FF/BTS "LONG ROAD" (+17) CHAPTER 5
Ff Bts “ long road” ( 17+)
Chapter 5
Genre:
-
Scool life
-
Romansa
-
Hurt
-
Yadong (dikit)
Main cast : -
Min vivi ( OC )
- Jeon
jungkook (Jungkook) BTS
- Park
jimin (Jimin) BTS
- Min
yonggi (Suga) BTS
- Park
nana (OC)
- Kim
taehyung (V) BTS
Cast: -
Oh sasa (OC)
- Kim
seokjin (Jin) BTS
- seo yuri (OC)
- Kim
namjon (Rapmon) BTS
- Jaehyun (NCT)
- go
salsa (OC)
- Jung
rara (OC)
- Jo
hoseok (Jhope) BTS
- Oh
nary (OC)
- And
other
Kembali
bersama dengan suflo, maaf ya suflo telat ngeposnya, soalnya banyak kendala nih gays... tapi tenang yang penting sekarang udah berhasil suflo poskan, nah chapter yang sebelumnya memang suflo buat lebih sedih
dan mengnyayat hati banget, di chapter ini suflo lebih fokus ke cinta segitiga
pasangan kesukaan suflo nih, jadi pasti sangat seru, tanpa banyak bacot ini
dia...
Author pov
Yuri berlali ke arah yonggi yang sedang berjalan
santai di koridor yang hanya menatapnya malas,
“changgi-a, kau tau dimana seokjin?”, mendengarkan nama seokjin sudah sangat malas apa lagi
setelah kejadian malam itu.
“anyeo, kenapa kau mencarinya?” katanya ketus.
“kau taukan changgi-a, tentang kejadian yang menimpanya dia tak masuk satu
hari, aku melihatnya masuk hari ini tapi dia lari saat ku panggil, kalau begini
terus bangaimana dengan tugas osisnya” tutur yuri, yuri dan seokjin memang satu kelas, mereka
berdua juga sama-sama pengurus osis.
“kalau aku tau dimana pasti dia sudah habis, ku pukul dia”, kata yoongi dingin, yuri hanya menghela nafasnya melihat kekasihnya yang sangat pemarah.
“whe?, apa karna nana teman vivi?”, cloterh yuri, entah mengapa yuri tiba-tiba terfikir dengan vivi, tapi seperti biasa yuri memang sering cemburu dengan hubungan yoongi dan vivi,
“whe?, tak masalahkan?”, yonggi berjalan melangkah
meniggalkan yuri, yuri sudah tak tahan menahannya lagi , ia berusaha berlari
kearah yonggi mencoba menghalangi langkah yonggi.
“changgi-a katakan! apakah kau mencintaiku?”, yuri
sudah tak kuat dengan semua sikap dingin yonggi selama seminggu ini, selama ini
yonggi hanya bersikap dingin dan kasar padanya, tentu saja itu membuatnya
bertanya-tanya jangan-jangan yonggi cuma mempermainkannya.
“kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu?” yoongi memutar bola matanya malas.
“anyeo, selama ini... aku masih bisa bertahan...
kuterima sikap dinginmu kepadaku, tapi hari
ini aku benar-benar sudah muak kau perlakukan seperti ini, meskipun aku sangat
mencintaimu, tapi terpikir olehku bahwa kau hanya mempermainkanku selama
ini....”, butiran-butiaran bening keluar begitu saja dari pelupuk mata yuri, ia menatap penuh arti ke arah yonggi,
dia sangat berharap jawaban apa kali ini yang
akan diberikan yonggi.
“ tentu saja aku mencintaimu, kalau tidak mana
mungkin kita pacaran”, mendengar jawaban yonggi, hati yuri menjadi sedikit lega ,
walaupun yonggi tetap menatapnya dingin, tapi setidaknya dia bilang mencintainya itu sudah cukup untuk yuri.
“jangan buang-buang waktu untuk hal tak penting”,
yonggi menarik tangan yuri dan membawanya pergi .
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Jungkook pov
Kami berjalan santai menuju kelas pagi ini, tadi
malam kami sudah mengalami malam yang rumit, aku benar-benar tak mengetahui apa
yang dipikirkannya sekarang, walaupun aku lega dia ternyata sudah lama menungguku,
tapi tetap saja, ada kekawatiran dia memilih si bantet itu dan meninggalkanku.
“ya pendek, kenapa kau diam saja?”, kucoba untuk
menghilangkan kecanggungan diantara kami,
“kau ini! selalu saja menyebutku pendek,
menyebalkan!”, sukurlah dia masih bisa tersenyum, ku hentikan langkahku dan
menatapnya dalam-dalam.
“lalu apa aku harus menyebutmu tinggi? bukankah itu
bohong namanya”, aku mencubit pipinya gemas, pipi kecil vivi selalu membuatku
gemas.
“mwo! terserah jangkung!!!”, aku terjawa kecil
melihatnya membalas cubitanku dengan mencubit pipiku, rasanya ingin sekali terus
bersamanya, menjadikannya milikku seorang.
Tak kusangka aku sampai kehilangan kendali, jika aku
bersamanya sulit sekali menahan ini, tanpa sadar bibirku sudah menyentuh
bibirnya.
“ya apa yang kalian lakukan?”,
Author pov
Jimin berlari marah ke arah kekasihnya yang berciuman
didepan mata kepalanya sendiri dengan namja lain tentunya, darahnya terasa mendidih, tangannya mengepal sudah siap
memukul jungkook.
“aku tanya apa kalian lakukan!” bentak jimin, vivi melepaskan
tangan jungkook dan mencoba untuk menenangkan kekasihnya yang terlihat sangat marah.
“changi-a ini tak seperti yang-“ ,belum sempat vivi meneruskan
kata-katanya, jimin sudah menarik tangannya kasar.
jimin terlihat
benar-benar marah, jungkook tak tinggal diam, dia juga
menarik tangan vivi yang satunya, sehingga bisa ditebak vivi sedang ditarik oleh dua namja sekarang.
“kenapa?, kalau kami memang melakukannya?”, senyum
puas jungkook membuat jimin bertambah marah, ia menarik kerah seragam jungkook penuh emosi, bersiap-siap
memukulnya, jika bukan karna ada vivi disitu pasti mereka berdua pasti sudah
berkelahi.
“changgi-a jangan seperti ini, biar ku jelaskan apa
yang terjadi, kumohon dengarkan aku emm?...”, perkataan vivi membuat jimin melepaskan jungkook, menunggu penjelasan
orang yang sudah membuatnya semarah ini.
“baiklah coba jelaskan” kata jimin dingin, jimin menunggu lanjutan
kata-kata vivi,
“tak ada yang akan dijelaskan, aku mencintainya, dan
dia juga mencintaiku” kata jungkook sambil tersenyum sinis, DEG perkataan jungkook semakin membuat darah jimin naik, petir
serasa menyambar di atas kepala jimin.
“apa itu benar?”, jimin menatap vivi dengan mata berkaca-kaca, hati vivi langsung bergetar melihatnya, jimin saat ini
sangat ingin mengetahui kebenaran dari vivi.
“changgi-a dengar dulu, jebbal...” vivi menghela nafas
berat dan melihat ke arah jungkook.
“jungkook-ie
lebih baik kau pergi aku ingin bicara padanya, tinggalkan kami berdua”, tatapan vivi membut
jungkook menyerah dan akhirnya pergi, sebenarnya jungkook tak bisa melihat
vivi menanggung beban ini , apalagi ini semua karnanya dia hanya menambah beban di pundak
vivi, tapi dia sudah tak bisa mundur lagi.
Jungkook melangkah pergi menyisakan mereka berdua
yang masih mematung,
“changi-a aku ingin kau mendenangarkan yang ingin ku
katakan ini”, vivi menarik tangan jimin agar mereka berhadapan, vivi tak kuat
melihat mata jimin yang menahan amarah.
“baiklah cepatlah bicara”,
“tapi sebelum itu aku ingin kau berjanji padaku,
apapun yang kukatakan tolong jangan membenciku”
“cepat katakan” jimin sudah tak bisa menahan rasa
penasarannya.
“sebenarnya, sudah lama aku mencintai jungkook,
bahkan sebelum aku mengenalmu, aku sudah lama menunggunya, dan-“
“kau ingin meninggalkanku?”, jimin sudah tak kuat
mendengarkan lanjutan perkatan vivi yang membuat air matanya serasa akan menetes,
Vivi tak benar-benar tak ingin melihat jimin
menangis, ingin sekali berlari kearahnya dan memeluknya erat-erat mengatakan
betapa cintanya ia kepadanya.
“dengarkan dulu, aku tau kau pasti sangat kecewa...
aku tau, aku ini sangat jahat melakukan hal ini padamu, mianhe changgi-a”, air
mata vivi tak terbendung lagi, akhir-akhir ini air mata vivi sering sekali
keluar, karna cukup banyak masalah yang melilitnya.
“tapi aku ingin kau tau, aku tak bisa melepaskanmu,
memang benar aku sudah mencintai jungkook selama ini, tapi itu sebelum bertemu
denganmu, sekarang aku benar-benar mencintaimu, aku juga tak tau apa maunya
hatiku ini” kata vivi sambil terisak-isak.
“jadi apa yang kau coba katakan”, jimin selama ini
selalu mencintai vivi, hanya vivi yang ada di hatinya, rasa sakit didadanya
benar-benar sudah menyayat hatinya.
“mianhe, tapi aku harus katakan ini aku memang egois..., aku memutuskan
untuk memilih salah satu dari kalian dalam waktu 2 minggu”, jelas vivi yang langsung membuat jimin terhenyak.
“jadi begitu....”, jimin sangat kecewa dengan
perkataan vivi, dia yang sudah jelas-jelas kekasihnya merasa sangat tak berarti, bagaimana mungkin dia melakukan ini pada kekasihnya? bukanya sudah jelas seharusnya dia memilih kekasihnya sendiri.
Jimin hanya diam dia tak sanggup berkata apapun, dia
akhirnya berjalan meinggalkan vivi, dia sudah tak kuat bersama vivi saat ini,
dia ingin sendiri dulu menenagkan pikirannya ,
“changgi-a mianhe....”, tangis vivi semakin
menjadi-jadi melihat jimin yang sangat kecewa, dan berjalan menjauhinya, yang
tersisa di hatinya hanya penyesalan.
Dia juga tak tau harus apa setelah ini, tapi dia
tetap tak bisa melepaskan jungkook atau jimin, sebenarnya apa maunya?.
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Jam istirahat,
Semua siswa berkumpul di lapangan karna akan ada
pengumunaman pernting dari pengurus osis,
Ternyata pengumuman itu tentang pensi yang akan
berlangsung 2 minggu lagi, bahwa sekolah mengadakan even lomba untuk semua
siswa yang ingin menampilkan apapun yang disukainya, yang terbaik akan
menang dan akan membawa pulang hadiah yang sudah disediakan sekolah.
“onie kau akan menampilkan apa?”, sasa menoleh kepada vivi penasaran.
“entahlah, aku malas” vivi menjawnya dengan malas,
dia masih memikirkan bagaimana keadaan jimin, dipikirannya kini hanya ada jimin.
“apa maksudmu vivi-ya?, kau yang selalu ditunggu-tunggu
orang-orang”, kata nana yang sedang duduk di samping mereka berdua, nana hari
ini memang sudah masuk sekolah, walupun masih ada trauma yang mendalam di hatinya.
“kenapa kalian menyudutkanku?, kalian sediri ingin
menampilkan apa?, aku tau sekali kalian juga ditunggu-tunggu orang-orang” kata vivi ketus.
“kalau aku mungkin ingin balet lagi”, tak ada
satupun siswa di sekolah ini yang menyamai kemampuan balet sasa, dia sudah
menjadi balerina sejak kecil dan sudah memenangkan lomba tingkat nasional berulang kali, untuk itu dia selalu menampilkan balet di
berbagai kesempatan.
“kau tak bosan, hanya balet saja sasa-ya?, kalau aku
mungkin tak menampilkan apa-apa”, vivi menatap nana yang masih terlihat murung.
“apa maksudmu nana-ya kau harus tetap menampilakan
sesuatu, kau mau mengecewakan fans-fansmu, dan sasa-ya kau harusnya menampilkan
sesuatu bukan hanya balet”, vivi berusaha keras menguatkan nana.
“pokoknya kalau kalian berdua gak tampil, aku juga
gak tampil, titik” kata sasa asal.
“ya! kau ini benar benar honbae yang menyebalkan!
baiklah aku akan tampil, dan kau vivi-ya fansku tak sebanyak fansmu ” kata nana sambil memutar bola matanya malas.
“kalian ini,
mau tampil kok ngajak-ngajak”, mereka bertiga memang sering sekali bercanda,
segala hal selalu mereka lalui bersama.
“wah-wah siapa ini?, tiga yeoja tercantik di sekolah ini sedang
bersama ya”, kata seorang namja yang seketika menghentikan candaan mereka
bertiga.
“namjon sunbae?, bagaimana kau ada di sini?”, vivi
mendorong mundur nana dan sasa agar segera pergi, vivi tau kalau mereka sedang
dalam bahaya, namjon adalah sunbae tingkat tiga yang sangat berbahaya,
bagaimana tidak dia sangat teropsesi dengan para yeoja cantik dan populer yang
ada di sekolah ini.
Juga sering melakukan hal yang tidak baik kepada
mereka, contohnya dia pernah menungci sasa bersamanya di dalam gudang, untung
saja ada jimin dan taehyung yang datang menyelamatkannya, kalau tidak pasti terjadi sesuatu pada
sasa, ditambah lagi dia pernah memeluk nana sembarangan di depan umum.
Tentu saja mereka sudah mengadu ke sekolah untuk menghukum namjon, tapi
namjon selalu kembali dengan keadaan yang lebih gila, bahkan para guru tak ada
yang berani padanya, karna dia adalah anak kepala sekolah.
Dan yang sempat membuatnya di skorsing saat ini
adalah dia dengan segaja membuka rok mini vivi, yang sempat membuat jimin dan
jungkook marah sekali, mereka bahkan memukulinya dengan bringas, ditambah lagi
yonggi yang terkenal menyeramkan memukulnya juga.
Alhasil dia menginap dirumah sakit sampai beberapa
hari,
“kenapa sayang? kau kangen padaku?”, namjon
mendekati vivi yang terus mundur karna takut.
“lebih baik kau pergi sebelum ku pukul sunbae, kau tau aku tak suka kekerasan”, vivi
memberanikan diri melindungi nana dan sasa yang masih terlihat ketakutan dibelakang
vivi.
“onie, lebih baik kita lari” bisik sasa kepada vivi, sasa benar-benar
tramua dengan kejadian waktu itu, apa lagi jika bertemu namjon lagi.
“kalian tetap cantik ya...., dan kau tau vivi-ya semakin
kau sulit didapatkan semakin ingin aku mencoba untuk mendapatkanmu” katanya sambil menyerigai.
Bruak!!!
Pukulan keras mendarat ke pipi namjon membuatnya
terjungkal membuat sudut di bibirnya mengeluarkan darah segar,
“berengsek, beraninya kau muncul lagi! belum cukup
pukulanku?!!...”, vivi menghela nafas lega karna saat itu ada jungkook yang
menolongnya, sebenarnya bisa saja dia memukul namjon, dan lari meninggalkannya tapi bagaimana
dengan nana dan sasa.
Jungkook segera menarik tangan vivi dan mencoba
melindungi mereka bertiga dibalik punggungnya.
“gwenchana?”, dia menyentuh pelan pipi vivi yang sukses
membuatnya hati vivi tenang walau dengan
keaadan seperti apapun.
“ne gwenchana, jangan terlalu keras padanya dia
baru pulang dari rumah sakit”
“kau ini, kawatirkan diri mu sendiri sebelum orang
lain, lagian si brengsek ini tak perlu di ampuni”, jungkook sangat tau kalau
vivi sering mengawatirkan orang lain dibanding dirinya sendiri.
“wah ternyata kau benar-benar sesuatu ya vivi-ya,
bukankah kau pacar jimin?, lalu jungkook?, ah... aku lupa si yonggi juga” katanya sambil tersenyum sinis.
“brengsek! diam kau!!!”, jungkook bersiap siap untuk
memukul namjon lagi untungnya vivi segera menahan jungkook sebelum dia berhasil memukul namjon.
“hentikan!, lebih baik kita pergi”, segera
menggandeng nana dan sasa juga menyuruh jungkook pergi agar tak terjadi apa-apa.
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Bruk... bruk... bruk...
Nary terus memukul tiang latihan, yang memang
disediaakan untuk melatih murid-murid yang ingin belajar bela diri.
Nary tetap memikirkan seokjin, dia bahkan yakin
bahwa seokjin tak mungkin melakukan hal serendah itu, apalagi hanya karna cinta.
“hah!!!.... sial... aku bahkan tak tau dimana dia
sekarang”, nary ingin berada di samping seokjin di saat seperti ini, tapi dia
tak tau keberadaannya sekarang.
Pulang sekolah,
Nary berjalan pergi menyusuri tiap lorong sekolah,
ia ingin mencari dimana keberadaan namja yang sangat ia cintai itu, ber jam-jam
tak ada tanda-tanda seokjin, dia juga sudah memastikan bahwa seokjin belum
pulang, baran-barangnya masih berada di kelas.
Nary akhrinya menyerah dan memilih untuk pulang,
tapi sebelum itu ia ingin memastikan hanya satu tempat yang belum dia datangi,
yaitu danau di belakang gudang sekolah,
Hatinya sangat lega melihat seokjin ternyata ada di
situ, walaupun keadaanya sangat kacau, nary memberanikan diri untuk mendekati
seokjin, selama ini ia hanya berani memperhatikannya dari belakang, tapi hari
ini nary ingin berada di sisi seokjin menampung semua kesedihan seokjin.
“sunbae kenapa kau ada di sini?”, seokjin melihat
sekilas nary dengan mata sayunya, diikuti senyum kecil ke arahnya.
“tak ada, aku hanya ingin sendiri, kau sendiri
kenapa kau kesini?”, nary memberanikan diri duduk di samping seokjin, yang
masih memandang kosong ke arah danau.
“biasanya aku kemari untuk melihat danau, rasanya
sangat nyaman disini”, senang sekali rasanya dia bisa mengobrol santai dengan orang
yang selama ini dia cintai.
“benarkah?, kau benar disini sangat nyaman” kata seokjin sambil tersenyum manis, nary
melihat kawatir ke arah seokjin yang masih asyik memandang danau, yang memang
dalam keadaan sepi.
“anu sunbae, tentang kabar itu...”, nary tak sanggup
melanjutkan kata-katanya, dia menyesal mengatakannya, dia kawatir kalau akan
merusak suasana.
“whe?, kau jijik padaku?” seokjin menatap nary dengan
tatapan yang sangat sedih.
“anyeo!!!, mana mungkin aku seperti itu pada
sunbae” jawab nary tegas, melihat nary yang langsung menjawabnya tegas, membuat hati seokjin
sedikit lega, masih ada yang percaya padanya.
“whe?, bukankah kau juga sudah tau-”
“eh... mana mungkin sunbae yang sangat baik
melakukan itu, aku tau sekali sunbae itu namja yang baik, ditambah lagi sunbae
pernah menyelamatkanku”
“jadi kau tetap ingat saat aku menyelamatkanmu ya?”,
hati seokjin rasanya tenang saat bersama nary.
“tentu saja, apa sunbae sudah melupanyanya?”,
“tentu saja tidak, bagaimana aku melupakan gadis
tomboy yang menangis seperti anak kecil ”, seokjin tertawa kecil setelah berhasil
mengejek nary, hati nary sangat senang mengetahui seokjin masih bisa tertawa
karnanya, tapi ekspresinya berubah beberapa ditik kemudian .
“tapi kau harus tau, aku memang namja brengsek yang
memang melakukannya”, nary melongo tak percaya atas apa yang dikatakan seokjin,
rasanya semua yang di kawatirkan nary ternyata benar, dia bahkan tak bisa
berkata apa-apa menelan ludah saja sangat sulit.
“whe?, sekarang kau jijik kan?”, nary berusaha
menepis semua pikirannya saat ini, dan mencoba terus percaya kepada seokjin,
walaupun dia bohoong jika hatinya tidak sakit , tapidia berusaha keras untuk tersenyum.
“anyeo, pasti sunbae punya alasan melakukannya
kan?”, nary menatap seokjin penuh arti, menunggu apa kira-kira yang akan
dikatakan seokjin.
“anyeo, aku melakukannya karna aku sangat
mencintainya, itu saja, egois dan jahat sekali kan?”, nary hanya diam sejenak
memproses setiap kata yang baru saja dikatakan seokjin, hatinya masih tetap tak
percaya, tapi dia baru saja mendengarnya langsung dari mulut seokjin sendiri.
“kenapa diam?, hah..., kau tau? aku sangat senang,
kau yeoja pertama yang masih berfikir positif kepada namja brengsek sepertiku”
air mata seokjin keluar begitu saja, ini pertama kalinya nary melihat sosok kuat
seperti seokjin menangis.
“sunbae....”, walaupun hatinya sangat kecewa, tapi
saat ini, ia hanya ingin berada di sisi seokjin, untuk mendengar semua yang ia
katakan, ditambah lagi dia tak tega melihat seokjin menangis.
“aku ini namja egois, brengsek, dan sangat keras
kepala, dulu aku tak seperti ini, tapi entah mengapa setelah bertemu dengannya aku jadi seperti ini, selama ini aku bisa menahan rasa cintaku padanya tapi
entah kenapa? semakin lama aku jadi semakin egois, aku ingin memilikinya,
padahal aku hanya akan menyakitinya jika melakukannya, dia mencintai orang
lain, bahkan aku tau kalau seperti ini jadinya, dia hanya akan membenciku
selamanya” kata seokjin panjang lebar.
Nary hanya diam seribu bahasa, tak tau yang akan di
ucapkan untuk seokjin, hatinya sangat sakit mengetahu seokjin sangat mencintai
nana sampai seperti ini, tapi dia juga lega bahwa seokjin memang namja yang
baik walaupun sangat nekat, setidaknya dia tau seokjin tak bermaksud
melakukannya.
Nary mendekati seokjin dan memeluknya, sepertinya
seokjin memang sangat membutuhkan kehadiaran nary saat ini, nary ingin
menghangatkan hati seokjin seperti yang pernah dilakukan seokjin kepadanya dulu.
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Vivi pov
Aku menunggu jimin didepan gerbang sekolah, berharap
dia segera muncul, sejak tadi aku tak henti-henti kawatir denganya, sejak
kejadian tadi pagi, aku hanya bertemu dengannya saat jam pelajaran, selain itu
aku tak tau dia ada dimana, itupun dia bahkan tak mau birbicara juga menatapku, sakit sekali rasanya.
“vivi-ya kajja” ternyata itu yonggi oppa, kukira dia jimin.
“hari ini aku sedang menunggu seseorang oppa, kau
dulu saja”, setiap hati memang aku selalu pulang bersama dengan yonggi oppa.
“baiklah, hati-hati, ingat jika ada apa-apa langung
hubungi aku”,
“ara”, yonggi
oppa sudah berjalan meniggalkaku sendiri, keadaan yang ada di sini sangat sepi
terlihat hanya beberapa siswa yang masih berjalan pulang, jimin yang ku
tunggu-tunggu masih belum ada, ku hembuskan nafas beratku, berfikir bagaimana
kelanjutan hubungan ini.
“vivi-ya sedang apa kau disini?” kata seorang yang langsung membuatku kaget.
“aku sedang menunggu jimin”, ternyata jungkook, dia
memang bilang padaku bahwa dia mau pulang terlambat karna ada ekskull basket.
“kenapa kau menunggunya?, lebih baik kau ku antar
pulang kajja!”, jungkook menarik tanganku secara paksa, yang langsung ku tepis,
maafkan aku jungkook tapi aku harus bertemu jimin saat ini, meluruskan hal yang rumit sekarang.
“kau harus mengerti jungkook-ie, aku harus bicara
padanya, tolong berikan aku waktu”, mendengar perkataanku, jungkook hanya
mengangguk dan meninggalakanku tanpa menatapku, walaupun aku tau hatinya pasti
sakit, asal kau tau jungkook, hatiku juga sakit melihatmu seperti ini, tapi
harus bertemu jimin sekarang meluruskan semua ini.
Lama sekali aku menunggu, tapi namja yang aku cari
belum keluar juga, pernah terpikir untuk pulang kerumah, karna aku sudah putus
asa menuggunya, tapi tuhan memang selalu punya rencana, disaat aku bersiap
untuk pulang, namja yang ku tunggu-tunggu baru saja keluar.
Tanpa pikir panjang, aku berlari ke arahnya menghalangi nya,
“vivi-ya, kenapa kau ada disini?, kau belum pulang?”,
dia melihat kawatir kepadaku, jimin aku sangat mencintaimu kau harus tau itu.
“bodoh!, mana mungkin aku bisa pulang, saat
namjachingguku tak mau berbicara padaku bahkan menatap mataku”, air mata yang
susah payah ku tahan akhirnya menetes begitu saja lagi dan lagi,
“hah...., kau ini, sudah ku bilang aku hanya ingin
menenangkan hatiku”, jimin mengusap air mataku dengan sangat lembut,
“aku tau aku ini yeoja bodoh dan egois, tapi bisakah
kau tak menjauhiku, mianhe..., aku juga tak tau apa yang dimau hatiku tapi
tolong berikan aku waktu, changgi-a... ”,
To be contiued
Gimana
menarik kan, nah suflo baru saja memunculkan beberapa tokoh baru nih penonton
setia ff LR, di chapter selanjutnya, suflo pingin lebih fokus kepada masalah
pasangan utama nih, tapi tentu aja dengan bumbuan percintaan tokoh lain, jadi
jangan lewatkan chapter yang selanjutnya ya, dan jangan lupa comennya
Ø Jeon
jungkook
Nama :
Jeon Jungkook
TTL :
Busan, Korea Selatan, 1 september 1999
Umur :
17 th
Tinggi/beratbadan: 178 cm/66 kg
Goldar :
A
Hobby :
basket, menggoda vivi, berkendara dengan mogenya, berlagak sok keren,
mendengarkan musik saat sendirian, main game dll.
Hal yg tdk disukai :
ada yang menggangunya, debu, kotoran, yeoja kecentilan, kotor, orang yang menyakiti
vivi, dan jimin.
Ciri-ciri :
tampan, berambut coklat, tinggi tegap, berhidung mancung, bermata coklat, tubuh
atletis
Motto hidup :
kejarlah yang ingin kau kejar, jangan sampai kau menyesal suatu hari nanti
Ø Park
jimin
Nama :
Park Jimin
TTL :
Busan, Korea Selatan, 13 oktober 1999
Umur :
17 th
Tinggi/beratbadan: 175 cm/61 kg
Goldar :
A
Hobby :
basket, koleksi hal-hal berbau otomotif, tidur, dance, mengoleksi hal-hal aneh,
menyanyi, melihat konser musik dll.
Hal yg tdk disukai :
hantu, cewek sok dewasa, jungkook dan debu.
Ciri-ciri :
tampan, mata sipit, hidung mancung, berkulit putih, kulit halus, mempunyai kaki
dan tangan cukup kecil.
Motto hidup :
jika kau harus kehilangan seseorang yang kau sukai karna dia mencintai orang
lain, maka kau harus benar-benar melepaskanya dengan senyuman.
Komentar
Posting Komentar