FF WANNA ONE VIELED (park jihoon)



Veiled


Genre: Action - Thriller- AU- Hurt- Romance
Rating: PG-17
Lenght: Oneshoot


Whatshup bro, suflo balik lagi dengan karya terbaru suflo nih. ini adalah ff pertama wanna one suflo yang suflo publik. sebenrnya sih ff ini geje banget gays, ditampah agak berbelit belit. suflo mau ngingetin jika ff ini mengandung kekerasan dan kata-kata yang kurang pantas. jadi yang belum cukup umur dan berhati lembut (macam suflo) tolong minggir ya. kalian bisa cari alternatif ff lain yang lebih mendidik (kalau punya suflo sih gak berfaedah banget) dan suflo juga mau mewanti-wanti baca tanggal di atasnya agar gak ada kesalah pahaman karna alurnya maju mundur cantik... langsung aja deh happy reading...
 

25 oktober 2016

Namja dan yeoja itu terpaku ditempat, menatap dengan tatapan kosong dengan air mata terurai. Pilu sekali rasanya, semua terasa seperti mimpi. Tak ada salah satu dari mereka yang menyangka hal ini akan terjadi.

Darah segar mengalir dikedua perut mereka berdua. terasa sakit dan perih, tapi tak pernah sesakit luka menganga dihati mereka. Darah terus mengalir keluar dan mereka sama sekali tak merubah raut muka mereka, bahkan sekedar merasakan sakit.

“kenapa harus kau?”

***

18 oktober 2016

Angin musim dingin mulai berhembus, menerbangkan sedikit helai rambut seorang yeoja yang dari tadi memilih menghangatkan tubuhnya disebuah cafe terbuka tak jauh dari sekolahnya.

“kau disini?” ucap seorang dari balik pintu cafe yang terbuka, membuat yeoja bermarga han itu menoleh sekilas lalu kembali melihat leptopnya yang memang sedang ia kerjakan.

“eoh, kenapa kau kemari?” namja itu hanya bergidik bahu, lalu duduk tepat didepan yeoja mungil itu.

“ya! kau mengabaikanku jaewan-ah!” umpatnya sambil mengembungkan mulutnya, mencoba terlihat sekesal mungkin kepada teman sekalasnya tersebut.

“siapa yang mengabaikanmu iva-ya...” katanya seimut mungkin.

“Ya! sudah kubilang namaku avi! bukan iva! A.V.I!” teriak avi dengan nada tinggi, tentu saja itu membuat para penggunjung melihat kearahnya.

“ara ara, jangan berteriak kau crewet sekali” avi hanya bergeming sambil meminum lattenya lagi, yang sudah hampir dingin. sementara namja bernama jaewan itu memilih untuk segera memesan minuman hangat secepat mungkin. 

Tubuhnya sudah tak kuat dengan hawa dingin yang menusuk tulang, memang musim dingin tahun ini lebih parah dari pada tahun tahun kemarin.

“bisakah kau berhenti menatapku” ketus avi kali ini lebih lirih mengingat banyak orang yang menoleh saat dia teriak tadi.

“kau masih mengejar-ngejar jihoon?” mata avi membulat sempurna, bukan Cuma karna perkataan jaewan yang benar-benar menyebalkan, tapi juga tuduhhannya mengejar ngejar seseorang yang bahkan sudah memilik kekasih.

“mwo? kau kira aku ini apa? Siapa yang mengejar-ngejarnya?” decakan terus keluar dari mulut kecil avi sementara jaewan lebih memilih terkikik geli.

“menyerahlah dia sudah punya pacar” ejeknya santai sambil meminum pesanan americanonya yang baru saja datang.

“sudah kubilang aku tak peduli, lagipula aku juga tak mengejar-ngejarnya” 

“tapi kau menyukainya” ucapnya getir, entah kenapa ekspresi wajah jaewan tak sama dengan wajahnya yang tadi, tersimpan sesuatu yang tak bisa dikatakan.

Avi terdiam, tak bisa menjawab pertanyaan yang jaewan lontarkan. Memang benar dia tak penah mengejar –ngejar teman masa kecilnya yang sudah punya pacar tersebut, hanya saja dia tak menampik jika dia punya perasaan terpendam padanya sejak dulu.

“ah... sudahlah lebih baik kau mencari namja lain, banyak namja yang lebih baik daripada si letoy sepertnya”.

“mworago!”

“letoy” 

“Ya!” jaewan berlari sesaat mengatakan kata terakhirnya, menggoda teman sekelasnya tak pernah semenyenangkan ini.

***

19 oktober 2017

“lagi-lagi pembunuhan” ucap seorang yeoja berambut ikal setelah melihat siaran berita di layar tv cafetaria.

“akhir-akhri semakin banyak saja, menakutkan” tutur seseorang lagi yang masih sibuk mengunyah sosis.

“parahnya sebagian besar terjadi disekolah ini” perkataanya yang terakhir membuat 4 orang yeoja itu terdiam, kenyataan yang sangat mengerikan itu,  sangat mengkhwatirkan. akhir-akhir ini terhitung 9 orang sudah jadi korban pembuhan 2 bulan terakhir.

“kalau menurutmu siapa yuri onie?” tanya yeoja yang blasteran itu sambil meminum susu strowberynya.

“bagaimana aku tau” ucapnya acuh

“ah... aku harus segera pergi aku punya ekskull” yeoja yang bermarga park itu segera bangkit, membuat 3 yeoja yang lain menatapnya bingung.

“kenapa yuri onie setiap kita membahas ini selalu pergi?”

“mola..., ya! kau tak memikirkan aneh-aneh pada yuri onie kan?” ketus avi sambil sesekali menatap lui malas.

“siapa yang-“

“Ya! Ya! kalian berhentilah bertengkar, hidup yeoja itu brisik banget” mereka bertiga memancingkan matanya sama-sama melihat sesosok namja aneh yang tiba-tiba datang duduk didekat mereka.

“jaewan-ah lebih baik kau pergi, menggangu suasana” umpat niw sambil menatap jaewan tajam.

“oke oke wanjeon oke” ucapnya dengan wajah lucunya dan langsung menyambar sandwich yang berada di tangan avi.

“Ya! belilah sendiri!” jaewan sama sekali tak menggubris triakan avi, dia masih sibuk melahap potongan sandwich yang dia rebut tadi. Sementara avi sibuk dengan sumpah serapahnya.

“lupakan dia anggap saja dia tak ada”.

“kalau menurutku pembunuhnya adalah salah satu dari murid sma ini, melihat dari pembuhan yang banyak terjadi disini” tebak niw antusias yang membuahkan tatapan tajam dari mereka berdua.

“aku juga berfikir seperti itu, pasti dia adalah seorang psiko” ucap lui masih meminum susu stroberrynya. Jaewan berhenti makan dan menatap mereka bertiga dengan tajam.

“jangan terlalu yakin, ingat semua kemungkinan bisa saja terjadi” kali ini avi yang beragumen.

“aku dengar ada beberapa agen yang ditugaskan disini karna kasus pembunuhan ini”

“benarkah? Wah daebak” kata lui.

“mereka sama sekali tak berguna” jawab jaewan santai sambil berjalan pergi. meninggalkan mereka bertiga yang tengah terbaku atas perkataanya.

“dia kenapa?”

***

21 oktober 2016

Yeoja itu berlari, dengan semua tenaga yang ia punya. Wajahnya pucat karena ketakutan ditambah dari oksigennya yang hampir habis karna berlari sekuat tenaga.

Krek

Dia membuka pintu kelas kosong dan masuk kedalamnya masih dalam keadaan terburu-buru, tubuhnya terus bergetar hebat begitu pula dengan kringat yang memucur deras di keningnya. Dia bersembunyi di sebuah banggku paling belakang, berharap orang yang mengejarnya tak menemukanya.

“odi.ga...yo... aku akan.. menemukan.mu...” kata seseorang lirih dengan nada yang sangat menakutkan, berjalan dengan pelan ke arah yeoja tadi.

Tak tak tak

Langkah kakinya semakin terdengar dekat, yeoja yang bersembunyi itu benar-benar sangat ketakutan, ingin rasanya berteriak dan minta tolong. Tapi ayolah dia tak sebodoh itu, apalagi tak ada orang lain yang malam-malam begini tak punya kerjaan datang ke sekolah.

“kau ingin bermain-main denganku” senyumnya terukir diwajah tak bersalahnya, ironi yang cukup menakutkan. 

Langkah kakinya semakin dekat, begitu pula suara gesekan pisaunya yang sengaja digoreskan.
“ketemu” ucapnya dengan senyuman.

“AAAAAA!!!!!!!......”

***

Avi masih berdiri didepan rumahnya, menunggu seseorang tak pernah terasa semelelahkan ini.

“mianhe menunggu lama” avi menghela nafas lega, semantara yang namja yang baru datang tadi mengatur nafasnya karna berlari sekuat tenaga kemari.

“Ya lama sekali jihoon-a, aku sudah jadi boneka salju” umpat avi yang hanya membuat namja itu terkekeh.

“mianhe... ada sesuatu yang harus kuurus tadi, sebagai permintaan maaf kutraktir pie kacang kesukaanmu” bujuknya sambil sesekali menampilkan senyum puppynya.

“baiklah kalau kau memaksa” jihoon tertawa kecil melihat tingkah teman kecilnya yang sangat lucu baginya. Sementara avi masih sibuk menyembunyikan senyum bahagiannya.

“kajja”

***

Flasback

Matanya melotot karna rasa sakit yang teramat, pisau masih tertancap di perutnya. Pelakunya tentu saja seseorang yang memakai jubah hitam tadi.  dia menarik pisaunya pelan-pelan memberikan sensasi rasa sakit yang luar biasa untuk yeoja mungil itu.

Suara tawa makin mendenging, yeoja itu sudah tak kuat lagi. darahnya sudah memucur deras ke lantai, nafasnya tersengal-engal dan tersisa sedikit.

“apa kau sudah mati? Gak seru ah” dia terkekeh lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya apalagi melihat korban tak berdosanya ambruk ketanah dengan genangan darah merah pekat.

“ter..rnya..ta.. se.l..a..ma...ini kau. Pe..la...kunya” ucapnya dengan nafasnya yang tinggal separuh.

“we? Kau terkejut, seharusnya kau lebih terkejut lagi dengan ini”

Jlep 

Dia menusuk punggung yeoja malang itu sekali lagi, lagi dan lagi. hingga membuat tubuhnya basah oleh cucuran darah segar. Yeoja malang itu sudah tak bisa apa-apa, bahkan hanya untuk berteriak untuk yang terakhir kalinya. yang keluar hanya suara kosong yang tak terdengar.

“senang bisa mengenalmu”

Seseorang dengan jubah itu segera melemparkan sesuatu kepada yeoja itu. mungkin sejenis cairan,  lalu membakar tubuhnya hidup-hidup disaat yeoja itu masih bernafas. Kejam,  keji dan gila hanya itu yang dapat menggambarkannya.

***

17 oktober 2016

“mwo? pembunuhan lagi” mata avi terbuka sempurna, dia benar-benar terkejut dengan keadaan ini.

“eoh, kali ini seorang yeoja dari kelas tiga. Entah yang selanjutnya siapa” ucap jaewan malas, sebenarnya lebih ke arah ngantuk.

“bukankah ini semakin mengerikan” tutur niw khawatir

“mulai sekarang kalian semua harus berhati-hati, apalagi kalian tau kan yang dibunuh semuanya yeoja” kata namja bernama park jihoon itu sambil meminum jus apelnya.

“aku pernah berfikir pembunuhnya bisa siapa saja, bagaimana kalau salah satu dari kita”tebak lui yang membuat semua orang menatapnya.

“Ya! apa yang kau katakan, itu menakutkan” avi bergidik ngeri, memikirkannya saja membuatkanya ketakutan.

“itu benar, tak mungkin” kali ini yuri memberikan pendapatnya, biasanya dia paling benci jika membicirakan ini.

“jangan menakutiku lui-ya” niw bergidik ngeri sambil menatap jihoon yang duduk disampingnya.

“tenang saja tak akan terjadi apa-apa kepadamu, juga kalian” kata jihoon yakin sambil menatap kepada niw. niw tersenyum simpul, Tentu saja itu senyum tulus. Apalagi mereka sudah 8 bulan menjalankan sebuah hubungan spesial sebagai sepasang kekasih.

“dasar pasangan” ketus lui, sementara avi lebih memilih menatap ke arah lain.

***

23 oktober 2016

“kita sudah sejauh ini, kenapa belum menemukan si brengsek itu” umpat seseorang yang memakai setelan jaket kulit hitam bersama 2 rekanya.

“sial, kenapa dia sangat sulit ditangkap” ucap yang satunya dengan nada kesal.

“jika terjadi satu pembuhuhan lagi dan kita tak bisa menemukannya atau bahkan menemukan petunjuk, kita akan mati ditangan atasan” orang ketiga mulai berasumsi

“mau bagaimana lagi” katanya sambil bergidik lesu, mereka berdua sudah tak tau lagi harus apa. Banyak cara yang sudah dia lakukan untuk menemukan pelaku pembunuhan, tapi sama sekali tak bisa menangkapnya.

“kita pancing dia untuk yang terakhir kalinya”

***

24 oktober 2016

Dor Dor Dor

Dentuman suara tembak terus terdengar,  sementara seseorang dengan jubah hitam itu terus berlari tanpa henti.

“cepatlah seongwoo-ah!” teriak salah satunya.

“Ya aku sedang berusaha!” umpat namja berperawakan tinggi itu sambil terus berlari. Sementara pembunuh berjubah hitam itu tetap berlari tak mempedulikan tembakan-tembakan pistol yang hampir menembus kulitnya.

“pergilah ke jalan pintas” perintah seongwoo kepada teman satu misi tersebut, tanpa buang-buang waktu namja itu pergi ke sisi yang satunya, sementara pembunuh berjubah hitam itu terus berlari sampai menemukan jalan buntu.

“haha aku menekanmu, bagaimana apa ada kata terakhir?” seongwoo tertawa dengan volume keras, rasa-rasanya tak ada yang lebih membahagiakan daripada menangkap buruan yang selama ini diincar-incar.

“bffftt... hahaha” pembunuh berjubah hitam terkikik geli, itu membuat seungwoo menghentikan senyumannya dan menatapnya tajam.

“kau pikir aku akan kalah semudah itu?”

Dor

Ledakan besar terjadi, pelakunya tentu saja orang yang selama ini banyak membunuh orang tak berdosa dengan kelicikannya, si jubah hitam.

Seongwoo tak bisa melepaskan diri dari ledakan tersebut. Si jubah hitam tertawa dengan keras karena sudah melihat orang yang baru saja tertawa didepannya hancur berkeping-keping. menyisakan beberapa bagian tubuhnya yang masih terlihat jelas.

“seungwoo-ah!” teriak rekannya yang hanya terpaku ditempat, melihat rekanya mati. Sementara si jubah hitam dengan cepat melarikan diri.

***

25 Oktober 2016

Dor

Suara tembakan itu terdengar lagi, menggema disetiap sudut ruangan. menganai tepat kening seorang namja yang notabennya merupakan agen ke 2 untuk memburunya.

“Cuma segitu kemampuanmu” 

Bau anyir tercium, agen itu sudah tak bernyawa sekarang. Meninggalkan seseorang berjubah hitam itu sendiri dengan senyum yang mengembang.

Dor

Dia tersungkur, rupanya namja yang menembak adalah salah satu-satunya agen yang tersisa. Dengan langkah terhuyuh-huyuh dia mendekati rekannya yang sudah tergeletak tak bernyawa.

“Bodoh! Maafkan aku terlambat” teriaknya parau.

“Brengsek kau!!!” erangnya pilu menatap ke arah jubah hitam yang sekarang terkapar lemah, dengan seluruh emosi dia berlari ke arah pembunuh berjubah tadi dan menarik jubahnya kasar agar mengetahui siapa yang berada dibalik semua ini.

Namja bernama kim itu terbelalak, matanya benar-benar terbuka sempurna, bahkan rasanya tubuhnya lemas. Dia tak pernah merasa sepilu ini sebelumnya, dan sekararn rahangnya terasa kelu untuk mengeluarkan kata-kata.

“jadi selama ini kau...” jaewan tak bisa melanjutkan perkataannya, nafasnya terasa tercekat. Jaewan sebenarnya  memang agen yang selama ini ditugaskan dari organisasi pemerintah untuk memberantas pembunuhan yang terjadi di sekolah smanya. Tapi dia tak pernah menduganya.

“avi-ya... kenapa?” pekiknya lemah, air matanya jatuh perlahan setelah melihat ironi yang sangat menyeramkan. sementara avi yang sudah lemah hanya tersenyum. Iya, dialah pembunuh sebenarnya selama ini.

“kenapa harus kau”

***

20 oktober 2016

Yeoja mungil bernama han avi itu tersenyum sumringah, bukan karna dia mendapat eskrim atau mendapat jacpot shopping, dia akan mendapatkan mangsa empuk malam ini yang selama ini ia incar.
Hari ini dia sengaja tak pulang kerumah sampai malam dan berada di sekolahnya mencari seseorang untuk menjadi pelampiasannya.

Avi bukan sejenis manusia serigala atau vampir yang membuh untuk memakannya atau untuk bertahan hidup seperti di film-film atau apalah itu. Avi merupakan seorang pembunuh bayaran yang membunuh siapa saja yang ditugaskan,  jika tak ada klaen yang ingin jasanya dia terbiasa membunuh siapa saja untuk mengisi kekosongannya.

Timbul pertanyaan bagaimana seorang yeoja mungil bisa melakukan hal semengerikan itu, tapi nyatanya dia bisa. Dengan semua hal yang ia punya, dia bisa.

“hari ini aku ingin membakar seseorang” ucapnya sambil memakai jubah hitam dan sarung tangan untuknya membunuh lengkap dengan pisau dan pistol ilegal yang ia dapatkan dipasar gelap.
Dan hal yang mengejutkan dia bukanlah seorang psikopat atau menderita penyakit psikolog lainnya, dia hanya yeoja normal yang sangat kejam dan brutal.

“aku akan membunuhnya perlahan” sambil terkiki geli dia mendekati yeoja yang duduk sendirian diperpustakaan itu dengan semua efek menakutkan dari kegelapan malam.

***

Selesai membunuh yeoja tadi dan membakarnya hidup-hidup, lalu menghilangkan bukti dengan membakarnya dan melumurinya denang cuka. dia pergi dengan hati riang kerumah.

Tak ada yang tau dan yang pernah tau, siapa sebenarnya yeoja mungil suka tersenyum
 dan bercanda ini, bahkan kedua orang tuanya.

Avi memasuki rumah sederhananya dengan santai, lalu duduk disofa untuk melihat berita petang ini, dan benar yang disiarkan adalah hasil karyanya tadi.

“wah wah, ini sangat menyenangkan” ucapnya tanpa dosa sambil memakan cemilan seakan sedang menonton sebuah drama yang menarik.

Ada hal yang membuatnya tersenyum lagi. seingatnya dia baru membunuh sekitar 7 orang ditambah ini, tapi diberitakan sudah 9 orang yang tewas mengenaskan.

“jadi aku punya rekan didaerah sini? Wow daebak! ini akan menyangkan” lagi-lagi dia terkikih, baginya membunuh sudah merupakan hal yang sangat biasa. bukan karna dia tak merasakan apa-apa saat membuh seperti psikopat.

Dia malah merasa ini sangat menegangkan dan sangat menyenangkan, apalagi sejak terjun didunia gelap ini dia merasa sangat bahagia. Itulah mengapa dia tak pernah merasa takut.

***

25 oktober 2016

Dia memuntahkan darahnya, tembakan diperut sisi kirinya benar-benar dalam. Tapi ini tak seberapa dengan apa yang terlah ia lakukan kepada setiap korbannya.

“katakan kenapa avi-ya” jaewan sudah tak bisa menahannya lagi, selama ini dia sangat mencintai sesosok avi yang ceria dan manis tapi apa ini?, merasa kalau dia sangat ingin membuhuh pelaku pembuhuhan dan ingin menjaga avi sangatlah bertentangan.

“jaewan-ah... apa yang bisa kukatakan?” kali ini avi mengelurkan suara lirihnya. Lemah dan kesakitan itulah yang ia alami saat ini.

“hahahah kau tau ini lucu sekali kan” kata jaewan sambil tertawa pilu. Avi tersenyum kali ini dengan senyum tulus yang tak pernah ia tunjukan.

“tanganku ini sudah terlalu kotor jaewan-ah, aku tak bisa membersihkannya” avi menghela nafas lalu menghembusakannya perlahan.

“kalau kau tak bisa membersiahkan noda darah yang ada ditanganmu, kau bisa menutupinya dengan darah lain” jaewan hanya menatap avi dengan tatapan kosong tak berniat untuk menjawab atau mengatakan apapun untuk saat ini.

“apa kau tau apa yang kau lakukan selama ini” tangis jaewan benar-benar pecah, menangis baginya bukanlah perkara yang mudah. Tapi untuk saat ini rasanya ia ingin menumpahkan semua air matanya hari ini.

“bunuh saja aku” pekik avi, dia memang sudah siap dengan apapun yang akan terjadi.
 
“kau ingin mati?”

“yaps, lagipula tak ada lagi yang menyenagkan sekarang, aku sudah hidup lama dengan membuhuh dan juga aku sudah berhasil membuh orang yang paling aku benci didunia ini” senyum lebar terpapar diwajah pucatnya.

“apa kau bahagia setelah membuh niw?” pertanyaan jaewan tak diablas oleh avi, benar yeoja terakhir yang ia bunuh adalah teman dekatnya sendiri, yang sebenarnya sangat ia benci karna sudah merebut orang yang ia cintai selama ini.

Avi tak menjawabnya dia hanya tersenyum, sementara terdengar suara langkah kaki dari luar ruagan yang menagarah ke arah mereka.

“Avi-ya!!!” suara teriakan dari luar gudang, hingga dia berlari ke arah avi yang terkapar.

“jihoon-a kenapa kau kemari?” kejut avi setengah mati, bagimanapun juga dia benar-benar tak ingin jihoon ada disini disaat-saat seperti ini dan dalam kondisi seperti ini.

“kenapa?” suaranya parau, entah antara terkejut dengan keadaan atau melihat sahabatnya yang sebenarnya sangat ia cintai terkapar sekarat.

“katakan kenapa semua jadi seperti ini” tak ada jawaban dari avi dia hanya terdiam, air matanya baru keluar dari sekian lama. Entah mengapa melihat jihoon dari dekat seperti ini membuatnya ingin hidup untuk kedua kalinya.

“jihoon-a bisakah kau menjauh dulu” potong jaewan sambil menarik tubuh lemah avi dari pelukan jihoon, bukan karna dia cemburu tapi dia memang harus melakukan ini.

“aku akan membawanya kerumah sakit” tambah jaewan sudah bersiap-siap untuk menggendong avi hinggga tangan lemah avi menghentikannya.

“ada apa?”tanyanya datar.

“bisakah aku memelukmu sebentar jaewan-ah” pekik avi lirih, tanpa aba-aba jaewan langsung memeluk avi dengan erat. Perasaan benci dan cinta benar-benar membuatnya tak tau harus apa.

“gomawo, pelukanmu sangat hangat” avi tersenyum tulus dan mendekap jaewan. Dia memejamkan matanya sesaat, bagi avi tak ada pelukan yang lebih hagat dan tulus dari pada pelukan dari seorang jaewan. Seseorang yang sama sekali tak avi pikirkan sebagai seorang agen yang mau membunuhnya.

“saranghe” ucapapan singkat jaewan yang membuat punggung avi bergetar. Ingin rasanya menangis sekeras kerasnya.

“ara jaewan-ah mian selama ini aku pura-pura tak tau” avi menghela nafas panjang.

“dan maaf lagi” tambahnya.

“maaf untuk apa?” 

“maaf untuk ini” 

Jlep

Mereka terperaga, avi berhasil menusuk jaewan dengan pisau panjangnya yang ia sembuyikan dijubahnya sampai menembus perutnya dan sampai menusuk perut avi sendiri.

“maaf karna aku egois, aku ingin kau menemaniku” air mata avi jatuh tanda penyesalan, jaewan terpaku dengan muntahan darah. Dia hanya tersenyum ke arah avi dengan semua yang ia punya. 

“Avi-ya!!!” teriak jihoon dengan sekeras mungkin. sambil mencoba memeluk avi yang sudah ambruk di tanah.

“Ya apa yang kau lakukan bodoh!” erangnya sekali lagi. Mereka berdua tergeletak ditanah tak sanggup beriri lagi

Jaewan sudah tak bernyawa dengan senyuman yang terlukis diwajahnya, sementara avi masil tersengal-engal.

“ji..hoo..n-aa.. mian..he” dan itulah kata terakhir avi hingga dia sudah tak bernafas lagi. jihoon terpaku ditempat dengan air mata yang terus menetes.

Tak lama setelah itu ekspresi terpukul wajah jihoon berubah menjadi senyum lebar, sambil sesekali menatap kedua orang yang sudah dia bodohi. Dialah psikopat yang sebenarnya.

“ha ha ha selamat jalan sayang”

fin

ha ha gimana? buat bingung kan? jangankan kamu suflo aja iya (hahaha bercanda bray) maaf ya kalau banyak tpypo sebenarnya suflo dah berusaha agar gak ada tapi mau gimana lagi, suflo mah apa atuh... 
tolong comen dan sarannya ya gays, entah itu hinaaan atau daripada gak ada kerjaan komen kalian sangat membantu untuk suflo agar lebih baik lagi.
sesungguhnya orang-orang yang membantu orang lain adalah sebaik-baiknya manusia ( kok malah dakwah) pokoknya tolong banget dengan semua mohon dah.
tunggu ff terbaru suflo yang entah itu army ato wannable ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAGAM HIAS SUMATRA

Teori dibalik mv bts spring day sunflower

Dampak pemberontakan RMS (republik maluku selatan)