie.... tunggu” kata salsa sambil ter engah-engah berlari ke arah mereka. dengan peluh di keningnya.

“salsa-ya kenapa kau berlari?” tanya sasa bingung.

“ya! sasa-ya! kenapa kau tak pernah memberitahuku kalau jaehyun itu-“ sebelum salsa melanjutkan kata-katnya, sasa sudah berhasil membungkam mulut salsa dengan tangan kecilnya. sambil memberikan tanda untuk diam.

“jaehyun?, siapa jaehyun?” tanya nary sambil mengerutkan keningnya, 

“dia hanya teman sekelasku kok onie” jawab sasa cepat

“teman?, o.. oke baiklah” kata nary acuh sambil menggidikkan bahunya, tak seperti sangkaan sasa bahwa nary akan bertanya lebih jauh. nary malah pergi tak perduli.

 setelah memastikan nary cukup jauh, nana mencubit pipi salsa sebal, salsa meringis kesakitan karna cubitan sasa. dan menpourkan bibirnya.

“ya! sudah ku bilang jangan sebut jaehyun di depan onie, kau tau kan sikapnya?” gerutu sasa.

“mian, habis aku sangat kaget saat melihat ini di SNS” dengan cepat salsa menyodorkan ponselnya di tepat di muka sasa, seperdetik kemudian mata sasa terasa mau copot, jantung serasa behenti saat melihat fotonya sedang berciuman dengan jaehyun berada di situ. dan sangat jelas.

“MWO!!!.... apa-apaan ini???”matanya masih melongo tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang, ia masih tak percaya bahwa itu dia.

“kanpa ada foto seperti ini bisa ada di SNS, dan dari mana foto ini?” tanya sasa bertubi-tubi dengan wajah pucat.

“aku juga tak tau, seisi sekolah heboh membicarkan ciumanmu ini?” ungkapnya sambil menggidikan kepala. sasa masih menggigit bibir bawahnya sambil menutup matanya. bagaimana bisa ada foto seperti ini? apa jaehyun yang melakukan ini?, itu terus berputar-putar dalam pikirannya.

“sekarang bagaimana salsa-ya?, bagaimana kalau onie ku tau?, bisa habis aku...” rintihnya dengan nada khawatir. yang membuat salsa menepuk pundak sasa pelan.

“mola, lebih baik kau bertemu jaehyun sekarang” tutur salsa sambil menarik tangan sasa untuk pergi ke kelas untuk memastikan jaehyun.

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------


Nana dan taehyung berjalan santai di koridor, berjalan bergandengan tangan tak memperdulikan keramian yang sekarang sedang menatap mereka. taehyung tak menanggapi tatapan mereka karna malas, tapi berbeda dengan nana yang terus merasa tertekan karna pendangan jijik mereka padanya.

Nana sangat tau apa maksud tatapan mereka, pasti menyangkut seokjin yang telah menodainya. dan sekarang dia malah berjalan santai tanpa malu, dengan pacar yang sudah dihianatinya. ironi bukan?.

nana terus berfikir langkah apa yang  akan dia diambil sekarang,  tak mungkin untuknya menyakiti taehyung lebih dari ini. ditambah lagi nana tak rela melihat kekasihnya di tertawai orang-orang dan dikatai bodoh, karna menerima yeoja yang sudah tidak suci lagi seperti dia.

dengan segala keberaniannya yang tersisa, nana akhirnya menhentikan langkahnya dan menatap tajam ke arah taehyung. yang sontak membuat taehyung menghentikan langkahnya.

“changi-a, boleh aku minta sesuatu” ucapnya serak, taehyung  menoleh kerarah nana bingung.

“ tentu saja boleh, apa itu changi-a?” tanyanya sambil menaikan alis kirinya, menunggu kata kata yang keluar dari mulut nana.

“aku mau kita berakhir?” ucapnya getir, dengan susah payah menahan air matanya sambil menggigit bagian bawah bibirnya. 

taehyung terdiam, terlihat jelas muka taehyung shok setengah mati. sambil terus menatap ke arah nana berharap yang diakatakannya itu hanya kebohongan belaka. tapi dia hanya mendapat tatapan tulus oleh nana dan itu membuat tenggorokannya kelu.

Nana mengalihkna tatannya ke bawah, rasanya tak sanggup menatap taehyung saat ini, butiran demi butiran bening sekrang sudah mengalir dengan deras membasahi pipi mulus nana. ia sudah tak sanggup menahan rasa sakitnya, dengan kaki yang lemas dia segera melangkahkan kakinya pergi sajauh mungkin dari taehyung.

Taehyung menahannya dengan kedua tangannya dan mencengkram pundak mungil nana erat, yang  membuat nana berhenti tanpa berbalik.

“we?, setidaknya berikan aku alasan” tanyanya getir, mata taehyung sekarang merah menahan rasa kecewanya, menahan tanda tanya besar. kenpa kekasihnya tega melakukan ini padanya?. padahal taehyung menerima bagaimana keadaan nana bahkan kalau nanti nana hamil anak seokjin taehyung sudah siap menikahinya. lalu apa masalahnya sekarang?.

“tidak ada, aku hanya bosan padamu” jawab nana serak dan sedikit terisak isak terus menatap kedepan.

Taehyung membalikan tubuh nana dan menatapnya kini, memegang erat ke dua tangan nana, mencoba melihat dengan jelas wajah nana saat ini.

“hentikan ini dan lepaskmpphh-“, sebelum sempat nana melanjutkan kata-katanya taehyung sudah berhasil membungkam bibir nana dengan bibirnya, taehyung sudah tak peduli dengan tatapan orang-orang yang ada disekitarnya. apapun itu.

sementara nana melongo tak percaya dengan apa yang dilakukan taehyung saat ini.
bahkan ciuman ini terkesan sangat kasar, tak memberi kesempatan nana untuk bernafas. nana berusaha sekuat tenaga untuk berotak tapi semua itu tetap sia-sia.

terntu saja tenaganya tak pernah cukup untuk melawan taehyung.
Nana mulai menangis lagi, kali ini dengan isakan keras,  bahkan kini nana kehabisan nafas dan bibirnya terasa kebas.

melihat wajah nana membiru, sedikit demi sedikit taehyung mulai mengendurkan ciumannya, sampai dia melepaskan tahutan bibirnya, tanpa basa-basi nana langsung berlari meninggalkannya.

Taehyung hanya mematung tak bergerak sama sekali melihat kepergian nana dengan tatapan kosong.

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------


Nary memasuki kelasnya dengan wajah sebal, dia baru saja menjumpai adiknya berbohong lagi padanya.

“pagi nary-ya” kata vivi dengan senyum manis khasnya, senyum yang membuat banyak namja jatuh hati padanya. 

“pagi vivi-ya, seperti biasa kau selalu tersenyum manis, apa ada hal yang baik?” tanya nary sambil sedikit memiringkan kepalanya heran dengan sikap sahabatnya itu, dia yakin baru kemarin dia menangis merengek didepan nary karna masalah jimin dan jungkook. dan sekarang?.

“apa tersenyum itu hanya karna ada sesuatu yang baik nary-ya?..., ada atau tidaknya hal yang baik kita harus tetap tersenyum, belum tentu apa yang terjadi kepada kita lebih buruk dari pada orang lain” tuturnya panjang lebar, nary hanya tersenyum mendengar kata-kata sahabatnya itu, sejak kapan vivi yang ia kenal berubah menjadi orang yang melankolis seperti ini?.

“ya!, sejak kapan kau jadi seperti ini? Apa sejak kau pacaran dengan jimin  kau jadi seperti ini?” ketus nary sambil menjitak kepala vivi , hingga membuat vivi meringis kesakitan dan memayunkan bibirnya sebal.

“aih..., baiklah, aku ngaku..., padahal aku mencuri kata-kata ini dari nana-ya, lagian ini bukan soal jimin, kau menyebalkan...” umpatnya. sampai beberapa detik kemudian diam setelah mengucapkan nama jimin, mengatakan nama itu kini terasa sangat sakit. 

“ya kalian senang sekali membicarakanku ya?...”,kata nana yang baru saja datang sepontan membuat mereka kaget, mata nana masih terlihat bengkak seperti habis menangis, membuat mereka berdua khawatir. walaupun kini ia sedang tersenyum manis sekalipun.

“terserah kalian lah, vivi-ya yang sok drama dan nana-ya yang geer “ ucapnya.

“hhh....., eh tunggu deh aku punnya sesuatu yang mau kuberitahu padamu nary-ya” nana menyodorkan hpnya kepada nary, seperti ada petir yang menyambarnya. dia sekarang hanya diam tak bergerak, melihat foto adiknya berciuman dengan namja didepan umum. membuat kesadarannya seakan hilang.

tanpa berkata apa-apa nary berlari sekencang mungkin keluar kelas, nana dan vivi yang melihat sahabatnya berlari hanya bisa menatapnya dengan khawatir, berharap nary tak melakukan hal yang salah.

Vivi dan nana kembali duduk, vivi mencoba membaca buku untuk siap-siap mengikuti kuis hari ini, dia tampak konsentrasi membacanya, sampai ekspresinya berubah setelah melihat jungkook datang. vivi tak tau harus apa, dia bahkan tak berani menatap muka jungkook.

Hatinya selalu berdebar kencang saat jungkook datang mendekat, tapi sepertinya perkiraan vivi salah, jungkook hanya pergi melewatinya tanpa manatapnya. itu cukup mengecewakan. vivi hanya terdiam karna bingung seperti orang bodoh, dia juga tak tau harus apa.

dalam keadaan yang biasa dia pasti memukul kepala jungkook dan menyebutnya jangkung karna mengabaikannya seperti itu, tapi sekarang masalahnya jadi berbeda.

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------


Jaehyun duduk malas sambil memejamkan matanya di bangku taman sekolah, dia tak menghiraukan tatapan beberapa siswa yang melototinya  tajam.

“selamat Jaehyun-ni, akhirnya kau mempunyai yeoja yang baik” kata seorang yeoja manis yang sekarang berdiri didepan Jaehyun dengang senyum yang mempesona. alih alih tersenyum manis jaehyun hanya membalasnya dengan senyuman remeh.

“lebih baik kau pergi nuna, aku sangat malas bertemu nuna saat ini”jawabnya dingin, yeoja yang dipanggil Jaehyun nuna itu, hanya tersenyum dan duduk di dekat Jaehyun tak mempedulikan tatapan tidak suka jaehyun.

“kenapa kau selalu saja benci kepadaku?, aku hanya mengucapkan selamat padamu...”tuturnya lembut, yeoja itu terus menatap Jaehyun penuh arti. tapi Jaehyun tak membalasnya sama sekali, bahkan dia tak mau menatapnya.

“jadi raine nuna belum sadar, sudahlah nuna..., aku mohon sekali padamu! tolong jangan menemuiku lagi!, aku ini Cuma anak kecil bagimu kan?” suara Jaehyun kini terdengar begitu parau tak seperti suaranya yang tadi, Jaehyun bangkit dan pergi meninggalkan yeoja yang bernama raine itu sendiri menatapnya nanar.

“aku benar-benar tak tau....”tuturnya getir.

“lebih baik nuna pergi, menemui pangeran berkuda putih nuna yang sempurna dan dewasa, dari pada bertemu anak kecil sepertiku” ketusnya, Jaehyun yang sempat menghentikan langkahnya sekarang melangkah pergi meninggalkan, raine hanya bisa melihatnya pergi.

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------


Vivi pov

“changi-a kau lama sekali”tanyaku pada jimin yang baru saja masuk kelas, memang sejak tadi aku sedang menunggunya.

“tadi sangat macet di jalanan” tutunya sambil tersenyum manis ke arahku dan sesekali mengacak ngacak rambutku, senang sekali mempunyai pacar seperti dia.

“changi-a aku punya sesuatu untukmu” clotehku ceria sambil mengambil sesuatu di tasku, yang sengaja siapkan tadi malam sampai aku terlambat tidur. dan bangun kesiangan.

“benarkah apa itu” tanyanya intens, ku keluarkan kotak yang terbungkus kain putih, membukanya dengan pelan, agar dia melihat dengan jelas apa yang ada di dalamnya.

“bento?, kau membuatkan bento untukku?”, senyum lebar terulas di wajah tampannya dan itu sukses membuatku terpesona.  aku juga sangat bangga dengan masakanku, walaupun ya... aku tak menjamin bagaimana rasanya.

“eoh..., tara!!!....aku membuatnya kusus untukmu!”ucapku sumringah dan senyum yang mengembang.

“benarkah? tapi bentuk apa ini?, shincan?” tebaknya yang membuatku menatapnya sebal.
“changi-a!!!” aku mengerutkan keningku karna dia begitu bodoh hingga tak tau apa ini, menyebalkan!. bahkan aku menyiapkannya semalaman!! -_-

“salah?, lalu apa doraemon?” tebaknya lagi yang mebuat kerutan didahiku bertambah. dia itu pura-pura bodoh atau apa sih?

“menyebalkan! ini kau bodoh!!!” ketusku marah, aku membuatnya dengan seluruh perasaanku, tapi dia bahkan tak tau itu bentuk dirinya?.

“eh? Ini bento terburuk yang pernah ku lihat” oke aku benar-benar sebal.

“menyebalkan! aku membuatnya dengan susah payah!” teriakku sambil memalingkan mukaku sebal, tega sekali dia melakukan ini padaku.

“ini memang bento terburuk yang pernah kulihat, tapi ini juga bento yang paling berharga dalam hidupku”tuturnya lembut dan memelukku dari belakang, 

jantungku berpompa 2 kali lipat, bahkan saat ini aku bisa merasakan hembusan nafasnya. wajahku pasti merona seperti tomat sekarang ini. berada di sisi jimin terasa sangat hangat untukku, bagimana mungkin aku melepasnya hanya untuk namja kasar dia?

Jimin lalu memakannya dengan lahab, aku tau sekali rasanya mungkin sedikit hambar, tapi dia tetap memakannya dengan senyum yang sama sekali tak luntur, aku juga tau kalau dia pasti sudah sarapan di rumahnya tadi. tapi dia tetap memakannya.

Aku memang menyiapkannya untuk makan siang, tapi aku tak tahan untuk memberikannya secepatnya padanya. melihatnya memakanya secepat mungkin dengan wajah menggemaskannya.

“ oh iya 4 hari lagi bertandingan basketku, kau harus dantang”ucapnya yang masih mengunyah makanan dengan lahap. omo sangat menggemaskan.

“kau pikir aku tak datang?, tentu saja aku akan datang, dan menerikaki mu yang paling keras” cloterhku sambil tersenyum padanya.

“benarkah? kau yakin tak ingin meneriakki jungkook?” jawabnya sekakmad yang mampu membuatku terdiam mendengar kata-katanya, tatapannya sekarang jauh berbeda dari tadi. entah mengapa ada bagian dari diriku mengatakan bahwa aku tak kuat bila terus melihatnya menatapku seperti itu, rasa takut mulai menyelimuti hatiku.

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------

Author pov

“mana yang namanya jung jaehyun!!!” nary berteriak keras masuk ke kelas sasa, sasa yang melihat kakaknya meneriakki jaehyun, mulai menghampirinya dengan takut.

“onie, apa yang onie lakukan?” tanyanya sambil mencoba menahan amarah nary yang kini meledak ledak.

“we?, kau takut aku mencium bau kebohonganmu?, sekarang diam!, mana yang namanya jaehyun!!!, tunjukan dirimu atau mati!!!” teriaknya bringas, sementara sasa gemetaran mendengar perkataan kakaknya itu, dia tau sekali bahwa kakaknya sedang sangat marah. dan tak ada yang bisa menghalanginya sekarang ini.

Jaehyun yang tadi duduk dengan tenang dengan teman-temannya, mulai maju dan menemuhi nary yang masih berteriak marah-marah, berbeda dengan sasa yang memasang muka pucat, Jaehyun justru terlihat sangat santai.

“anyeonghaseo nuna...., saya jaehyun, namjin sasa” katanya sambil tersenyum manis dan membungkukkan tubuhnya untuk menyapa nary, nary membulatkan matanya tak percaya. bahkan dia siap menerkam Jaehyun sekarang.

“kau! berani sekali kau!!!....” gertak nary sambil mengangkat bibir atasnya sinis dengan terus memandang tajam Jaehyun.

“onie hentikan!, kumohon...., ini bukan salahnya....” sasa terus mencoba menenangkan kakanya itu. tapi sama sekali tak digubris oleh nary.

“dan kau lebih baik pergi” kata sasa sambil menatap Jaehyun berharap dirinya segera pergi, tapi itu semua nihil, jaehyun bahkan sekarang tersenyum.

“mianhe..., saya tau kalau ini mendadak untuk nuna, tapi janji akan menjadi namja yang baik, saya akan bertanggung jawab dengan yang saya lakukan, dan saya sangat mencintainya nuna”jawabnya tulus tanpa ada kebohongan di matanya, sasa melongo tak percaya dengan perkataan Jaehyun.

“oh benarkah?, baiklah, kau boleh melakukannya”jawab nary datar, Jaehyun menatap nary penuh arti setelah mendengar jawaban nary.

“kau boleh melakukannya, tapi tak kan pernah dapat restuku” ketusnya dan pergi ke luar kelas dengan terburu-buru. sebenarnya dia masih ingin memarahi mereka, tapi sebentar lagi kelas dimulai dia tak bisa terus disana.

Sasa menghembuskan nafasnya lega mengetahui kakanya sudah pergi, walaupun dia tau arti perkataan kakanya yang takkan memberinya lampu hijau untuk hubunganya setidaknya nary tak menghajar jaehyun kan?.

“ya!, kau bodoh!, kenapa kau bilang seperti itu kepada onieku?”, sasa masih sangat marah dan menatap jaehyun dengan tajam.

“we?, apa yang salah?, aku hanya memperkenalkan diriku pada calon kakak ipar” jwabnya santai tanpa dosa dan pergi meniggalkannya yang masih mematung tak percaya.

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------

Jam istirahat,.

Baru saja terdengar pengumuman mengenai liburan yang akan dilakukan sekolah, dalam waktu yang singkat yaitu besok, sangat mendadak untuk mengatakan liburan. tapi semua tak punya pilihan lain karna mereka sangat tahu tentang sikap kepala sekolah yang seenaknya, mereka juga ingin menikmati liburan di pantai busan yang indah.

Tapi sepertinya itu tak ada pengaruhnya kepada yoongi, dia adalah kabten tim basket inti yang bertanggung jawab atas timnya 4 hari lagi tanding, itulah mengapa dia dan pemain basket lainnya kini sedang mati-matinan latihan.

“kau kenapa hyung?”tanya jungkook sambil terus mengamati tatapan dingin yoongi yang lebih dingin dari pada biasanya.

“tidak ada apa-apa..., kau sudah bertemu vivi-ya?” raut muka yoongi masih datar dan memandang bola yang sedang ia mainkan.

“hmm...” jawab singkat jungkoon, ia tak mau membicarakan ini sekarang. tanpa banyak bicara lagi meraka langsung meneruskan untuk bermain basket,
Beberapa jam berlalu, mereka mulai kekelahan dan memutuskan untuk istirahat.

“hyung bukankah itu yuri nuna” kata jungkook sambil menunjuk ke satu sisi dimana yuri sedang berjalan melewati lapangan, yuri tampak sedang berjalan bersama teman tamannya dengan tersenyum tanpa menoleh yoongi sedikitpun. walaupun yuri tahu kalau yoongi sedang berada di situ, yuri tetap tak peduli, yoongi hanya melihatnya datar tanpa berkomentar.

“lalu?” sinisnya, yoongi tak menggubris jungkook dan pergi menjauh untuk membeli minuman dingin.

“bukankah mereka pacaran? tapi kenapa sikap mereka bahkan seperti tidak kenal?” kata hoseok menatap jungkook bingung, hoseok memang juga merupakan pemain inti, sementara jungkook hanya menarik bibir atasnya tanpa menjawab dan pergi.

“ya! Kau mengabaikanku? Aku sunbaemu!”umpat hoseok, dia terus berfikir bagaimana dia berada di sekrumpulan namja dingin seperti mereka.

Yoongi berjalan ke arah mesin minuman untuk membeli minuman dingin, kringatnya terus memucur karna lelah, dia tak ingin memikirkan apa-apa saat ini dia hanya ingin istirahat
 dia segara meminumnya dan melangkah perg,i penampilannya sangat acak-acakan walaupun masih terlihat sangat tampan, dengan balutan kaos putih polos dipadukan celana basket.

Brak 

Seseorang tampak menabrak yoongi, hancur sudah hidupnya sekarang. karna dia sudah membuat yoongi basah kuyub, dengan menungpahkan minumannya di bajunya.

“mianhe.... sunbae aku tak sengaja” katanya ketakutan, keringat dingin mengucur di kening yeoja itu, wajahnya sangat pucat karna melihat yoongi menatapnya sinis.

“kau pikir semua akan berakhir jika kau minta maaf?” ketus yoongi sambil bejalan semakin mendekati yeoja yang terlihat ketakutan.

“sunbae hentikan!”, suara yeoja lain yang tampak berlari kearah mereka, rupanya yoongi cukup kenal dengannya.

“sunbae tolong maafkan dia, kumohon...” katanya memohon, yoongi menatapnya dingin.

“jadi dia temanmu sasa-ya?, cih... kau dengar, aku tak akan pernah melepaskan dia sekalipun dia temanmu “ sasa menatap wajah salsa khawatir, salsa hanya menunduk karna takut, sementara yoongi berjalan pergi setelah berdecak.

“ya!, pabo!, kenapa kau melakukannya sekarang kau dalam masalah” omelnya, sasa tak bisa menahan amarahnya setelah melihat temannya lemas tak berdaya.

“ya!, mana aku tau aku akan menabraknya!,sekarang bagimana?, apa dia akan membunuhku sasa-ya?" 

“kau harus minta maaf apapun yang terjadi, aku tak kan bisa menolongmu kalau dia sudah menandaimu, bahkan vivi onie sekalipun, tunggu... mungkin ada satu cara" katanya sambil berfikir keras.

“benarkah apa itu”, salsa menatap sasa dengan penuh harap.

“cepatlah berpacaran dengan hoseok sunbae, mungkin dia bisa melindungimu”, tatapan penuh harap salsa hilang saat sasa mengucapkannya.

“kau gila?”tanya salsa dingin.

“itu satu-satunya cara”

-------_-------------_-------------                   ----------------_-----------_------------

Pulang sekolah,

Vivi berjalan membeli beberapa buku di sebuah toko buku langganannya, dia sendirian karna yoongi masih latihan basket, ditambah lagi dia tak ingin bertemu jimin atau jungkook hari ini.

Setelah urusannya selesai, dia segera berjalan ke halte bus untuk pulang ke rumah, tanpa dia sadari dia sudah dimati sejak tadi.

“hai manis..., mau jalan bersma ku?”namja tak dikenal itupun langsung merangkul vivi, vivi yang bisa beladiri sudah siap-siap untuk memukulnya, tapi sebelum itu terjadi ada tangan namja lain yang memengan tangannya.

“pergi atau kau rasakan tinjuku!, dia namja chingguku”, vivi melongo saat melihatnya,

“jungkook-kie”  vivi tersenyum mendapati jungkook yang mencoba melindunginya, namja tak dikenal itu langsung pergi berlari meninggalkan mereka.

Jungkook melihat vivi sekilas dan berjalan pergi, vivi juga tak berkata apa-apa hanya mengikuti jungkook, entah mengapa mereka menjadi canggung seperti ini,
Jungkook berhenti tiba-tiba dan berbalik menatap vivi, vivi hanya menatap bingung ke arah jungkook

“kau mau ikut ke apartemen baruku?”

“ehh???”
To be contiued
Gimana ff nya so pasti buat penasarankan?, maaf jika banyak typo maklum suflo masih pemula. nah sebenarnya di chapter ini suflo ingin fokus kepada sesuatu yang membuat jantung berdengup kencang, tapi sepertinya suflo salah perhitungan, kayaknya di chapter ini lebih bayak sedihnya ya?, tapi jangan kawatir dichapter berikutnya akan lebih hot lagi....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAGAM HIAS SUMATRA

Teori dibalik mv bts spring day sunflower

Dampak pemberontakan RMS (republik maluku selatan)