FF WANNA ONE VIELED (park jihoon)
Veiled
Genre:
Action - Thriller- AU- Hurt- Romance
Rating:
PG-17
Lenght:
Oneshoot
Whatshup bro, suflo balik lagi dengan karya terbaru suflo nih. ini adalah ff pertama wanna one suflo yang suflo publik. sebenrnya sih ff ini geje banget gays, ditampah agak berbelit belit. suflo mau ngingetin jika ff ini mengandung kekerasan dan kata-kata yang kurang pantas. jadi yang belum cukup umur dan berhati lembut (macam suflo) tolong minggir ya. kalian bisa cari alternatif ff lain yang lebih mendidik (kalau punya suflo sih gak berfaedah banget) dan suflo juga mau mewanti-wanti baca tanggal di atasnya agar gak ada kesalah pahaman karna alurnya maju mundur cantik... langsung aja deh happy reading...
25 oktober 2016
Namja dan yeoja itu terpaku ditempat, menatap dengan
tatapan kosong dengan air mata terurai. Pilu sekali rasanya, semua terasa
seperti mimpi. Tak ada salah satu dari mereka yang menyangka hal ini akan
terjadi.
Darah segar mengalir dikedua perut mereka berdua.
terasa sakit dan perih, tapi tak pernah sesakit luka menganga dihati mereka.
Darah terus mengalir keluar dan mereka sama sekali tak merubah raut muka mereka,
bahkan sekedar merasakan sakit.
“kenapa harus kau?”
***
18 oktober 2016
Angin musim dingin mulai berhembus, menerbangkan
sedikit helai rambut seorang yeoja yang dari tadi memilih menghangatkan
tubuhnya disebuah cafe terbuka tak jauh dari sekolahnya.
“kau disini?” ucap seorang dari balik pintu cafe
yang terbuka, membuat yeoja bermarga han itu menoleh sekilas lalu kembali
melihat leptopnya yang memang sedang ia kerjakan.
“eoh, kenapa kau kemari?” namja itu hanya bergidik
bahu, lalu duduk tepat didepan yeoja mungil itu.
“ya! kau mengabaikanku jaewan-ah!” umpatnya sambil
mengembungkan mulutnya, mencoba terlihat sekesal mungkin kepada teman
sekalasnya tersebut.
“siapa yang mengabaikanmu iva-ya...” katanya seimut
mungkin.
“Ya! sudah kubilang namaku avi! bukan iva! A.V.I!”
teriak avi dengan nada tinggi, tentu saja itu membuat para penggunjung melihat
kearahnya.
“ara ara, jangan berteriak kau crewet sekali” avi hanya
bergeming sambil meminum lattenya lagi, yang sudah hampir dingin. sementara
namja bernama jaewan itu memilih untuk segera memesan minuman hangat secepat
mungkin.
Tubuhnya sudah tak kuat dengan hawa dingin yang
menusuk tulang, memang musim dingin tahun ini lebih parah dari pada tahun tahun
kemarin.
“bisakah kau berhenti menatapku” ketus avi kali ini
lebih lirih mengingat banyak orang yang menoleh saat dia teriak tadi.
“kau masih mengejar-ngejar jihoon?” mata avi
membulat sempurna, bukan Cuma karna perkataan jaewan yang benar-benar menyebalkan,
tapi juga tuduhhannya mengejar ngejar seseorang yang bahkan sudah memilik
kekasih.
“mwo? kau kira aku ini apa? Siapa yang
mengejar-ngejarnya?” decakan terus keluar dari mulut kecil avi sementara jaewan
lebih memilih terkikik geli.
“menyerahlah dia sudah punya pacar” ejeknya santai
sambil meminum pesanan americanonya yang baru saja datang.
“sudah kubilang aku tak peduli, lagipula aku juga
tak mengejar-ngejarnya”
“tapi kau menyukainya” ucapnya getir, entah kenapa
ekspresi wajah jaewan tak sama dengan wajahnya yang tadi, tersimpan sesuatu
yang tak bisa dikatakan.
Avi terdiam, tak bisa menjawab pertanyaan yang
jaewan lontarkan. Memang benar dia tak penah mengejar –ngejar teman masa
kecilnya yang sudah punya pacar tersebut, hanya saja dia tak menampik jika dia
punya perasaan terpendam padanya sejak dulu.
“ah... sudahlah lebih baik kau mencari namja lain,
banyak namja yang lebih baik daripada si letoy sepertnya”.
“mworago!”
“letoy”
“Ya!” jaewan berlari sesaat mengatakan kata
terakhirnya, menggoda teman sekelasnya tak pernah semenyenangkan ini.
***
19 oktober 2017
“lagi-lagi pembunuhan” ucap seorang yeoja berambut
ikal setelah melihat siaran berita di layar tv cafetaria.
“akhir-akhri semakin banyak saja, menakutkan” tutur seseorang
lagi yang masih sibuk mengunyah sosis.
“parahnya sebagian besar terjadi disekolah ini”
perkataanya yang terakhir membuat 4 orang yeoja itu terdiam, kenyataan yang
sangat mengerikan itu, sangat
mengkhwatirkan. akhir-akhir ini terhitung 9 orang sudah jadi korban pembuhan 2
bulan terakhir.
“kalau menurutmu siapa yuri onie?” tanya yeoja yang
blasteran itu sambil meminum susu strowberynya.
“bagaimana aku tau” ucapnya acuh
“ah... aku harus segera pergi aku punya ekskull”
yeoja yang bermarga park itu segera bangkit, membuat 3 yeoja yang lain
menatapnya bingung.
“kenapa yuri onie setiap kita membahas ini selalu
pergi?”
“mola..., ya! kau tak memikirkan aneh-aneh pada yuri
onie kan?” ketus avi sambil sesekali menatap lui malas.
“siapa yang-“
“Ya! Ya! kalian berhentilah bertengkar, hidup yeoja
itu brisik banget” mereka bertiga memancingkan matanya sama-sama melihat
sesosok namja aneh yang tiba-tiba datang duduk didekat mereka.
“jaewan-ah lebih baik kau pergi, menggangu suasana”
umpat niw sambil menatap jaewan tajam.
“oke oke wanjeon oke” ucapnya dengan wajah lucunya dan
langsung menyambar sandwich yang berada di tangan avi.
“Ya! belilah sendiri!” jaewan sama sekali tak
menggubris triakan avi, dia masih sibuk melahap potongan sandwich yang dia
rebut tadi. Sementara avi sibuk dengan sumpah serapahnya.
“lupakan dia anggap saja dia tak ada”.
“kalau menurutku pembunuhnya adalah salah satu dari
murid sma ini, melihat dari pembuhan yang banyak terjadi disini” tebak niw
antusias yang membuahkan tatapan tajam dari mereka berdua.
“aku juga berfikir seperti itu, pasti dia adalah
seorang psiko” ucap lui masih meminum susu stroberrynya. Jaewan berhenti makan
dan menatap mereka bertiga dengan tajam.
“jangan terlalu yakin, ingat semua kemungkinan bisa
saja terjadi” kali ini avi yang beragumen.
“aku dengar ada beberapa agen yang ditugaskan disini
karna kasus pembunuhan ini”
“benarkah? Wah daebak” kata lui.
“mereka sama sekali tak berguna” jawab jaewan santai
sambil berjalan pergi. meninggalkan mereka bertiga yang tengah terbaku atas
perkataanya.
“dia kenapa?”
***
21 oktober 2016
Yeoja itu berlari, dengan semua tenaga yang ia
punya. Wajahnya pucat karena ketakutan ditambah dari oksigennya yang hampir
habis karna berlari sekuat tenaga.
Krek
Dia membuka pintu kelas kosong dan masuk kedalamnya
masih dalam keadaan terburu-buru, tubuhnya terus bergetar hebat begitu pula
dengan kringat yang memucur deras di keningnya. Dia bersembunyi di sebuah
banggku paling belakang, berharap orang yang mengejarnya tak menemukanya.
“odi.ga...yo... aku akan.. menemukan.mu...” kata
seseorang lirih dengan nada yang sangat menakutkan, berjalan dengan pelan ke
arah yeoja tadi.
Tak tak tak
Langkah kakinya semakin terdengar dekat, yeoja yang
bersembunyi itu benar-benar sangat ketakutan, ingin rasanya berteriak dan minta
tolong. Tapi ayolah dia tak sebodoh itu, apalagi tak ada orang lain yang
malam-malam begini tak punya kerjaan datang ke sekolah.
“kau ingin bermain-main denganku” senyumnya terukir
diwajah tak bersalahnya, ironi yang cukup menakutkan.
Langkah kakinya semakin dekat, begitu pula suara
gesekan pisaunya yang sengaja digoreskan.
“ketemu” ucapnya dengan senyuman.
“AAAAAA!!!!!!!......”
***
Avi masih berdiri didepan rumahnya, menunggu
seseorang tak pernah terasa semelelahkan ini.
“mianhe menunggu lama” avi menghela nafas lega,
semantara yang namja yang baru datang tadi mengatur nafasnya karna berlari
sekuat tenaga kemari.
“Ya lama sekali jihoon-a, aku sudah jadi boneka
salju” umpat avi yang hanya membuat namja itu terkekeh.
“mianhe... ada sesuatu yang harus kuurus tadi,
sebagai permintaan maaf kutraktir pie kacang kesukaanmu” bujuknya sambil
sesekali menampilkan senyum puppynya.
“baiklah kalau kau memaksa” jihoon tertawa kecil
melihat tingkah teman kecilnya yang sangat lucu baginya. Sementara avi masih
sibuk menyembunyikan senyum bahagiannya.
“kajja”
***
Flasback
Matanya melotot karna rasa sakit yang teramat, pisau
masih tertancap di perutnya. Pelakunya tentu saja seseorang yang memakai jubah
hitam tadi. dia menarik pisaunya
pelan-pelan memberikan sensasi rasa sakit yang luar biasa untuk yeoja mungil
itu.
Suara tawa makin mendenging, yeoja itu sudah tak
kuat lagi. darahnya sudah memucur deras ke lantai, nafasnya tersengal-engal dan
tersisa sedikit.
“apa kau sudah mati? Gak seru ah” dia terkekeh lagi,
kali ini lebih keras dari sebelumnya apalagi melihat korban tak berdosanya
ambruk ketanah dengan genangan darah merah pekat.
“ter..rnya..ta.. se.l..a..ma...ini kau.
Pe..la...kunya” ucapnya dengan nafasnya yang tinggal separuh.
“we? Kau terkejut, seharusnya kau lebih terkejut
lagi dengan ini”
Jlep
Dia menusuk punggung yeoja malang itu sekali lagi,
lagi dan lagi. hingga membuat tubuhnya basah oleh cucuran darah segar. Yeoja
malang itu sudah tak bisa apa-apa, bahkan hanya untuk berteriak untuk yang
terakhir kalinya. yang keluar hanya suara kosong yang tak terdengar.
“senang bisa mengenalmu”
Seseorang dengan jubah itu segera melemparkan sesuatu
kepada yeoja itu. mungkin sejenis cairan, lalu membakar tubuhnya hidup-hidup disaat
yeoja itu masih bernafas. Kejam, keji
dan gila hanya itu yang dapat menggambarkannya.
***
17 oktober 2016
“mwo? pembunuhan lagi” mata avi terbuka sempurna,
dia benar-benar terkejut dengan keadaan ini.
“eoh, kali ini seorang yeoja dari kelas tiga. Entah
yang selanjutnya siapa” ucap jaewan malas, sebenarnya lebih ke arah ngantuk.
“bukankah ini semakin mengerikan” tutur niw khawatir
“mulai sekarang kalian semua harus berhati-hati, apalagi
kalian tau kan yang dibunuh semuanya yeoja” kata namja bernama park jihoon itu
sambil meminum jus apelnya.
“aku pernah berfikir pembunuhnya bisa siapa saja,
bagaimana kalau salah satu dari kita”tebak lui yang membuat semua orang menatapnya.
“Ya! apa yang kau katakan, itu menakutkan” avi
bergidik ngeri, memikirkannya saja membuatkanya ketakutan.
“itu benar, tak mungkin” kali ini yuri memberikan
pendapatnya, biasanya dia paling benci jika membicirakan ini.
“jangan menakutiku lui-ya” niw bergidik ngeri sambil
menatap jihoon yang duduk disampingnya.
“tenang saja tak akan terjadi apa-apa kepadamu, juga
kalian” kata jihoon yakin sambil menatap kepada niw. niw tersenyum simpul,
Tentu saja itu senyum tulus. Apalagi mereka sudah 8 bulan menjalankan sebuah
hubungan spesial sebagai sepasang kekasih.
“dasar pasangan” ketus lui, sementara avi lebih
memilih menatap ke arah lain.
***
23 oktober 2016
“kita sudah sejauh ini, kenapa belum menemukan si
brengsek itu” umpat seseorang yang memakai setelan jaket kulit hitam bersama 2 rekanya.
“sial, kenapa dia sangat sulit ditangkap” ucap yang
satunya dengan nada kesal.
“jika terjadi satu pembuhuhan lagi dan kita tak bisa
menemukannya atau bahkan menemukan petunjuk, kita akan mati ditangan atasan”
orang ketiga mulai berasumsi
“mau bagaimana lagi” katanya sambil bergidik lesu,
mereka berdua sudah tak tau lagi harus apa. Banyak cara yang sudah dia lakukan
untuk menemukan pelaku pembunuhan, tapi sama sekali tak bisa menangkapnya.
“kita pancing dia untuk yang terakhir kalinya”
***
24 oktober 2016
Dor Dor Dor
Dentuman suara tembak terus terdengar, sementara seseorang dengan jubah hitam itu
terus berlari tanpa henti.
“cepatlah seongwoo-ah!” teriak salah satunya.
“Ya aku sedang berusaha!” umpat namja berperawakan
tinggi itu sambil terus berlari. Sementara pembunuh berjubah hitam itu tetap
berlari tak mempedulikan tembakan-tembakan pistol yang hampir menembus
kulitnya.
“pergilah ke jalan pintas” perintah seongwoo kepada
teman satu misi tersebut, tanpa buang-buang waktu namja itu pergi ke sisi yang
satunya, sementara pembunuh berjubah hitam itu terus berlari sampai menemukan
jalan buntu.
“haha aku menekanmu, bagaimana apa ada kata
terakhir?” seongwoo tertawa dengan volume keras, rasa-rasanya tak ada yang
lebih membahagiakan daripada menangkap buruan yang selama ini diincar-incar.
“bffftt... hahaha” pembunuh berjubah hitam terkikik
geli, itu membuat seungwoo menghentikan senyumannya dan menatapnya tajam.
“kau pikir aku akan kalah semudah itu?”
Dor
Ledakan besar terjadi, pelakunya tentu saja orang
yang selama ini banyak membunuh orang tak berdosa dengan kelicikannya, si jubah
hitam.
Seongwoo tak bisa melepaskan diri dari ledakan
tersebut. Si jubah hitam tertawa dengan keras karena sudah melihat orang yang
baru saja tertawa didepannya hancur berkeping-keping. menyisakan beberapa
bagian tubuhnya yang masih terlihat jelas.
“seungwoo-ah!” teriak rekannya yang hanya terpaku
ditempat, melihat rekanya mati. Sementara si jubah hitam dengan cepat melarikan
diri.
***
25 Oktober 2016
Dor
Suara tembakan itu terdengar lagi, menggema disetiap
sudut ruangan. menganai tepat kening seorang namja yang notabennya merupakan
agen ke 2 untuk memburunya.
“Cuma segitu kemampuanmu”
Bau anyir tercium, agen itu sudah tak bernyawa
sekarang. Meninggalkan seseorang berjubah hitam itu sendiri dengan senyum yang
mengembang.
Dor
Dia tersungkur, rupanya namja yang menembak adalah
salah satu-satunya agen yang tersisa. Dengan langkah terhuyuh-huyuh dia
mendekati rekannya yang sudah tergeletak tak bernyawa.
“Bodoh! Maafkan aku terlambat” teriaknya parau.
“Brengsek kau!!!” erangnya pilu menatap ke arah
jubah hitam yang sekarang terkapar lemah, dengan seluruh emosi dia berlari ke
arah pembunuh berjubah tadi dan menarik jubahnya kasar agar mengetahui siapa yang
berada dibalik semua ini.
Namja bernama kim itu terbelalak, matanya
benar-benar terbuka sempurna, bahkan rasanya tubuhnya lemas. Dia tak pernah
merasa sepilu ini sebelumnya, dan sekararn rahangnya terasa kelu untuk
mengeluarkan kata-kata.
“jadi selama ini kau...” jaewan tak bisa melanjutkan
perkataannya, nafasnya terasa tercekat. Jaewan sebenarnya memang agen yang selama ini ditugaskan dari
organisasi pemerintah untuk memberantas pembunuhan yang terjadi di sekolah
smanya. Tapi dia tak pernah menduganya.
“avi-ya... kenapa?” pekiknya lemah, air matanya
jatuh perlahan setelah melihat ironi yang sangat menyeramkan. sementara avi
yang sudah lemah hanya tersenyum. Iya, dialah pembunuh sebenarnya selama ini.
“kenapa harus kau”
***
20 oktober 2016
Yeoja mungil bernama han avi itu tersenyum
sumringah, bukan karna dia mendapat eskrim atau mendapat jacpot shopping, dia akan
mendapatkan mangsa empuk malam ini yang selama ini ia incar.
Hari ini dia sengaja tak pulang kerumah sampai malam
dan berada di sekolahnya mencari seseorang untuk menjadi pelampiasannya.
Avi bukan sejenis manusia serigala atau vampir yang
membuh untuk memakannya atau untuk bertahan hidup seperti di film-film atau
apalah itu. Avi merupakan seorang pembunuh bayaran yang membunuh siapa saja
yang ditugaskan, jika tak ada klaen yang
ingin jasanya dia terbiasa membunuh siapa saja untuk mengisi kekosongannya.
Timbul pertanyaan bagaimana seorang yeoja mungil
bisa melakukan hal semengerikan itu, tapi nyatanya dia bisa. Dengan semua hal
yang ia punya, dia bisa.
“hari ini aku ingin membakar seseorang” ucapnya
sambil memakai jubah hitam dan sarung tangan untuknya membunuh lengkap dengan
pisau dan pistol ilegal yang ia dapatkan dipasar gelap.
Dan hal yang mengejutkan dia bukanlah seorang
psikopat atau menderita penyakit psikolog lainnya, dia hanya yeoja normal yang
sangat kejam dan brutal.
“aku akan membunuhnya perlahan” sambil terkiki geli
dia mendekati yeoja yang duduk sendirian diperpustakaan itu dengan semua efek
menakutkan dari kegelapan malam.
***
Selesai membunuh yeoja tadi dan membakarnya
hidup-hidup, lalu menghilangkan bukti dengan membakarnya dan melumurinya denang
cuka. dia pergi dengan hati riang kerumah.
Tak ada yang tau dan yang pernah tau, siapa
sebenarnya yeoja mungil suka tersenyum
dan bercanda ini, bahkan kedua orang
tuanya.
Avi memasuki rumah sederhananya dengan santai, lalu
duduk disofa untuk melihat berita petang ini, dan benar yang disiarkan adalah
hasil karyanya tadi.
“wah wah, ini sangat menyenangkan” ucapnya tanpa
dosa sambil memakan cemilan seakan sedang menonton sebuah drama yang menarik.
Ada hal yang membuatnya tersenyum lagi. seingatnya
dia baru membunuh sekitar 7 orang ditambah ini, tapi diberitakan sudah 9 orang
yang tewas mengenaskan.
“jadi aku punya rekan didaerah sini? Wow daebak! ini
akan menyangkan” lagi-lagi dia terkikih, baginya membunuh sudah merupakan hal
yang sangat biasa. bukan karna dia tak merasakan apa-apa saat membuh seperti
psikopat.
Dia malah merasa ini sangat menegangkan dan sangat
menyenangkan, apalagi sejak terjun didunia gelap ini dia merasa sangat bahagia.
Itulah mengapa dia tak pernah merasa takut.
***
25 oktober 2016
Dia memuntahkan darahnya, tembakan diperut sisi
kirinya benar-benar dalam. Tapi ini tak seberapa dengan apa yang terlah ia
lakukan kepada setiap korbannya.
“katakan kenapa avi-ya” jaewan sudah tak bisa
menahannya lagi, selama ini dia sangat mencintai sesosok avi yang ceria dan
manis tapi apa ini?, merasa kalau dia sangat ingin membuhuh pelaku pembuhuhan
dan ingin menjaga avi sangatlah bertentangan.
“jaewan-ah... apa yang bisa kukatakan?” kali ini avi
mengelurkan suara lirihnya. Lemah dan kesakitan itulah yang ia alami saat ini.
“hahahah kau tau ini lucu sekali kan” kata jaewan
sambil tertawa pilu. Avi tersenyum kali ini dengan senyum tulus yang tak pernah
ia tunjukan.
“tanganku ini sudah terlalu kotor jaewan-ah, aku tak
bisa membersihkannya” avi menghela nafas lalu menghembusakannya perlahan.
“kalau kau tak bisa membersiahkan noda darah yang
ada ditanganmu, kau bisa menutupinya dengan darah lain” jaewan hanya menatap
avi dengan tatapan kosong tak berniat untuk menjawab atau mengatakan apapun
untuk saat ini.
“apa kau tau apa yang kau lakukan selama ini” tangis
jaewan benar-benar pecah, menangis baginya bukanlah perkara yang mudah. Tapi
untuk saat ini rasanya ia ingin menumpahkan semua air matanya hari ini.
“bunuh saja aku” pekik avi, dia memang sudah siap
dengan apapun yang akan terjadi.
“kau ingin mati?”
“yaps, lagipula tak ada lagi yang menyenagkan
sekarang, aku sudah hidup lama dengan membuhuh dan juga aku sudah berhasil
membuh orang yang paling aku benci didunia ini” senyum lebar terpapar diwajah
pucatnya.
“apa kau bahagia setelah membuh niw?” pertanyaan
jaewan tak diablas oleh avi, benar yeoja terakhir yang ia bunuh adalah teman
dekatnya sendiri, yang sebenarnya sangat ia benci karna sudah merebut orang
yang ia cintai selama ini.
Avi tak menjawabnya dia hanya tersenyum, sementara
terdengar suara langkah kaki dari luar ruagan yang menagarah ke arah mereka.
“Avi-ya!!!” suara teriakan dari luar gudang, hingga
dia berlari ke arah avi yang terkapar.
“jihoon-a kenapa kau kemari?” kejut avi setengah
mati, bagimanapun juga dia benar-benar tak ingin jihoon ada disini disaat-saat
seperti ini dan dalam kondisi seperti ini.
“kenapa?” suaranya parau, entah antara terkejut
dengan keadaan atau melihat sahabatnya yang sebenarnya sangat ia cintai
terkapar sekarat.
“katakan kenapa semua jadi seperti ini” tak ada
jawaban dari avi dia hanya terdiam, air matanya baru keluar dari sekian lama.
Entah mengapa melihat jihoon dari dekat seperti ini membuatnya ingin hidup
untuk kedua kalinya.
“jihoon-a bisakah kau menjauh dulu” potong jaewan
sambil menarik tubuh lemah avi dari pelukan jihoon, bukan karna dia cemburu
tapi dia memang harus melakukan ini.
“aku akan membawanya kerumah sakit” tambah jaewan
sudah bersiap-siap untuk menggendong avi hinggga tangan lemah avi
menghentikannya.
“ada apa?”tanyanya datar.
“bisakah aku memelukmu sebentar jaewan-ah” pekik avi
lirih, tanpa aba-aba jaewan langsung memeluk avi dengan erat. Perasaan benci
dan cinta benar-benar membuatnya tak tau harus apa.
“gomawo, pelukanmu sangat hangat” avi tersenyum
tulus dan mendekap jaewan. Dia memejamkan matanya sesaat, bagi avi tak ada
pelukan yang lebih hagat dan tulus dari pada pelukan dari seorang jaewan.
Seseorang yang sama sekali tak avi pikirkan sebagai seorang agen yang mau
membunuhnya.
“saranghe” ucapapan singkat jaewan yang membuat
punggung avi bergetar. Ingin rasanya menangis sekeras kerasnya.
“ara jaewan-ah mian selama ini aku pura-pura tak tau”
avi menghela nafas panjang.
“dan maaf lagi” tambahnya.
“maaf untuk apa?”
“maaf untuk ini”
Jlep
Mereka terperaga, avi berhasil menusuk jaewan dengan
pisau panjangnya yang ia sembuyikan dijubahnya sampai menembus perutnya dan
sampai menusuk perut avi sendiri.
“maaf karna aku egois, aku ingin kau menemaniku” air
mata avi jatuh tanda penyesalan, jaewan terpaku dengan muntahan darah. Dia
hanya tersenyum ke arah avi dengan semua yang ia punya.
“Avi-ya!!!” teriak jihoon dengan sekeras mungkin.
sambil mencoba memeluk avi yang sudah ambruk di tanah.
“Ya apa yang kau lakukan bodoh!” erangnya sekali
lagi. Mereka berdua tergeletak ditanah tak sanggup beriri lagi
Jaewan sudah tak bernyawa dengan senyuman yang
terlukis diwajahnya, sementara avi masil tersengal-engal.
“ji..hoo..n-aa.. mian..he” dan itulah kata terakhir
avi hingga dia sudah tak bernafas lagi. jihoon terpaku ditempat dengan air mata
yang terus menetes.
Tak lama setelah itu ekspresi terpukul wajah jihoon
berubah menjadi senyum lebar, sambil sesekali menatap kedua orang yang sudah
dia bodohi. Dialah psikopat yang sebenarnya.
“ha ha ha selamat jalan sayang”
fin
ha ha gimana? buat bingung kan? jangankan kamu suflo aja iya (hahaha bercanda bray) maaf ya kalau banyak tpypo sebenarnya suflo dah berusaha agar gak ada tapi mau gimana lagi, suflo mah apa atuh...
tolong comen dan sarannya ya gays, entah itu hinaaan atau daripada gak ada kerjaan komen kalian sangat membantu untuk suflo agar lebih baik lagi.
sesungguhnya orang-orang yang membantu orang lain adalah sebaik-baiknya manusia ( kok malah dakwah) pokoknya tolong banget dengan semua mohon dah.
tunggu ff terbaru suflo yang entah itu army ato wannable ;)
Komentar
Posting Komentar