FF/BTS “ LONG ROAD ” ( 17+) CHAPTER 2
Ff Bts “ long road” ( 17+)
Chapter 2
Genre:
-
Scool life
-
Romansa
-
Hurt
-
Yadong ( tenang gak
terlalu ada kok, dan yang paling penting gak hot)
Main cast : -
Min vivi ( OC )
- Jeon
jungkook (Jungkook) BTS
- Park
jimin (Jimin) BTS
- Min
yonggi (Suga) BTS
- Park
nana (OC)
- Kim
taehyung (V) BTS
Cast: -
Oh sasa (OC)
- Kim
seokjin (Jin) BTS
- So
yuri (OC)
- Kim
namjon (Rapmon) BTS
- Jung
rara ( OC)
- Jo
hoseok (Jhope) BTS
- Oh
nary (OC)
- And
other
Hai
semuanya ketemu lagi bareng si cantik suflo yang ngangenin banget, cie ela
lebay, oke tanpa basa basi lagi ini dia ff lanjutan minggu lalu, seperti janji
saya ff yang berikutnya akan lebih menarik dan dijamin gak monoton , kayaknya
suflo sudah terlalu bayak basa-basi , ini dia.
Author pov
Ratusan
penonton sangat antusias melihat pertandinagan basket yang akan dimulai
sebentar lagi, selain basket merupakan olah raga yang sedang hits-hitsnya akhir-kahir
ini ditambah lagi pemain yang notabennya tinggi bertubuh atletis dan ganteng
tentunya.
“ kau akan kalah hari ini, pecundang”, kata seorang
pemain basket yang menjadi kapten tim basket sambil menunjukan cembolnya kebawah mengejek.
“bukannya kau yang akan kalah?, bersiap-siaplah menangis...”, kata kapten tim lawan yang menatapnya sinis.
“haha... lucu sekali, inggat taruhan kita?, jangan
sampai ku ingkar janji” sambil mengangkat sudut bibir atasnya.
“tenang saja, aku ini namja yang bisa memegang kata-kata,
lagian aku gak berencana kalah”, kedua namja yang dari tadi terus bertengkar
adalah jungkook dan jimin, mereka memang sudah menjadi rival sejak masuk
sekolah, tentang segala hal apapun entah itu tentang pamor, kegantengan, fans, atau
seseorang yang di cintai.
Wasit meniup pluit menandakan permainan di mulai,
bisa dibilang mereka adalah lawan yang seimbang, kadang jimin yang menang
kadang juga jungkook.
Permainan semakin memanas, teriak dan tepuk tangan
penonoton semakin membuat meriah permainan mereka, mereka memang namja yang
menjadi idaman semua yeoja yang ada di sekolah ini, tak ada satupun yeoja yang tak ingin mempunyai namja seperti mereka.
“changi-a jangan lupa teriak yang keras eoh!”, teriak
taehyung kepada nana yang sedang duduk manis di bangku penonton.
“ara!, jadi menang lah!”, kata-kata nana semakin menambah
semangat taehyung yang memang berada satu tim dengan jimin.
“menurutmu siapa yang menang sasa-ya?”, nana
bertanya penasaran kepada sasa, sementara sasa menoleh malas dan meminum jus yang
dia baru beli.
“tentu saja jimin sunbae”, dengan entengnya dan
polosnya dia berbicara.
“whe?, kukira jungkook juga hebat, mereka kan sering
seimbang" tanya nana penasaran.
“ya, nana onie, emang jungkook sunbae juga hebat
tapi jimin sunbae gak sendiri, ada taehyung sunbae kan? yang berada di tim yang
sama, jadi aku yakin dengan kehebatan taehyung sunbae mereka akan menang”,
rupanya sasa mempunyai alasan lain kenapa dia mendukung jimin, dia sangat yakin
kalau orang yang di cintainya itu bisa menang dengan mudah.
“jungkook kan juga gak sendiri, teman-temannnya juga
sangat hebat, atau mungkin lebih hebat dari taehyung oppa, tapi kau benar... tentu saja aku
berharap tetap taehyung yang menang eh... maksudku jimin”, sasa tersenyum
melihat nana yang bertingkah konyol, nana yang sangat ingin kekasihnya menang.
“tentu..., tapi dimana bintang utamnya sekarang?” sasa
menoleh ke rumunana penonton yang masih bersorak-sorak kegirangan.
“bintang utama? nugu?” tanya nana sedikit memiringkan kepalanya bingung.
“vivi onie, siapa lagi?” jawab sasa malas.
“ah benar, entahlah, disaat seperti ini kenapa dia
gak mendukung mereka berdua, padahal aku yakin mereka pasti ingin vivi menonton”
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Disisi lain vivi sedang bersama dengan yooggi di
depan papan pengumunaman
“apakah kita akan ikut lomba ini lagi oppa?”, vivi
menunjuk poster yang menunjukan lomba mating yang akan terjadi seminggu lagi.
“entahlah, walaupun kita tak ingin, mereka tetap
memaksa kita”, pernyataan yonggi buakan karna alasan , mereka merupakan siswa
dan siswi terpintar di sekolah ini.
itulah mengapa mereka selalu dipaksa untuk
ikut hampir semua lomba yang ada.
“aku mulai benci pada sekolah ini, tapi oppa
bagaimana?” tanya vivi kawatir.
“apanya?” jawab yoongi dingin.
“oppa kan sudah kelas 3 seharusnya tak usah
ikut-ikut seperti ini dan siap-siap kelulusan”.
“sudahlah lagian walaupun, aku menolak mereka malah
memaksa bicara kepada appa ”, mendengar itu vivi sangat sedih, dia selalu ingin yang terbaik untuk sepupunya itu.
“onie-a, vivi onie!”, seorang yeoja memanggilnya dan
kelihatan sangat buru-buru.
“oh.. salsa-ya? Wheghere?”, yeoja yang benama salsa
itu kehabisan nafas saat berlari sehingga memerlukan beberapa saat untuk kembali bicara.
“kau tak melihat pertandingan jungkook sunbae dan
jimin sunbae ?, mereka sedang bertanding!, seru sekali!” teriak salsa.
“ah.... pertandingan basket, eh... ha!!!...., kok mereka gak memberitahuku?,
menyebalkan!, kajja! kita kesana, oppa ayo ikut?”, menoleh ke yonggi.
“untuk apa aku merlihat pertandingan gak penting
itu, lagian mau bagaimanapun permainan basketku yang terbaik”, yonggi tersenyum
sinis dan pergi melangkah pergi.
“arasso, cih dia benar-benar sombong”, yonggi memang
pemain basket terhebat yang ada di sekolah ini, bahkan jika jungkook dan jimin
bersama melawan yonggi, belum tentu mereka bisa menang.
“onie kajja”.
Vivi datang tepat waktu, saat itu mereka mempunyai
skor yang sama, melihat jungkook dan jimin yang sudah sangat kelelahan, membuat
vivi sedikit kawatir .
“ya!, kalian berdua!, kenapa kalian tak memberi
tahuku!”, teriakkan vivi memecah konsentrasi jimin dan jungkook yang sedang berhadapan mendribel bola.
“mianhe, changi-a, kami buru-buru”, kata jimin tersenyum singkat kearah vivi, walau masih dalam keadaan berlari menggiring bola.
“kau tak usah cerewet, pendek! kita sedang
bertarung”,suara jungkook membuat vivi sebal, mereka memang punya panggilan
kesayangan masing-masing, sepertinya bukan panggilan kesayangan tapi panggilan
mengejek.
“apa pendek?, ha!... yang benar saja, dasar kau
jangkung!!”, suara sebal vivi ‘kenapa dia teriak pendek disaat ada bayak orang,
menyebalkan’, umpatan vivi, tapi tentu saja memberikan semangat kepada jungkook
yang tersenyum lebar.
“ya vivi-ya kemana saja?” tanya nana mengagetkan
umpatan vivi.
“mian, aku ada urusan dengan yonggi oppa, bagai mana
keadaannya?” vivi duduk di dekat nana.
“buruk onie, mereka berdua tak mau mengalah”, sasa
mulai berbicara tentang apa yang terjadi, mendengar itu membuat vivi sangat
kawatir.
Karna babak satu berakhir, kedua tim sedang istrirahat
sementara sambil menetukan strategi , melihat kesempatan itu vivi menghampiri
mereka berdua sambil membawa handuk dan botol air mineral.
“changi-a, bagaimana?”, senyum manis jimin
benar-benar membuat hati vivi tenang, sementara itu jungkook hanya diam dan
mencoba meminum air mineral yang sempat di berikan vivi padanya.
“apanya?, pertandingganya?, tapi kenapa kalian
tiba-tiba bertanding” tanya vivi sepontan.
“sudah lah, ini urusan namja, yeoja diam saja, dasar
pendek! ”, suara ketus jungkook membuat vivi sebal, jungkook memang sangat
cemburu melihat vivi hanya mendekati jimin tanpa mempedulikannya.
“ya jungkook, kau kenapa?”, vivi menghampiri
jungkook dengan membawakan handuk untuk mengusap keringat jungkook yang lelah .
Jungkook hanya diam, dia sangat senang kalau vivi
lebih memperhatikannya dari pada jimin, membuatnya tersenyum.
Jimin yang melihat itu hanya bisa diam menahan rasa
cemburu, dia tau, tak mungkin bisa memisahkan jungkook dan kekasihnya itu,
walaupun jimin yang bersetatus pacaran dengan vivi, tapi vivi tetap selalu
memperhatikan jungkook, walaupun dia juga tau kalau vivi juga sangat mencintainya,
untuk itu dia hanya bisa diam.
Vivi mengusap pipi jugnkook dengan lembut, membuat
mereka saling tatap menatap, sungguh pemandangan yang sangat aneh bagi para
penonton, mereka bertanya-tanya kenapa vivi malah mengelap keringat jungkook
bukan jimin yang merupakan kekasihnya?, tentu saja itu membuat fans-fans
jungkook sebal.
“kenapa akhir-akhir ini kau marah marah terus,
jangkung?”, tanya vivi dengan sedikit mengejek.
“anya, lebih baik kau memperhatikan namjachingumu!,
pendek!”, setelah mengatakannya jungkook pergi meninggalkan vivi yang masih
bingung tentang perkataan jungkook mencoba mencerna semua yang dikatakan jungkook.
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Oh nary duduk didekat rak buku perpustakaan, menatap
seorang namja yang kini sedang duduk membaca buku dengan sangat serius.
Nary selalu bermimpi bisa memilikinya, dia cowok
keren, ganteng, populer, dan yang paling penting sangat baik hati, dia adalah
kim seokjin,
pria ini yang sudah membuat nary tak bisa tidur akhir-akhir ini,
teringat padanya kejadian hari itu dimana pertama kalinya dia bertemu seokjin.
Waktu itu sedang mos atau masa orentasi siswa baru,
tak seperti adiknya oh sasa yang sangat polos dan manis, nary bertolak belakang
dengan sasa, dia cenderung tomboy dan tak bisa dandan, penampilannya juga
acak-acakan.
Itu lantas membuat oh nary menjadi sasaran bully
sunbae-sunbaenya, hingga yang paling parah.
flasback,
“ya kau yeoja jadi-jadian?, atau mingkin
kau namja yang memakai rok ?, hhhh”, nary hanya diam melihat perlakuan beberapa
sunbaenya itu.
“whe?, tak punya mulut?, lebih baik kita lepaskan
bajunya, kita lihat apakah namja atau yeoja”, kata seorang sunbae yang langsung
membuat nary naik darah, nary memang sedang sendirian menjalani hukuman karna
dia terlambat.
“ya! sunbae!...mianhe... aku kurang ajar, tapi bukankah
kalian kerterlaluan melakukan ini kepada honbae kalian?, apa kalian tak punya
hati?” nary berusaha untuk menahan amarahnya yang ingin meledak.
“ya?, berani sekali kau bicara seperti itu kepada
sunbaemu!, tadi aku sedikit kasihan tapi sekarang rasa itu sudah hilang, cepat
pegang dia!”, perintah salah satu namja yang ada di situ, mungkin ada namja
sekitar 6 orang, nary yang hanya seorang yeoja mana bisa melawan 6 namja
sendirian.
Para namja itu langsung menangkap nary yang susah
payah menghindar, tapi apa daya walaupun dia yeoja yang tomboy, tapi dia tetap
seorang yeoja, tenaganya tak sebesar mereka, nary benar-benar putus asa, atas
apa yang terjadi.
“ya!, kalian sudah gila, apa yang kalian lakukan?”,
bentak seorang namja yang ternyata dari tadi memperhatikan gerak-gerik mereka,
selain itu terlihat kalau dia adalah seorang ketua osis.
“hah!... ada si pahlawan , mending kita pergi atau di
ceramahi namja sok pahlawan ini!”, mereka pergi meninggalkan nary yang masih
mematung karna shok, namja itu lalu melangkah mendekati nary yang masih diam.
“gwenchana?”, perkataanya lelaki itu membuyarkan
lamunan nary, nary adalah yeoja yang kuat tak sembarangan dia menangis, bahkan
keluarganya termasuk sasa jarang melihatnya menangis, tapi hari itu dia
benar-benar sudah tak tahan atas apa yang terjadi, ingin rasanya dia lari ke
suatu tempat dan tak kembali lagi.
Hingga tak terasa air matanya yang selama ini dia
tahan mengalir dengan tiba-tiba, itu membuat seokjin bingung apa yang harus
dilakukannya.
“ya... gwenchana?, apa sakit sekali?, atau mau ku
antar ke UKS?”, nary menatap sejenak namja itu dan mulai bicara walaupun dengan
isak tangis.
“sebenarnya apa salahku?, aku hanya tak suka memakai
bando, anting, kalung atau gelang, apa itu salah? aku hanya berbeda , kenapa
mereka melakukan ini kepada ku? apa aku sehina itu?” nary benar-benar tak kuat
menahan deritanya selama ini, sehingga entah mengapa hari ini dia ingin
menumpahkan semua yang ada di hatinya.
“mian, aku tak tau apa-apa, tapi... kau tak salah,
menjadi berbeda bukan hal yang salah, mereka yang salah karna iri denganmu,
arasso?”, namja itu lalu maju dan memeluk yeoja itu dengan lembut, lalu
menepuk pundaknya agar berhenti menangis.
Belum ada yang bersikap seperti ini kepada nary, itu
membuat hati nary sangat tenang , itulah mengapa dia nyaman mengatakan kepada
seokjin apa yang ia rasakan, begitulah dia menjadi sangat mencintai seokjin.
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Pertandingan basket berakhir dengan kemenangan tipis jungkook,
itu membuat jimin sangat terpukul, tapi apalah daya jugnkook memang lebih
handal jika tentang permainan basket.
“sudah ku bilang, kau akan kalah hari ini, oh tidak!
lagian kaukan selalu kalah... ” senyum jungkook sinis.
“hah!... terserah, aku hanya kalah hari ini saja..”, senyum
sinis jimin juga benar-benar menyeramkan.
“terserah apa katamu, tapi kau ingat perjanjian kita
kan?” tanya jungkook menyerigai.
“aku ini namja sejati”, jimin lalu pergi menghampiri
vivi, melihat itu jungkook pergi ke arah teman-teman setimnya.
“kau hebat changi-a”, suara vivi membuat rasa sebal
jimin berkurang.
“tapi aku kalah” suara jimin yang terdengar sangat sedih.
“gak penting kalah atau menang di pertandingan yang
pentingkan kesenangan” vivi tersenyum manis.
“hah... kau tak kan mengerti changi-a” menghela
nafas berat.
-------_-------------_------------- ----------------_-----------_------------
Author pov
Bel masuk sebentar lagi berbunyi, tapi ada hal yang
terjadi di luar kelas vivi.
“ya! Jeon jungkook!” suara yang terdengar sangat
marah mengagetkan jungkook, dia tau sekali siapa pemilik suara ini.
“ apa yang kau lakukan?, dia yeoja!” secepat mungkin
vivi menarik tangan jungkook yang masih dalam keadaan menarik paksa seorang yeoja dengan kasar.
“ aku Cuma mau kasih pelajaran pada yeoja jalang ini!!!”,
jungkook benar-benar kelihatan sangat marah.
“Apa? Yang mau dia lakukan?”, bentak vivi
“kau tau sendirikan?, dia yang sembarangan menciumku
tadi pagi!”, seketika vivi menoleh kepada gadis itu, ternyata benar Jung rara
yang sedang di seret jungkook, adalah yeoja yang sudah mencium jungkook di depan bayak
orang.
“au!!!...kau tau ini sakitkan???!!!”, jung rara yang dari
tadi diam sekarang mulai meringis kesakitan memegangi pergelangan tangannya
yang tadi di tarik jungkook.
“ kau!, beraninya kau!, aku sudah memaafkanmu karna
menciumku didepan banyak orang, tapi apa sekarang balasanmu, kau menyebarkan
gosip bahwa kita berpacaran, dan menyebarkan gosip sembarangan tentang vivi?,
kau tau kesalahanmu, yeoja jalang!” bentak jungkook.
Mendengar perkataan jungkook, vivi baru menyadari
betapa sayangnya sahabatnya itu padanya, tapi apakah ini Cuma kasih sayang seorang
sahabat?, atau cinta?.
“jungkook hentikan, na gwenchanayo”, vivi dengan
cepat memegang tangan jungkook yang dari tadi menahan amarah.
“mungkin kau tak apa-apa tapi aku tidak!”, sekali
lagi setelah mendengarnya air mata vivi tak bisa terbendung lagi, butiran demi
butiran membasahi pipi gadis mungil itu.
Melihat itu semua semua krumunan siswa yang
menyaksikan kejadian didepanya, seperti melihat tontonan yang semakin seru,
mereka tau kalau jungkook mempunyai perasaan yang tidak biasa kepada vivi,
hubungan yang lebih dari seorang sahabat, tapi bagaimana dengan jimin?, semua
bertanya-tanya dalam hati, sambil terus menonoton kejadian itu.
Junkook tak dapat menahan kesedihan ketika melihat
gadis yang satu-satunya ia cintai menangis, ingin rasanya memeluknya dan mengatakan
betapa cintanya dia, tapi dia tak bisa, itu hanya menambah beban vivi
saat ini.
“ ya! Vivi kau puas!, kau memiliki segalanya!,
cantik, baik, pintar, kaya, populer, dan dikejar-kejar namja ganteng!, pasti
kau bahagia melihatku seperti ini kan?” bentakan jung rara membuat jungkook
tambah marah.
“ jaga mulutmu!, kau tak tau apa-apa tentang vivi”
suara namja dari balik kerumunan itu, ternyata lelaki itu jimin, dia memang
dari tadi memperhatikan drama yang baru saja dia tonton.
“ hah!... muncul lagi si brengsek!, ya! gak usah
menambah masalah”, ucapan jungkook marah, dan benar-benar membuat jimin geram dia tak
pernah berfikir menambah masalah vivi, dia Cuma tak terima ada yang menghina
kekasihnya sepeti itu.
“ sudahlah, memang benar yang dikatakan rara, aku
memiliki segalanya, tapi pernahkah terpikir olehmu?, kalau aku tak pernah sebahagia
dirimu?”, mendengarnya, semua orang yang ada di situ bungkam seribu bahasa.
Mereka tau yang sudah di lalui vivi selama ini gak
mudah, memiliki segalanya bukan berarti bahagia.
Setelah mengatakannnya vivi berlari pergi dari
kerumunana itu, jungkook nampak berlari ke mengejarnya, jimin yang melihat itu
semua hanya bisa diam, dia tau sekali bahwa di saat seperti ini, dia hanya bisa
mengalah kepada jungkook.
“ denger jung rara, aku gak memukulmu karna kau yeoja,
andai kau namja pasti sudah kuhabisi, jangan pernah macam-macam lagi sama vivi,
atau kau berurusan kepadaku, dan percayalah, aku sangat berbeda ketika
benar-benar marah” setelah mengetakannya jimin berjalan meninggalkan jung rara
yang masih bungkam seribu bahasa.
Kerumunan yang dari tadi mengumpul lama kelamaan
pergi meninggalakan jung rara yang memendam amarah yang sangat besar, dia
merupakan yeoja yang dibilang cukup populer, meski dia tak mau mengakuinya tapi
dia yeoja terpopuler setelah vivi di tingkat ke dua.
Tapi hari ini harga dirinya jatuh benar-benar terinjak-injak,
hanya karna dia mencintai seorang namja yang tak pernah menoleh ke arahnya,
sakit sekali rasanya dia dipermalukan begini oleh orang yang ia cintai.
Vivi pov
Aku hanya ingin pergi dari sini, untuk itu aku lari
tanpa arah, sampai tangan jungkook menarikku ke sebuah gudang belakang sekolah.
“kenapa kau menenangis?” nada suaranya terdengar
parau , setelah itu ku dapati tubuhku di depukakannya.
“ mianhe, ini semua salahku”, kata katanya sangat
lembut membuatku tak berhenti menangis, bukan karna sedih dia sudah bertindak
bodoh, tapi juga karna aku benci pada diriku sendiri karna tak tau harus apa.
“ ini bukan salahmu”, aku mencoba lepas dari
pelukaannya dan menatap sedih ke matanya yang sayu.
“ aku sangat marah saat dia menyebarkan sesuatu yang
buruk tentangmu, aku tak bisa mengendalikan diriku”, hatiku terasa semakin
sesak, ya tuhan apa yang harus aku lakukan, aku sangat mencintainya, tapi
bangainama dengan jimin?,
“ara, aku tau siapa kau, na gwenchanayo, berjanji
saja padaku”, mendengar perkataanku dia yang dari tadi menunduk sekarang berani
menatap mataku.
“apa itu?”, suaranya sangat berbeda dengan jungkook
yang biasanya terlihat kuat dan kasar, dan juga memanggilku pendek, tentunya dia tak sembarangan orang yang
bisa melihatnya seperti ini.
“jangan pernah menyalahkan diri sendiri lagi, dan
jangan memperlakukan yeoja seprti itu oh.., dia memang seperti itu, tapi aku
tau dia hanya ingin kau mencintainya , lagian aku benci kepada orang yang kasar“ aku berkata sambil tersenyum yang terkesan kupaksakan.
Mendengarnya dia memegang pipiku dengan lembut,
wajahnya semakin dekat dengan wajahku, jantungku berdengup sangat kencang,
walaupun kami selama ini dekat tapi dia tak pernah seperti ini.
Wajah kami sangat dekat, tak kusangka bibirnya sudah
menyentuh bibirku, hatiku sangat shok mengetahui apa yang dilakukan , mataku
masih membelalak melihatnya, kenapa ia melakukan ini?, dan yang paling
membuatku bingung kenapa tubuhku terasa tersihir tak bisa bergerak.
Jugkook merarik terugkuk kepalaku untuk semakin
dekat dengannya, dan memperdalam ciummannya, aku bahkan tak bisa mengelak, lama
kelamaan ciumannya yang lembut berubah sedikit kasar, mengetahui itu aku
mencoba melepaskan ciumnanya, dan dia mulai melepasakan ciumannya.
“ya, apa yang kau lakukan”, kataku yang masih
terlihat sok.
Tanpa menjawab pertanyaanku dia pergi begitu saja
tanpa rasa bersalah, itu membuat ku sangat marah, kenapa dia seperti itu, dia
bahkan tak menatap mataku.
-------_-------------_------------- ----------------_-----------_------------
Author pov
Yonggi yang duduk di kelas dengan tenang sambil
membaca buku, seperti biasa, kaget
dengan sesosok yeoja yang duduk di dekatnya.
“changi-a” yeoja itu tersenyum manja kepada yonggi, tapi
yonggi sama sekali tak mengubah ekspresi wajah dinginnya.
“whe?”, dia adalah so yuri orang yang sudah menjadi
kekasih yonggi hampir selama seminggu ini.
“anyio, hanya merindukanmu... habis kau selalu sibuk...”, gadis
yang sangat cantik dan memiliki tubuh yang bagus, semua namja pasti jatuh hati padanya, tapi tidak untuk yonggi meskipun
dia setuju untuk pacaran dengan yuri, tapi tak ada yang berubah, sikapnya
sangat dingin dan terkesan tak seperti sepasang kekasih.
Meskipun begitu yuri sangat mencintainya, menurut
yuri itulah daya tarik yonggi, tak seperti namjachingu yuri yang lain yang
selalu mengutamakannya, dia sangat bebeda, yuri memenag merupakan yeoja cantik
yang populer, setara dengan vivi dan jung rara, tapi sebagai senior kelas tiga
di tak terlalu memusingkan tentang pangkat kepopuleran itu.
“kalau Cuma itu yang kau omongkan, lebih baik kau
pergi, hanya buang-buang waktu”, seperti biasa sangat dingin, yuri bahkan tak
tau apakah yonggi benar-benar mencintainya atau tidak.
“arasso”,wajah yuri tetap tersenyum walaupun
diperlakukan seperti apapun oleh yonggi.
“kau tau, aku dengar tadi vivi-ya punya masalah
dengan jung rara,”, mendengarnya ekspresi yonggi yang dingin berubah menjadi
sangat berbeda, yuri sering sekali cemburu karna perlakuan spesial yoongi
kepada vivi, meskipun ia tau kalau vivi adalah sepupu yoongi.
“mho?, dari mana kau tau?, bagaimana keadaanya?” tanya yoongi kaget.
“ tadi banyak orang yang membicarakan mereka,
sepertinya melibatkan jungkook dan jimin, tapi ku rasa vivi-ya baik-baik saja” kata yuri sedikit malas.
“ kedua brengsek itu selalu menambah masalah” geram yoongi.
“kau tak boleh seperti itu changi-a, aku yakin
mereka menyayangi vivi-ya”, mendengarnya yonggi kembali duduk membaca buku
kembali.
Yuri membuskan nafasnya kesal, dia tak pernah
mendapat perhatian yonggi seikitpun.
-------_-------------_-------------
----------------_-----------_------------
Hari
pun berganti
Jam istirahat tiba dan sasa masih berputar-putar
mencari nana, dia tak tau harus mencari kemana lagi,
Rasa pusingnya menghantarkannya kepada vivi
“vivi onie, kau tau dimana nana onie?”, vivi yang
melihat sasa kebingungan segera mendudukannya di bangkunya .
“hari ini aku sama sekali gak lihat dia, bahkan ia
gak ikut pelajaran pagi ini, mugkin pekerjaanya sebagai sekertaris osis terlalu
banyak”, kata vivi singkat.
“ghere?, sekarang aku harus bagaimana?”
“wheghere sasa-ya? Ada sesuatu yang salah?”, tanya
vivi kawatir
“ah andwe onie, oh iya mana onieku?”,
“nary?, mungkin dia sedang sibuk menjadi penguntit
seokjin sunbae”, pernyataan vivi membuat sasa kesal, dia sangat tau bahwa onie
kandungnya itu benar benar tergila-gila kepada namja yang sekarang menjadi
ketua osis sekolah elit ini.
“selalu saja dia seperti itu...., ya sudah onie aku
pergi” belum sempat ia pergi ada dua namja yang menghalangi jalannya.
“ oh sasa, kenapa kau kemari?”, tanya taehyung,
tentu saja itu membuat jantung sasa berdebar-debar karna senang.
“gak apa-apa sunbae, oh iya sunbae tau dimana nana
onie?” tanya sasa gugub.
“nana?, sepertinya dia sedang ada di ruang osis
dengan si brengsek”, ungkap taehyung malas, dia sangat malas jika membahas tentang
seokjin.
“ah... begitu”
“ya! Sasa-ya kau tambah manis ya, sekarang”, ungkap
seorang namja yang bersama taehyung, dengan senyum sangat menggoda.
“ya park jimin!, bahkan di depanku kau menggoda
orang lain?”, reaksi vivi yang terbakar
cemburu, selalu membuat jimin tertawa gemas, itulah sebab ia sering menggodanya.
“anyio changi-a , meskipun sasa-ya manis, tapi
bagiku kau tak ada yang lebih manis dari dirimu”, pernyataan jimin membuat sasa
mual, dia sangat benci kemesraan mereka berdua, karna memang dia jomlo.(kasihan
dasar jones)
“ya! kalian ini, gak kasihan sama sasa-ya dia sedang jomlo loh”, kata taehyung menggoda
sasa.
“sunbae!, aku tak pernah merasa seperti itu,
sebaiknya aku pergi”,ia pergi secepat mugkin dengan wajah cemberut.
“ara, hati-hati”, kata vivi dari kejauhan
“bukankah dia sangat manis”, kata taehyung tersenyum
pada sasa yang sudah meninggalkan kelas.
Sasa pov
Benar-benar memalukan, diperlakukan seperti ini
karna jomblo, aku harus cepat cepat punya pacar, siapa saja boleh.
Langkahku semakin cepat setelah melihat ruang osis,
‘oh bukannya itu nana onie dan seokjin sunbae, benar
kata taehyung sunbae mereka sedang bersama’, ku coba mendekati mereka yang
kelihatanya sedang bicara serius.
Tapi apa yang aku lihat ini? mereka berdua
berciuman? Nana onie dan seokjin sunbae? astaga! Tak kukira nana onie seperti
ini, lalu bagaimana dengan taehyung sunbae?.
‘Akan ku hampiri mereka’, itu yang ku mantapkan di
hatiku , aku berjalan cepat untuk kesana sampai ada yang menghadang dan menarik
tanganku lagi.
“ya jaehyun-ni, kenapa kau menarikku lagi?” kataku sebal.
“ya kau tidak sedang lihat mereka sidang sibuk?”,
sibuk apa yang dimaksud lelaki mesum ini.
“sibuk?, ya! Kau tau kan nana onie pacar taehyung
sunbae?” ku coba menghindar dari orang yang berbahaya ini.
“ara, tak ada di sekolah ini yang gak tau, kau
lihatkan mereka punya urusan masing-masing, dan kau mau mencampuri urusan
mereka?”, perkataan si mesum ini ada benarnya, mungkin yang ku lihat tak
seperti yang terjadi, tapi bagimana mungkin mereka berciuman? di ruang osis?.
“lalu apa yang harus ku lakukan?, aku kasihan kepada
taehyung sunbae” kataku sedih.
“apa kau menyukainya?”,perkataanya mebuatku
bertanya-tanya bagaimana dia bisa tau?, apa itu terlalu jelas?.
“an..anya!”, kenapa ini? kenapa wajahku memerah?
“ah jadi benar ya?, pasti selama ini sakit melihat
mereka berdua?”, sial di benar benar tau, lebih baik aku lari, secepat mungkin
kakiku bergerak tapi sebelum aku berlari dia sudah menarik tanganku.
“mau kemana?, kau sungguh manis jika sedang malu”,
ih pergi sana mesum sialan.
“ya!, aku peringatkan jangan mengganguku atau-”
“atau apa? Kau ingin menciumku? Kau ingin kita
seperti mereka?”, perkataanya sukses membuat wajahku merah.
“ begini saja bagimana aku kasih solusi sekaligus
penawaran atas masalah ini?”
“ apa sih maksudmu?”, apa yang sedang ia
coba katakan? aku memutar bola mataku malas.
“kita jadian, gimana?”
“MHO!!!???....”
To be continued
Hai
hai para pembaca ff LR (long
road), gimana ceritanya, baguskanJ, semakin lama ffnya jadi sulit
untuk dibuat, suflo jadi semakin pusing, tapi tenang semua suflo adalah yeoja
yang pantang menyerah, jadi tunggu minggu berikutnya ya, saya jamin lagi
semakin seru dan nagihin.
Komentar
Posting Komentar