FF BTS (TWOSHOOT) SOMETHING DEFFERENTpt 1
Genre : *romance,
*schooll life, *supranatural, *mistery, *hurt, *comedy
(mungkin), *yadong (dikit)
Rating:
nc-17
Lengh:
shot story
Cast :
-
min yoongi (suga) bts
-
kim seokjin (jin) bts
-
kim taehyung (v) bts
-
go elia oc
-
lee mina oc
-
all member bts
-
and others
Haro readens yang suflo sayangi, gak tau ya kenapa
suflo pingin banget untuk menulis shot story ini yang rencananya Cuma treeshoot
tapi ya gak tau ya jadinya kayak gimana. sebenarnya jujur ff ini terispirasi ff
oneshoot yang gak dilanjutin oleh authornya, nah suflo berinisiatif untuk
nglanjutin walaupun ceritanya cukup beda mungkin Cuma beberapa yang sama, dan
jangan khawatir gaya penulisan tetep
suflo banget kok jadi happy reading...
Summary:
“Entah menjadi berkah atau kesialan aku berada ditubuhmu?”
Yoongi pov
Ku hela nafasku panjang hari ini aku memilih duduk
di pinggiran sungai didisamping rumahku, setiap sore aku selalu kemari
setidaknya hanya untuk melihat satu-satunya keindahan yang tertinggal di desa
kumuh ini.
Iya bisa ditebak aku memang tinggal di lingkungan
kumuh, aku sudah tak mempunyai orang tua, ibuku menginggal sekitar 6 tahun yang
lalu dan sejak saat itu ayahku meninggalkanku tanpa pernah kembali lagi, dan sejak
itu pula aku diasuh satu-satunya keluargaku yaitu pamanku yang seorang duda.
Pamanku hanya seorang pekerja serabutan bisa ditebak
bagaimana susahnya hidupku selama ini, aku sekarang duduk di kelas 2 sma di sekolah
dekat sini, aku bisa sekolah disana hanya karna beasiswa jika tidak, pasti aku
sudah tidak sekolah makan saja susah.
Sekali lagi kuhembuskan nafasku kali ini lebih dalam
sambil memejamkan mataku, sampai kubuka mataku karna mendengar seseorang.
Kutatap sebuah pemandangan yang aneh, aku melihat
seorang namja yang sepertinya masih sma berdiri disalah satu pinggir sebrang
sungai ini, dia keliahatan sangat kacau dengan rambutnya yang acak-acakan dan
tatapan kosongnya hanya menghadap ke sungai padahal ya jika kau lihat dia cukup
tampan.
Entah mengapa semakin lama dia mulai maju satu demi
satu langkah ke arah sungai, aku mulai panik jangan bilang jika dia ingin bunuh
diri.
Aku mulai berteriak setelah dia sudah sangat dekat
dengan sungai yang bagian dalam, sial jika dia sampai berniat bunuh diri apa
yang bisa kulakukan? aku terus meneriakinya tapi dia sama sekali tak menoleh ke
arahku.
Byur!
Mataku terbuka sempurna setelah melihatnya sengaja
menjeburkan diri kesungai, sial tak bisa berenang bagaimana aku bisa menolong?
Masa bodoh yang penting sudah jebur, kutelan ludahku dan bersiap-siap untuk
menjebur
Byur!
_---_---_
Ku buka mataku dengan cepat, keringat dingin
membasahi seluruh keningku, nafasku juga masih tersengal-sengal.
“cih sial mimpi!” umpatku, sudahlah aku juga biasa
mendapat mimpi yang aneh bukan Cuma satu kali, lalu apa yang kutakutkan?
kutoleh jam dinding kamarku yang sudah menunjukan pukul 07.30, brengsek! aku
terlambat!.
Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan bersiap-siap
sekitar 15 menit aku sudah selesai dengan semua tergesa-gesa itu, aku berlari
sekuat tenagaku setidaknya aku tak mau terus dicap sebagai anak nakal gembel
yang cukup pintar, ya meskipun aku suka julukan yang terakhir.
Sialan! Aku sudah terlambat! Aku mengerang keras
saat melihat gerbang sekolahku sudah tertutup sempurna, tapi untungnya aku ini
min yoongi yang jenius, dengan cepat aku berlari kebelakang sekolah, kucoba
melompati pagar belakang sekolah yang sedikit lebih pendek daripada pagar di
depan tadi.
Dengan cekatan aku sudah bisa menaikinya, kalian
pasti sudah bisa menebak jika aku sering sekali melakukannya, aku berlari
seperti kesetanan setelah melihat jung songsengnim berjalan dari arah lain, dan
sialnya jam pertama adalah dia, dan satu lagi dia adalah salah satu guru killer
yang sangat tak menyukaiku, dia selalu bilang ‘apa bagusnya cerdas jika seorang
brandalan’ sudah dipastikan siapa yang dia sindir.
Dengan kaki lincahku aku berhasil memasuki kelas
lebih dulu dari jung songsengnim dan duduk seakan tak terjadi apa-apa, teman
sekelaskupun sudah biasa melihatku seperti ini, jadi tak ada raut terkejut dari
muka mereka.
“terlambat lagi?” kata sesorang berbisik
dibelakangku, aku hanya memutar bola mataku malas dan memilih fokus dengan
pelajaran yang mulai diberikan jung songsengnim.
“bisakah kau menjawab jika aku bertanya?” katanya
lagi kali ini sedikit lebih keras, aku berdengus kesal menatapnaya sebal.
“kau tak lihat aku sedang apa?” kataku ketus, yang
hanya dibalas decakan kecil olehnya, menurutku dia adalah yeoja tercerewet yang
pernah kutemui, aku sampai malas jika harus menjawab semua pertanyaanya ya
walaupun bukan berarti aku benci padanya.
_---_---_
Author pov
Tak ada yang spesial dari kegiatan hari ini bagi
yoongi, dia mengikuti pelajaran seperti biasa tanpa ada sesuatu yang menarik,
inilah hidupnya.
dia memutuskan istirahat di rooftop kesukaanya
sambil menyantap satu bungkus roti,
selama ini dia selalu dianggap seorang bad boy, seperti itulah image nya selama
ini disematkan di nama yoongi namja dingin, sangat sulit didekati, brandalan, pintar,
dan tampan.
Tak heran jika banyak yeoja yang cukup tertarik
padanya walaupun sudah pasti ditolak mentah-mentah oleh yoongi, Cuma ada satu
yeoja yang ia biarkan didekatnya, itupun dia tetap sangat dingin padanya.
sepulang sekolah seperti biasa dia bekerja paruh
waktu di suatu supermarket, entah mengapa hari ini dia benar-benar ingin segera
pulang, pulang dari sana mungkin sekitar jam 11 malam bisa juga lebih itulah
yang sering membuatnya terlambat bersekolah.
“melelahkan” umpatnya sambil memakan satu bungkus
roti lagi, tidak cukup untuk membendung rasa laparnya tapi setidaknya lebih
baik dari pada tak makan apa-apa, dia sudah menuju pulang sekarang, jam menunjukan pukul 11.30 dan dia
masih di jalan belum juga sampai apartemen kumuhnya.
Setelah melewati gang kecil yoongi mendengus kesal
melihat beberapa preman sedang menodong seorang yeoja, dia memang buka pahlawan
ataupun polisi, bahkan bisa dibilang dia juga brandalan, tapi dia tak pernah
serendah itu sampai membiarkan seorang yeoja diperlakukan seperti itu.
Dengan cepat ia memukuli para preman itu, bukan
tanpa balasan dia sempat menerima beberapa pukulan dari beberapa preman itu,
tapi ayolah kita sedang mengomongkan seorang min yoongi yang seorang brandalan.
Akhrinya setelah pertarungan panjang dia berhasil
menang dan mendapatkan banyak terima kasih oleh yeoja itu, memang tak cukup
untuk menggangti wajah yoongi yang babak belur seperti ini, tapi yoongi tetap
tersenyum dan berjalan pergi.
“gomawo aku akan ingat kebaikanmu!” teriak yeoja itu
padanya, yang tak dihiraukan oleh yoongi dan terus berjalan untuk pulang.
Sekitar 10 meter lagi dia sampai di apartemennya,
sampai kedua maniknya menemukan seorang nenek yang terjebak di dekat sungai
yang sering ia datangi, padahal yoongi sedang tak mood jadi pahlawan hari ini,
apalagi hari sudah malam dan dia babak belur, tapi apa boleh buat tubuhnya
bergerak sendiri.
“apa yang nenek lakukan malam-malam begini?” tanya
yoongi sambil menopangnya.
“kucingku terjebur sungai bisakah kau menolongnya?”
tanyanya memelas, yoongi menghembuskan nafas berat dan mencoba mencari kucing
itu di dekat sungai.
“baimana kucing nenek sampai kejebur?”
“entahlah... padahal tadi masih kugendong” katanya
sedih, semakin menambah baban dipunggung yoongi, wajahnya memangcarkan senyum
setelah melihat seekor kucing yang merung raung terjebur sungai, dengan cepat
yoongi mencoba meraihnya.
Tapi mungkin ini hari sialnya, pijakan yang yoongi
pijak longsor dan menyebabkan dia terpleset dan terjebur sungai.
“akh!”
_---_---_
Yoongi pov
Ku buka mataku perlahan, pandangan kaburku mulai
hilang terganti dengan warna putih warna dari dinding sebuah ruangan yang
menurutku sangat aneh.
“seokjin kau sudah sadar” kutoleh orang yang
memangil seokjin itu dengan tatapan bingung, dia seorang yeoja paruh baya yang
menggenakan baju layaknya orang kaya yang sedang berdiri disampingku dengan
berlinangan air mata, ada apa dengannya?
“seokjin ini eoma” katanya sambil terus menangis,
mwo? Seokjin? Apa dia bicara padaku?, kuamati setiap sudut ruangan ini, yah
mungkin setelah aku terjebur aku dibawa kerumah sakit oleh sesorang,
Aku terhenyak setelah melihat pemandangan yang
membuat mataku ingin copot, aku melihat diriku sendiri di cermin dan yang
membuatku pusing setengah mati adalah sesosok itu bukan aku maksudku dengan
tubuh lain dan wajah lain.
“sepertinya dia kehilangan ingatannya karna terbentur
batu sungai cukup keras eomonim” kata seseorang yang berbaju putih kemungkinan
ia dokter, aku masih diam menatap cermin itu dengan banyak pertanyaan yang tak
mungkin ia jawab.
“hilang ingatan dok?” kata yeoja tadi terkejut,
bukan hanya dia yang terkejut disini aku yang lebih terkejut, kusentuh setiap
wajah dan tubuhku kalau-kalu ini mimpi, tapi kenapa aku bisa merasakannya? Dan hebatnya
lagi namja ini adalah namja sma yang bunuh diri menceburkan diri disungai dimimpiku
itu.
“seokjin sanyang maafkan eoma ya... ini eoma sanyang
apa kau tak ingat?” katanya sambil megelus-ngelus rambutku lembut, oke! Aku
benar-benar tak bisa bicara apapun kini, kutelan ludahku dan mencoba
mengeluarkan satu atau dua kata.
“maaf tapi saya bukan seokjin” kataku hati-hati,
wanita paruh baya tadi menangis sejadi-jadinya saat aku mengatakannya, apa aku
melakukan kesalah besar? Lalu apa yang harus kulakukan? Bahkan menelan ludah
saja terasa berat.
“seokjin-i... dia eomamu, jangan khawatir ingatanmu
pasti akan kembali” kata dokter itu sambil tersenyum, apa aku benar-benar gila
sekarang gara-gara tak punya uang? Apa separah itu menjadi miskin? Tidak! Ini
nyata! aku min yoongi dan sekarang berada di tubuh seokjin seokjin ini.
Setelah itu aku hanya diam tak bisa berkata apa-apa
karna memang tak ada kata yang terpat aku ucapkan saat ini, semumur hidup baru
kali ini hidupku berasa sangat tak masuk akal, aku bahkan tak bisa
mengekspresikan kebingunganku sekarang ini, dokter tadi juga sudah pergi meninggal
aku dan wanita yang merupakan eoma seokjin tadi.
“nak ayo pulang, dokter sudah mengijinkan kita
pulang” katanya ramah, sudahlah.. jika sudah terjadi lakukan saja, emang apa
yang akan terjadi? Umpatku acuh tak acuh.
“ne” balasku sopan, aku tak tau harus bersikap apa
pada eomaku maksudku eoma seokjin, maklum aku sudah tak mempunyai eoma 6 tahun
lamanya.
Eoma seokjin tadi langsung memanggil seorang supir
yang membawakakun sebuah kursi roda, aku langsung ditopang dan didudukkan
disana, agak berlebihan sih karna menurutku aku sudah bisa berjalan sekarang
ini, tapi ya sudahlah aku ikut saja.
Mulutku terbuka sempurna saat kami menaiki mobil bmw
hitam menuju apartemen mewah jantung kota seoul, gedung-gedung menjulang sangat
tinggi sedikit membuatku semakin bingung, aku memang orang korea tapi aku
tinggal di kompleks kumuh dan jarang berada di kota seoul.
“nah kita sudah sampai” kata eoma seokjin yang
langsung membuatku menelan ludah beberapa kali, dihadapanku kini adalah
kompleks apartemen yang sangat mewah, gila! Kenapa si seokjin ini ingin bunuh
diri? Dia kaya, tampan, dan punya keluarga yang menyayanginya lalu apa
masalahnya?
Selanjutnya kami memasukinya, tatanan apartement
gaya eropa dan mewah sangat kental disini, seumur-umur aku bahkan belum pernah
masuk ketempat seperti ini.
“hyung!” teriak seseorang yang langsung memelukku
tanpa basa-basi, aku sedikit risih maklum aku hampir tak pernah berinteraksi
seperti ini dengan seorang namja, ini menjijikan!.
“hyungmu hilang ingatan namjoon-i jadi tolong bantu
dia untuk mengingat ya” kata eoma seokjin ramah.
“ne imo” imo? Jadi dia sepupu seokjin atau semacamnya?
Benarkah? Aku pikir wajah ini dan wajahnya sangat berbeda jauh (yoongi kok
jahat ya, suka jujur hhh ;) ).
“nak eoma ingin mengurus sesuatu, namjoon yang akan
membantumu dan kau sekarang bisa istirahat” katanya sambil menepuk pundakku dan
lalu berjalan pergi.
Namja yang bernama namjoon itu langsung mendorong
kursi rodaku untuk masuk kedalam sebuah rungan yang sangat besar dan jika aku
benar ini adalah kamar pribadi milik seokjin.
“seharusnya kau mati saja” aku langsung terhenyak
setelah melihat namja yang bersikap baik tadi bicara brengsek.
“mwo?” kataku dengan nada mada marah.
“bukakah kau sangat ingin mati?” katanya sambil
tersenyum sinis, jika aku masih min yoongi yang brutal pasti sekarang sudah kubuat
babak belur dia, tapi aku masih menahan diri karna sepertinya seokjin itu anak
yang baik.
“maaf ya namjoon-shi tapi aku belum mati jadi kukira
sekarang aku berubah pikiran untuk mati” kataku sambil tertawa sinis, dia
sedikit terkejut setelah mendengarnya, lalu dia menatapku dengan tatapan menghina
beberapa detik kemudian.
“wah seokjin si sampah sekarang sudah berani berkata
seperti itu ya?...” katanya sambil menarik kerah bajuku, sialan! Masa bodoh
dengan image.
Dengan cepat aku mendorongnya dan berdiri karna
memang dari awal aku sudah bisa berdiri, dan menatapnya denga tatapan mematikan,
berani sekali dia!.
“sampah? Bukannya kau yang sampah? Beraninya kau
bilang seperti itu saat eoma ku pergi... rupanya kau pengecut tingkat tinggi
ya?” hinaku, tentu saja dia tak terima dan balik mencengkram kerah bajuku lagi.
“kita lihat siapa yang sampah, sekarang tertawalah
selagi kau masih bisa tertawa karna besok kau akan kembali ke hari-hari seperti
neraka mu” katanya sambil tertawa dan pergi meninggalkanku begitu saja, apa
maksudnya? Apa seokjin ini kena semacam pembullyan disekolahnya? Apaun itu bagi
seorang min yoongi itu bukan apa-apa.
_---_---_
Author pov
Seorang yeoja tampak menangis terisak isak di sebuah
danau tak jauh dari sekolahnya, dia meratapi kebodohannya selama ini.
Dalam hatinya dia menggutuk dirinnya sendiri karna
tak bisa mengatakannya sebelum semua terlambat seperti sekang, tapi apa boleh
buat? Semua sudah terjadi... hal yang harus dipelajari yeoja itu adalah tak ada
seandainya di dunia ini.
Setelah selesai menangis sejadi-jadinya dia berjalan
terhuyuh-huyuh ke dalam apartemen kumuh yang sekarang ramai di datangi
orang-orang berbaju hitam.
“mina-shi kau datang?” kata seorang namja paruh baya
dengan mata sembab habis menangis, yeoja yang bernama mina itu tak menjawab
hanya mengangguk mengiyakan, kemudian dia berjalan masuk ke dalam rumah dan
menampakkan seseorang sedang tersenyum dengan senyum yang sama.
“kau jahat min yoongi!”
_---_---_
Yoongi (maksudku yang sekarang berada di tubuh
seokjin) menghela nafas berat dan melangkah pasti memasuki sekolah yang
menurutnya sangat asing karna baru hari ini dia datangi, sekolah ini membunyai
gedung besar dan sangat mewah.
Setiap siswa maupun siswi yang ia lewati selalu
menoleh padanya dengan perasaan terkejut ada juga yang jengkel dan tertawa dan banyak
dari mereka yang berbisik-bisik tak jelas, yoongi tak terlalu menggubrisnya
karna memang dia dulu biasa diperkakukan seperti ini ya walaupun dalam arti
lain (maklum yoongi dulu idola).
Dia mencoba masuk kesebuah ruang kelas yang
dikatakan ibunya tadi pagi, saat dia masuk seisi kelas langsung menghadap
padanya dengan tatapan yang berbeda, kemudian yoongi duduk di bangku yang
menurutnya bangkunya, karna paling pojok.
“wah wah siapa ini? Apa si pesuruh itu?” katanya
sambil menatap yoongi tersenyum mengejek, bersama satu orang lagi yang dari
tadi juga menatapnya, yoongi hanya diam karna baginya meladeninya hanya
buang-buang tenaga.
“ya! jika ditanya jawab! Apa kau tak punya mulut!”
teriaknya, seakan batas amarahnya sudah penuh seokjin yang notabennya yoongi
bangun dengan marah.
“bisakah kau diam! Apa kau tak punya pekerjaan? Ha!...”
“mwo!!!... berani sekali kau berkata seperti itu
padaku!! Apa setelah kehilangan ingatan kau lupa posisi mu ha!” bentaknya yang
hanya membuat yoongi tersenyum.
“posisi? Apa itu semacam jabatan? Maaf ya memang
benar aku ini hilang ingatan, tapi aku merasa tak mempunyai kesalahan apapun
padamu brengsek!” kata sambil memukul tepat salah satu namja tadi dibagian
wajahnya, seisi kelas yang memberhatikan mereka tadi langsung menutup mulutnya
tak percaya (hampir semua sih).
“brengsek!!!... berani sekali kau!!!” katanya sambil
mengusap ujung bibirnya yang memar terkena pukulan yoongi dan langsung membalas
memukuli yoongi, tentu saja seorang yoongi yang dikenal seorang brandalan tak
terima jika dipukul sehingga menimbulkan perkelahian.
Dua lawan satu, ayolah itu tak adil apalagi yoongi
baru menyadari jika stamina tubuhnya yang ini tak sebagus tubuh lamanya.
“apa yang kalian lakukan!” teriak seorang guru yang
memang mengisi pelajaran pertama di kelas ini.
“kim seokjin! kim jongin! Park chanyeol! Ikut
keruangan bapak! Sekarang!” teriaknya yang langsung membuat mereka bertiga
menghentikan perkelahiannya dan mengikuti guru tadi keruangan guru dengan mulut
terus mengumpat.
_---_---_
“daebak! Apa itu tadi kim seokjin?” kata seorang
yeoja sambil membuka sempurna matanya tak percaya.
“apa kehilangan ingatan sampai membuat jati dirinya
hilang?” tanya satu orang lagi.
“apapun itu tapi tadi itu benar-benar luar biasa!
Maksudku seokjin yang dulu bahkan tak berani bicara pada kita” kata seorang
lagi.
“ya... kita
jadi kehilangan mainan ganteng deh, giama jessica menurutmu?” kata yeoja dengan
tatanan rambut digelung ikal.
“menurut kalian? tentu saja aku gak mau kehilangan
mainan ku” katanya samil tertawa sinis, yeoja yang tampak sangat cantik itu
dangan pakaian serba ketat tapi kelihatan sangat menyeramkan, disisi lain
seorang yeoja yang dari tadi tidur dibangku belakang jadi sedikit terganggu
karna tidurnya diganggu dengan banyak clotehan.
“ya bisakah kalian diam” kata yeoja yang tidur tadi,
yang hanya dibalas decakan oleh yeoja -yeoja tadi.
“eh yeoja aneh! Kau yang harusnya diam!” jawab jessica
marah.
“terserah kalian ingin memanggilku apa, Asal kalian
tau ya kalian yeoja yang sangat menjijikan!” katanya tanpa ekspresi.
“mwo!” teriak jesica.
“jessy udah kau taukan jika dia gadis aneh, jika kau
bicara dengannya bisa ketularan aneh, mending jangan diladeni” kata yeoja
rambut ikal tadi.
“maja-yo! Dasar yeoja aneh! jika kau dan seokjin di
campur akan jadi pasangan yang sangat luar biasa! bener gak gays!” tawa ejekan
yeoja-yeoja tak sekalipun membuat yeoja yang bernama go elia itu gentar
sedikitpun.
“lihat dia? Benar-benar yeoja aneh! Kajja” kata
jessika yang mengajak pergi seluruh geng sok cantiknya.
“hah... beruntunya aku ini tak terjangkit penyakit
gila mereka” kata elia dengan senyum dinginnya.
_---_---_
Yoongi pov
Setelah menerima beberapa ceramah dan teguran dari
guru tadi kami disuruh kembali kekelas dan menerungkan kembali yang telah kami perbuat,
cih tak sudi! Mereka yang memulai! Kenapa aku harus merenungi?.
“kali ini kau lolos seokjin, tapi jangan harap besok
kau bisa lolos” katanya yang hanya membuatku berdecak.
“bukanya kau yang bilang seperti itu? Pengecut!
Kalian hanya berani kroyokan” kataku sinis sambil berjalan meninggalkan mereka.
“ya! brengsek!” aku sudah tak menggubris mereka
lagi, aku benar-benar kelelahan dan kepalaku pusing ditambah lagi tubuhku nyeri
semua, sudahlah... saat seperti ini aku juga tak ingin mengikuti pelajaran.
Kuputuskan untuk ke rooftop setidaknya itu
kebiasaaku dulu, membolos pelajaran memang yang terbaik untuk saat ini, kuhirup
nafas dalam-dalam dan melihat pemandangan yang menurutku berkali-kali lipat
indahnya dari sekolahku dulu.
Kuputuskan untuk duduk dan sandaran tidur disini, meratapi
hidupku yang masih belum kupercaya, kukira mungkin saat ini masih mimpi.
“seokjin?” kutoleh wajah seseorang yang memanggilku
tadi, samar-samar tapi aku ingat dia salah satu teman sekelasku yang tak peduli
saat aku berkelahi tadi, ya aku tak minta dibantu tapi seharusnya ada yang
peduli walaupun sedikit, bagaimanpun juga bukankah seokjin teman sekelasnya?.
“ siapa kau?” kataku dingin, sepertinya aku pernah
melihatnya disuatu tempat, tapi aku tak ingat.
“emm ternyata benar ya... kau benar-benar bukan
seperti seokjin” katanya sambil duduk disampingku, kuhela nafasku kesal dan
menatapnya sekali lagi, dari tampilannya sepertinya dia idola sekolah ini, aku
tak bilang dia lebih tampan dari aku tapi tampangnya boleh lah...( si yoongi mah gitu)
“seokjin yang dulu itu seperti apa?” tanyaku padanya
yang hanya dibalas senyuman olehnya, apa itu senyuman mengejek? Tunnggu!...
senyuman itu? Bukankah dia kim taehyung? Temanku dulu waktu masih kecil, saat
dia masih tinggal di kawasan kumuh itu? sudah lama aku tak melihatnya sejak dia
pindah, jadi dia pindah kemari?.
“sampah” katanya singkat yang membuat darahku naik
sampai ke ubun-ubun, jika saja dia bukan teman lama yang dulu sering kutolong
aku mungkin saat ini sudah memukulnya, ya benar dia dulu sering sekali digangu
oleh anak-anak nakal lingkungan kami, dan tebak siapa heronya tentu saja aku,
aku datang dan menyelamatkanya dan juga memukul mereka bagaikan penyelamat.
“serendah itu?” tanyaku sedikit menahan marah.
“yap, kau bahkan dulu tak berani melihat mataku”
katanya sambil tersenyum, kenpa si seokjin ini sangat lemah?.
“cih sial” kataku marah, yang dibalas tawa renyah,
teman lemah yang dulu sering kulindungi sekarang jadi sangat menyebalkan.
“aku tau kau pasti marah dengan kepribadianmu sekarang”
tebaknya lalu mencengkram bahuku, cukup membuatku kaget dan nyeri pada waktu
bersamaan, luka yang tadi belum sembuh.
“mwo?”
“kau sangat mirip dengan seseorang yang kukenal”
katanya sambil tersenyum mengerikan, tak mungkin kan? Aeih... mana mungkin dia
bisa tau jika ini aku?.
“sukurlah jika kau menganggapku seperti itu” kataku
sinis sambil melepaskan cengraman tangannya, mungkin aku berbakat akting
hhhh...
“entah mengepa aku menganggap seperti itu? Semuanya
sangat mirip” aku sedikit menelan ludah dan tetap memasang muka datarku.
“min yoongi” bagai tersembar petir rasanya setelah
dia mengataknya, mana mungkin dia tau aku saat aku ditubuh lain?, aku masih
melongo dan segera menyadarkan diriku.
“benar ya?” senyumnya mengembang
“michi? Mana mungkin aku min yoongi itu? Aku ini
seokjin” kataku pura-pura tenang sambil berusaha menatapnya dengan tatapan
datar.
“jadi apa yang terjadi min yoongi?”
-Tbc-
Gimana gak jelek-jelek amat kan? Ff ini memang
sengaja suflo buat lebih ringan dari pada ff suflo lainnya sebenarnnya suflo gak pede dengan ff ini tapi udahlah. maaf juga kalau banyak typo dan alur aneh, nah kalau penasaran gimana lanjutan ceritan ya tetep ikuti
ceritanya ya... jangan lupa coment oke!
Komentar
Posting Komentar