FF/ BTS "long road" CHAPTER 3
Ff Bts “ long road” ( 17+)
Chapter 3
Genre:
-
Scool life
-
Romansa
-
Hurt
-
Yadong ( tenang gak
terlalu ada kok)
Main cast : -
Min vivi ( OC )
- Jeon
jungkook (Jungkook) BTS
- Park
jimin (Jimin) BTS
- Min
yonggi (Suga) BTS
- Park
nana (OC)
- Kim
taehyung (V) BTS
Cast: -
Oh sasa (OC)
- Kim
seokjin (Jin) BTS
- So
yuri (OC)
- Kim
namjon (Rapmon) BTS
- Jung
rara ( OC)
- Jo
hoseok (Jhope) BTS
- Oh
nary (OC)
- And
other
Hai
masih bersama suflo cewek cantik, manis dan tidak sombong, kayaknya lho, oke
pembaca ff LR
gak usah sedih karna ff tercinta kalian sudah suflo pos, nah di chapter 3 ini
suflo ingin fokus ke heppy-heppy aja karna kayaknya terlalu banyak derita di
chapter sebelumnya, maklum suflo lagi baperan, nah langsung saja ini dia.
Nana pov
Hari ini benar-benar kacau, aku ingin cepat sampai
rumah dan tidur di kasurku yang epuk dan makan coklat sepuasnya, rasanya pegal semua badanku ini.
“changi-a, mian lama menunggu, ada sedikit
kekacauan”, dia lah yang membuatku menunggu, orang yang menyebalkan, tapi tetat saja dia
sangat tampan, dia segera membukakan pintu mobilnya agar aku bisa masuk.
“gwenchana kajja!, sebentar lagi hujan” kataku sambil masuk ke dalam mobil , kami
selalu pulang bersama, itu yang membuat orang lain iri kepada kami, setiap kali
aku bersama taehyung mereka selalu berpandangan buruk apalagi fans-fans kecentilan taehyung.
“changgi-a malam ini kita diner yuk, sekalian antar
aku ke toko buku ”
“malam ini, emm...”, sebenarnya aku sangat capek
dengan semua pekerjaan osis ditambah lagi banyak hal yang menyebalkan
akhir-ahir ini, tapi bagaimana pun tak mungkin aku menolak saat-saat manis bersamanya?.
“ghere, jemput aku jam 7”, kataku sambil tersenyum manis, dia membalas senyumanku dengan tersenyum lebih manis.
“gomawo changgi-a”,
Kami terus bercemkrama di jalan menuju rumahku, rumahku berada di kompels yang bisa dibilang memang sepi,
dan kebetulan jalan gang di rumahku juga sangat sepi, itu sering membuat taehyung
kawatir, untuklah itu dia selalu mengantarku, maniskan?.
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Author pov
Vivi duduk di pojok halte untuk naik bus pulang sore ini, dia
terus melamun tentang semua masalah yang
menghampirinya bertubi tubi, tak memberikannaya untuk bernafas.
“ya!, bus sudah datang kau tak mau pulang?”, teriakan tiba-tiba yonggi membuat vivi kaget.
“ne”, vivi segera mengikuti yonggi masuk ke bus
yang sudah menunggu, vivi dan yonggi memang merupakan siswa terkaya yang ada di
sekolah, tapi mereka lebih suka naik angkutan umum dari pada mobil pribadinya.
Yonggi melakukannya karna dia tak pernah mau
mengandalkan kekayaan ayahnya menutunya yang kaya itu ayahnya bukan dia, untuk apa dia banggakan?, selain itu dia juga tak pernah sejalan dengan cara
berfikir ayah angkatnya itu, sementara vivi punya alasan yang hampir sama, tapi
dia lebih gak mau membanggakan kekayaan yang bukan miliknya.
Untuk itu mereka selalu berangkat pulang bersama, sudah seperti keluarga,
walaupun mereka sudah punya pacar sekalipun, entah mengapa itulah yang membuat pacar mereka masing-masing cemburu, tapi tentu saja kadang vivi pulang
dengan jimin atau jungkook sahabatnya, karna yoongi punya urusan lain.
“hah....”, vivi menghela nafas berat berharap masalahnya
akan segera selesai.
“whe?" yonggi kelihatan menanggapi helaan nafas
vivi walaupun mengatakannya dengan mata tertutup karna malas, seperti biasanya dia memang sangat pemalas.
“anyeo oppa hanya saja aku sedang capek”, yonggi
segera membuka matanya dan melihat sejenak vivi, dia menghela nafas panjang dan
tampak dia melihat ke cendela bus.
Yonggi tiba-tiba saja menekan tombol berhenti bus,
tentu saja itu membuat vivi melongo kaget, tanpa berkata sedikitpu tanpa aba-aba sedikitpun ia menarik tangan
vivi untuk turun dari bus.
“ya!, oppa yang kau lakukan?”, walaupun vivi bingung
tentang apa yang dilakukan sepupu tirinya saat ini, tapi dia tetap menuruti apa yang
dilakukan yonggi, seakan mengerti kebiasaanya selama ini.
Mereka turun di depan sebuah toko, vivi masih melongo penasara, rasanya ingin sekali tau apa yang ada dipikiran yoongi yang terlihat sangat rumit.
“ada apa oppa?, kenapa kita turun disini?”
Vivi pov
Kenapa dia tiba-tiba oppa inggin turun disini?, apa ada
yang salah? aku benar-benar sulit menebak pikirannya yang rumit itu, sudahlah aku ikuti saja kemaumannya.
“tidak ada apa-apa, aku hanya ingin ke toko ini”jawabnya singkat.
“mwo?”, seperti biasa yonggi oppa benar-benar sulit
ditebak, tampa berkata lagu dia langsung masuk ke toko yang ternyata
merupakan toko alat-alat olah raga, apakah dia inggin beli bola basket lagi?,
aku hanya mengikutinya masuk ke toko itu.
Dia tampak berbincang-bincang dengan pemilik toko,
aku tak begitu paham tentang segala hal yang berbau sport, untuk itu ku
putuskan lihat-lihat sekeliling toko dan meniggalkan yonggi oppa yang masih
berbincang-bincang.
lama aku menunggu, aku terus mengamati setiap barang yang di jual disini, aneh utnukku karna tak begitu mengenal barang-barang ini, tapi aku cupup senang melihat-lihat karna tertata rapi dan unik menurutku, Setelah beberapa menit yonggi opppa akhirnya memanggilku.
“vivi-ya kajja!”, ku turuti perkataanya,
dia membawa dua buah kotak yang cukup besar, yang satu berwarna hitam dan merah muda, sebenarnya apa yang ada didalam sana?.
Kami berjalan keluar toko, aku sangat penasaran
kotak apa yang dibawa yonggi oppa.
“apa itu oppa?”, dia langsung menoleh padaku, dan
melemparkan salah satu kotak, dengan respon cepat ku tangkap, aku mengerutkan keningku bingung.
“buka kotak itu! itu untukmu!”, apa untukku?, jadi
dia membelikan sesuatu untukku?, kenapa dia tiba-tiba sperti ini? rasa penasaran campur senang menyelimuti
hatiku, secepat mungkin ku buka kotak yang ia lembarkan, dan ternyata isinya....,
“whe?, gak suka?”, suaranya membuyarkan lamunanku,
ternyata yang ada di dalamnya adalah sepatu roda, dia membelikanku sepatu roda? aneh sekali....
“kenapa oppa tiba-tiba membelikanku sepatu roda?”,
ya sepatu roda, tak ternah terpikir dia membelikan sesuatu seperti sepatu roda,
tapi kenapa sepatu roda? dia tau sekali aku belum bisa memakainya walaupun dia
sudah sering melatihku, eh tunggu.... soal itu kan...
“bukannya kau inggin bisa memakai sepatu roda sejak
dulu?, pakailah akan ku latih lagi”, dia lalu segera memakai sepatu roda yang
satunya, aku benar-benar tak tau apa yang sedang di pikirkannya.
“tapi oppa, bangaimana kalau aku terus gak bisa
memakainya?”
“terus kau ingin menyerah?, kau terdengar seperti
bukan vivi saja cepat pakai! atau ku kembalikan”, mendengarnya membuatku
sedikit buru-buru, mana mugkin aku membiarkannya mengembalikan hadiah yang baru saja dibelikanya,
lima tahun yang lalu dia juga pernah melatihku memakai sepatu
roda, walaupun dilatihnya aku terus tak bisa selama beberapa hari, ditambah
lagi aku sempat cidera karna kepleset dan kepalaku terbentur batu sampai berdarh,
ditambah lagi aku sempat pingsan dan okname di rumah sakit selama beberapa hari.
“arasso... jangan di kembalikan!, oppa ini selalu saja...,
kau kan sudah memberikannya! menyebalkan!, tapi kenapa tiba-tiba ingin melatihku?”,kataku bertubi-tubi.
“5 tahun yang lalu aku pernah berjanji padamu untuk
melatihmu kan?”, dia memang orang yang paling keras kepala mirip sekali dengan
jungkook, bukankah mereka sangat cocok bersama?, tapi sayangnya mereka tak pernah akur, kucoba memakai sepatu roda
yang dibelikan yonggi oppa dengan cepat.
“kukira oppa sudah melupakannya?, ditambah lagi
kejadian itu...”, mendengarku berbicara dia menatapku .
“oh, kau tau aku benar-banar mengutuk diriku sendiri
karna membuatmu terluka, tapi sekarang sudah bebeda, kau sudah besar, kurasa
itu takkan terjadi lagi”, aku inggat sekali saat kepalaku terbentur, sesaat
sebelum aku pingsan yonggi dengan cepat menopang tubuhku, dan entah itu efek
dari kepalaku terbentur atau bukan, tapi aku sempat melihat yonggi oppa
meneteskan air mata, padahal itu tak mungki.
Beberepa menit kemudian kami berhasil memasangnya di
kaki kami, yonggi oppa berusaha menopangku, kucoba berjalan secara perlahan,
meskipun sangat sulit dan juga ditambah lagi aku masih ingat dengan kejadian mengerikan
itu, tapi tetap saja aku ingin mencobanya.
Tapi anehnya hari ini langkah kakiku terasa sangat ringan,
topangan tangan yonggi oppa benar-benar membantuku, aku selalu saja nyaman jika
bersama yonggi oppa, tak seperti orang lain yang takut jika bersamanya, dia
hanya menunjukan sisi berbedanya hanya kepadaku, dia benar-benar istimewa di hidupku.
Lama kelamaan langkahku mulai setabil, yonggi oppa
mendorongku agar aku berjalan sendiri tanpa di topang, beberapa kali aku sempat terjatuh
dan bangkit lagi, semakin lama semangatku menjadi bertambah, hingga akhirnya
impianku untuk memakai sepatu roda tercapai.
“hu!!...hu!!... ini sangat
menyenangkan”, aku berteriak sekuat kubisa karna sangat menyenangkan, yonggi
oppa memang yang terbaik, aku bahkan lupa tentang semua masalahku.
“lihat dirimu sekarang, apa kau anak
umur 5 tahun?”, hinaan yonggi oppa tak ku pedulikan, disela-sela dia
mengejekku, aku melihat dia tersenyum, berbeda dengan sikap dinginnya, wajahnya
saat ini sangat manis.
-------_-------------_------------- ----------------_-----------_------------
Author pov
Malam hari sagat dingin, apalagi baru saja turun
salju musim dingin, itu membuat semua orang lebih suka tak berpegian keluar
rumah, begitu juga dengan sasa, dia lebih suka malas-malasan tidur di ruang
keluarga dan minum coklat panas.
“onie, kau mau coklat panas?”, sasa baru saja
melihat kakaknya keluar kamar dengan tergesa-gesa.
“enggak, aku buru-buru”, melihat kakaknya oh nary
berlari terburu-buru menggunakan jaket tebal miliknya
.
“mau kemana musim salju begini?, dingin sekali
onie!”, tanya sasa kawatir.
“ada urusan, udahlah gak papa Cuma sebentar”, sasa
sangat kawatir tentang perbuatan kakaknya yang sering pergi tak tau kemana.
Beberapa menit kemudian sasa melanjutkan
aktivitasnya menonton tv kesukaanya, apalagi kalau bukan menonton biasnya yang
ada di tv.
Sampai ada bunyi bel pintu membuyarkan
konsentrasinya, seorang pembantu rumah tanggannya berjalan menunju pintu, untuk
membuka pintu.
“biar aku saja ajuma”, sasa berjalan menuju pintu,
setelah membukanya dia tak henti-henti mengusap kedua matanya, karna tak
percaya yang dia lihat sekarang.
“jaehyun!!!.... kenapa kau ada di sini?”, mata sasa terbelalak, melihat siapa yang berdiri di hadapanya ini, ternyata
yang mengetuk pintu tidak lain adalah jaehyun.
“whe?, tidak boleh?”, dia mencoba mendorong sasa dan
masuk kedalam rumah sasa.
“tentu saja gak boleh, untuk apa kau kemari
malam-malam?”, jaehyun maju beberapa langkah untuk semakin dekat dengan sasa dan
merangkul pundak mungil sasa.
“kenapa tidak boleh?, sekarang kau kan
yeojachingguku, untuk apa aku butuh alasan kemari”, mendengar perkataanya sasa
semakin sebal padanya teringat padanya, awal dari semua ini, saat jaehyun ingin
mereka pacaran.
flasback,
“ayo kita jadian”, pernyataan jaehyun membuat sasa
semakin kaget
“MHO!!!” sasa melongo, dengan wajah yang sangat bodoh saat ini.
“whe?, kau belum punya pacarkan?, lagian kau selalu
di ejek teman-temanmu karna belum punya pacar, apa salahnya?”, perkataan jaehyun ada benarnya,
tapi tetapi saja sasa sangat kaget tentang perkataan jaehyun yang terlalu tiba-tiba,
“meskipun begitu tetap saja, berpacaran
denganmu....”, sasa tak sanggup melanjutkan perkataanya.
“ah... kau takut ku apa-apakan?, tenang saja aku tak
kan menyentuhmu, aku tau siapa yang ku sentuh atau bukan, lagian kau ini anak
baik-baikkan aku gak nafsu memakanmu”, mendengar perkataan jaehyun membuat sasa
sedikit tenang, tapi tentu saja dia tidak percaya begitu saja dengan jaehyun yang terkenal sangat mesum.
“makan?, kau kira aku makanan!, lagian aku masih
belum percaya, sekarang sebutkan alasan kenapa tiba-tiba mengajakku pacaran?”,
pertanyaan sasa membuat jaehyun diam sesaat, entah apa yang dipikirkan jaehyun,
setelah beberapa saat jaehyun diam.
“bagaimana kalau aku bilang aku mencintaimu, apa itu
cukup?”, suara jaehyun yang lembut dan penuh makna membuat sasa diam seribu
bahasa, sasa kira jaehyun hanya main-main saat ini dan sedang menggodanya, tapi apa
sekarang? dia ternyata mencintainya? apa ini serius.
“kau gak bercanda kan?”, sasa memberanikan diri
menatap mata jaehyun yang dari tadi menatapnya intes.
“apa aku terlihat bercanda?, tenang saja aku berbeda
jika bersama orang yan ku cintai”, entah mengapa sasa menjadi sangat gugup,
pipinya memerah, baru kali ini sasa mengalami hal ini, selain kepada taehyung.
“ayolah... tak ada ruginya kok”, sasa terus berfikir
keras tentang apa yang akan dia lakukan.
“baiklah, kita ber...pa...ca...ra...nn” suara sasa
yang gagap karna gugup, mendengarnya jaehyun hanya tersenyum puas, dia tau
sekali, berkali-kali ia ingin sekali mengatakan ini kepada sasa, tapi dia tak
pernah punya kesempatan untuk itu.
flasback and,
Sasa tentu sangat memingat kejadian siang itu,
“ya!, jangan bengong, cepat dandan sana, ku tunggu
10 menit, cepat!”, taehyun mendorong yeoja yang baru saja menjadi kekasihnya itu,
untuk bersiap-siap.
“kenapa harus hari ini sih?, hari ini sangat dingin” kata sasa sambil memasang muka cemberut.
“sudahlah! kan pakek mobil, cepat aku menuggu”,dengan
wajah masih cemberut sasa pergi meninggalkan jaehyun yang menurutnya sangat menyebalkan, tapi entah
mengapa dengan bodohnya sasa menuruti perkataan jaehyun tanpa penolakan.
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Jam didinding rumah nana menunjukan pukul 18.55, dia sudah selesai bersiap siap, karna sebentar
lagi pasti taehyung sampai kerumahnya, 10 menit berlalu tapi taehyung belum
sampai juga, dia tetap menunggunya denga sabar.
“hah...., mana taehyung oppa lama sekali”, memang
Cuma 5 menit tapi bagi nana itu sangat lama, akhirnya penantiannya selesai
suara klakson mobil taehyung
membuatnya bergegas keluar rumah,
seyum nana mengembang melihat siapa yang sudah menunggunya diluar,
Nana yang menggunakan mini dress putih polos dengan
motif bunga berwarna biru, juga tatanan rambut yang dibiarkan terrurai, rambutnya hitamnya yang sangat panjang dan lurrs dan juga
sepatu highlill yang sesuai dengan dandanan anggunnya membuat nana semakin cantik.
“mian changgi-a aku terlambat 5 menit”, taehyung
lalu keluar untuk membukakan pintu mobil untuk nana.
“Cuma 5 menit kok gak usah minta maaf”, nana tau
sekali bahwa kekasihnya ini memang sering tepat waktu jika mengadakan janji
dengannya, nana segera masuk kedalam mobil bmw hitam taehyung, memang hampir
semua yang sekolah yang sekolah taehyung adalah kalangan atas, termasuk mereka.
Sesegera mungkin taehung menjalankan mobilnya,
“changgi-a kau benar-benar cantik hari ini”,
taehyung menoleh dan tersenyum manis ke nana, nana menjawab senyum
manis taehyung dengan senyum yang tak kalah manis, mereka memang pasangan serasi.
“gombal, kau juga hari ini sangat tampan changi-a”, nana
memang dari tadi hanya memperhatikan kekasihnya itu, switer coklat campur putih
dipadukan celana jins hitam, membuat taehyung sangat tampan, benar-banar namja idaman.
“ya kalau kau begitu terus aku akan menciummu! jadi
diam lah! kalau tak mau itu terjadi”, perkataan taehyung yang terdengar seperti
ancaman, membuat nana semakin gemas.
“ya apa-apaan itu?”, nana mendekati taehyung dan
mengecup singkat pipi taehyung, melihat kekasihnya melakukan hal itu taehyung
lantas mengigirkan mobilnya kepinggir jalan dan berhenti.
“ya kenapa berhenti?, kau mau macam-macam tuan
kim?”, suara nana membuat dada taehyung menjadi tambah berdebar.
“kau kan yang inginkan hal ini, sudah ku bilang
jangan menggodaku hari ini, karna hari ini kau sangat cantik nyonya kim”,
taehyung mendekatkan wajahnya ke wajah nana, bibir mereka segera bersentuhan, melewati malam yang indah bersama-sama,
sungguh malam yang manis bagi mereka berdua.
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Vivi pov
Sungguh menyenagkan bersama yonggi oppa tadi, aku
bahkan lupa segala- galanya, sekarang hatiku terasa nyaman enak sekali
berbaring malas di kasur tempat didurku, rumahku memang sepi apalagi setelah
perceraian orang tuaku, aku yang sekarang tinggal bersama ayahku, yang bahkan tak seperti
tinggal bersamanya.
Setiap hari hanya kerja dan kerja, bahkan dalam
seminggu dapat dihitung waktuku bersamanya, tapi aku tak pernah memusingkan itu,
karna aku memang sudah terbiasa tentang hal itu sejak kecil.
Kubuka hpku yang berdering, ternyata pesan dari
jimin
From:jimin
Changgi-a
hari ini aku ada makan malam keluarga, jadi kita malam ini gak jadi makan,
mianhe..., ini sangat mendadak, saranghe....
Ah ternyata gak jadi, menyebalkan sih tapi gak papa,
jimin juga memerlukan waktu dengan
keluarganya, aku tau sekali dia akhir-akhir ini hanya bersamaku lebih baik ku balas
cepat.
From:vivi
Gwenchana
changgi-a, kau makan malam lah bersama keluargamu, sampaikan salamku kepada
eoma, saranghe....
Keluargaku dan keluarga jimin memang sudah dekat
satu sama lain bahkan sebelum kami berpacaran, sebenarnya yang menyetujui hubunganku denagan jimin cuma appaku, eomaku bahkan tak tau tentang hubungan kami, dia bahkan saat ini berada di luar negeri mengurusi bisnisnya.
Aku masih memikirkan perlakuan jungkook tadi siang,
sebenarnya apa yang dipikirkannya?, aku benar-benar kawatir, dia bahkan tak
membalas pesanku, bahkan dia tak ikut pelajaran sampai pulang, kemana dia?.
Saat ku tunggu di gerbang sekolah pun dia tak segera
muncul, aku takut jika dia melakukan hal bodoh.
“hah.... lebih baik aku belajar untuk kuis besok”,
sebelum ku capai bukuku yang ada di meja belajarku , yonggi oppa tiba-tiba
masuk kekamarku dengan santainya.
“ya! oppa, tidak bisakah kau ketuk pintu?, saat
masuk kekamar yeoja?”,yonggi oppa yang datang hanya melihatku malas melanjutkan langkahnya dan duduk di sofa.
“memang ada yeoja di sini?, aku tak melihatnya?,
mana?”, dia menyebalkan, aku yakin dia tak pernah menganggapku seorang yeoja.
“hah.... terserah”, dia segera menyalakan tv yang ada di kamarku, kamarku memang cukup
lengkap dengan banyak fasilitas, yonggi oppa sangat biasa masuk keluar kamarku, karna
memang kami sudah seperti kakak adik, aku juga sangat menyayanginya.
lalu terpikir di otakku untuk bertanya padanya
tentang jungkook, walaupun mereka sering bertengkar tapi kami bertiga sudah
berteman sejak kecil, itu membuat kami saling menyayangi walaupun sampai
sekarang yonggi oppa tetap memanggil jungkook brengsek.
“oppa, kau tau dimana jungkook?”, dia yang sedang
fokus menonoton pertandingan sepak bola menoleh kearahku dengan tatapan dingin.
“jungkook?, whe?, kau bertengkar?, dia berbalik lagi memperhatikan tv.
,
“oh,.... dia bahkan tak menjawab pesanku”, kataku sebal.
“aku tau dimana dia, tapi kalau kau tau pasti kau
akan marah”, apa yang dikatakan yonggi oppa?, marah?, kenapa aku akan marah?,
memang tempat apa itu?, aku benar-benar penasaran tentang apa yang dikatkan
yonggi oppa.
“kenapa harus marah?, mamang tempat apa itu oppa?”,
aku berjalan dan duduk didekat nya, dia yang dari tadi fokus menonton tv
sekarang menatapku sebenarnya aku tau sekali jika saat ini dia tak ingin digangu saat sedang asyik menilhat tv.
“kau yakin tak apa-apa jika ku beri tau?”,
perkataanya semakin membuatku penasaran.
“eh tentu saja, cepat beritahu, aku sangat kawatir
sama keadaanya”,
“baiklah kalau begitu, ikut aku”, seperti biasa dia
selalu menarik tanganku tanpa memberi tahu apapun, tapi tentu saja aku
mengikutinya karna memang aku ingin tau keadaan jungkook.
Beberapa menit kemudian kami mengendarai mobil
ferari milik yonggi oppa, hari semakin malam, pikiranku semakin hanyut dalam
kekawatiran ditambah lagi cuaca sangat dingin.
Sekitar 20 menit kami berhasil sampai kesuatu tempat,
yang membuatku tak bergerak saking soknya.
“oppa, jangan katakan kalau jungkook ada di sini?”,
air mataku sudah ingin keluar karna ternyata tempat yang kami adalah sebuh klub
malam, bagamana mungkin seorang jeon jungkook yang aku kenal, sampai kemari?.
“sudah ku bilang kau akan marah, ayo cepat kita
masuk”, yonggi oppa lalu menarik tanganku, langkah kakiku semakin berat saat
masuk ke tempat itu, keadaan di situ sangat ramai, suaranya juga sangat bising,
ini memang pertama kali aku masuk ke klub malam.
yonggi oppa lalu berhenti ke sebuah rungan, terlihat
seperti ruangan karaoke pribadi.
“apakah jungkook ada di sini oppa?”, mataku sudah
berkaca-kaca hatiku terasa sangat sakit, aku bahkan masih berharap jika yang dikatakan yoongi oppa bohong.
“ohh, kau tunggu disini biar aku yang masuk”, suara
yonggi oppa terlihat sangat sedih ketika melihatku, tapi aku tak kuat lagi
dengan rasa penasaranku, aku yang harus buka sendiri, entah apapun yang ada didalam.
“tidak oppa, biar aku sendiri yang buka” kataku yakin.
“jangan biar aku yang-“, sebelum yonggi oppa
melanjutkan kata-katanya aku sudah membuka pintu itu .
Kakiku terasa lemas, air mata yang susah payah ku
tahan terjun seperti air hujan, aku tak bisa menahan rasa kecewa dan marah
kepadanya, setelah aku melihat apa yang terjadi didalamnya.
“vivi-ya?”
To be contiued
Haduh-haduh gimana ceritanya buat hati berdebarkan?,
suflo yang buat sampai baper sediri loh, sudah suflo bilang kan bahwa ceritanya
akan tambah seru setiap chapternya, dan sekali lagi suflo minta maaf jika ada
yang salah, pada dasarnya suflo Cuma mau menghibur, oke kalau begitu suflo
tunggu comennya J dan jangan luga lanjutin baca yang
chapter selanjutnya, suflo mau kasih biodata cast satu persatu di setiap chapter nih... tunggu ya.....
Ø Min
vivi
Nama :
Min vivi
TTL :
Busan, Korea Selatan, 26 oktober 1999
Umur :
17 th
Tinggi/berat badan: 165 cm/45 kg
Goldar :
B
Hobby :
membaca buku, makan, tidur seharian, boxing, karate, mendengarkan musik, main
gitar dll.
Hal yg tdk disukai :
orang kasar, mesum, orang yang merendahkan orang lain, orang yang sering
memujinya, pare.
Ciri-ciri :
cantik, mungil, berambut coklat panjang lurus sedikit bergelombang, bermata
coklat besar, berhidung lancip, dan bibir kecil.
Motto hidup :
ingin melindungi orang-orang yang ia sayang dengan kekuatanya sediri, jangan
menyerah apapun yang terjadi.
ga sabar nunggu chapter selanjutnya!!
BalasHapustunggu ya
HapusFIGHTING!!!BUAT CHAPTER SELAJUTNYA!!!
BalasHapusoke chapter selanjutnya akn lebih wow
Hapus